Tidak setiap punya bayi ada orang lain di rumah yang bisa menjaga bayi saya saat saya harus melakukan hal tertentu, shalat misalnya. Makanya saya harus kreatif menyiasatinya.
Saat bayi saya masih sangat kecil (dibawah 3 bulan), saya biasa shalat di dekat dia agar dia melihat saya selama saya melakukan shalat. Yah, dia saya taruh di sebelah saya persis. Saya berharap, dia melihat dan mengikuti kegiatan saya tersebut dengan mata dan hatinya. Yakin aja!
Apabila dia menangis dan tidak mau ditaruh, saya shalat sambil menggendong dia. Biasanya sih, dia akan sangat menikmati dan terkadang sampai tergelak-gelak. Entah apa yang membuat dia tertawa seperti itu. Mungkin dia merasa mamanya lucu, mungkin dia senang seperti naik ayunan, atau dia senang karena ikut shalat. Wallahu alam.
Sejak dia bisa duduk (6-7 bulan), dia akan mengikuti gerakan saya shalat. Seperti bersedekap, mulut komat kamit, dan.........sujud! ya, seperti bayi cantik saya sekarang (11 bln) setiap saya shalat diapun shalat. Takbiratul ihram, sujud, berdo’a (menengadahkan dua tangan dan mengusap mukanya). Kemudian dia akan mencium tangan saya, papanya, dan mas-masnya jika mereka ada.
Nah, nggak ada alasan nggak shalat karena nggak ada yang “pegang” bayi kita kan? Ternyata malah membuat baby cepat belajar shalat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar