Halaman

Selasa, 21 Juni 2016

PUASA RAMADHAN.....SELALU PRINCESS RINDUKAN

Ramadhan kali ini adalah Ramadhan ketiga, dimana princessku berpuasa penuh layaknya orang yang sudah wajib berpuasa meski baginya sebenarnya belumlah menjadi kewajiban karena dia belum baligh. Eh....wajib belum sih? Entahlah.....kalo sepemahamanku sih belum. Logikanya kewajiban baru dikenakan pada orang yang sudah bertanggungjawab secara hukum, dalam hal ini hukum Islam tentunya. Kan biasanya segala kewajiban baru muncul saat anak akil baligh. IMHO. Kalau salah ya mohon para pakar agama Islam mengkoreksi sekaligus sebagai masukan dan pembelajaran bagiku yang masih "hijau". 

Ya, untuk Ramadhan kali ini sudah 15 hari si cantikku puasa penuh selayaknya orang yang wajib berpuasa. Kemarin saat masnya yang kost pulang bertanya padanya; Dek.....puasanya pernah batal gak? Belum donk mas....jawab princess bangga. Beneran? Masnya nggodain. Iiiiih......mas ini deh, tanya Mama itu!! Mama yang sering nanya apa adek mau buka siang hari kalo lihat adek lemes dan haus. Tapi adek donk bertahan, adek kan kuat. Sombongnya untung hanya ke mas2nya dia tunjukin. Hihihi......dasar lucu.Iya dek bener banget, iiih Mama emang payah masa kita malah ditawari buka ya dek? Mas waktu kecil juga gitu deh dek, mama bukannya maksa kita puasa penuh tapi nawari buka. Palingan pas kita bener-bener mau nyerah mama motivasi kita biar kuat, ayoooo.....kita hitung sudah berapa lama puasa dan berapa lama lagi buka. Sayang gak tuh puasa yang sudah 10 jam? Tinggal 3 jamlagi lho..... Memang belum wajib sih, tapi justru ituuuu logikanya kalau kita melakukan yang belum wajib dengan baik tentu akan mendapat hadiah lebih. Gitu kan dek? Masnya ngetes apakah pola yang sama juga diterapkan ke adek cantiknya oleh mamanya, sama seperti saat dia masih kecil. Waduuuuuh.......pakai konfirmasi segala nih mereka, gaswat!!! Ya Allah mas......beneeerrrrrr.....hahaha......mas dulu juga gitu? Princess terbelalak lucu.

"Mama kenapa sering nawari kami buka?" Duh......mereka menginterogasiku sekarang. Hahaha...... Iya sayang, bagi mama kejujuran kalian lebih penting. Daripada kalian bohong, diam-diam minum atau makan karena tidak kuat, ya lebih baik mama tawarkan. Karena toh kalian memang saat itu belum wajib puasa, baru latihan.

"Lalu mama ingat gak sejak kecil banget mama selalu bilang kami itu puasa, meski sebenarnya di tengah jalan buka? Padahal kata guruku waktu TK dan SD kalau yang tengah jalan buka itu ya bukan puasa sesungguhnya. Ingat gak dulu aku ngaku puasa lalu dibully teman-teman karena sebenarnya aku siang buka lalu lanjut puasa?" Hm.......pertama mama minta maaf (lagi) atas kejadian yang lalu saat mas masih kecil. Tapi setelah mama jelasin kalian gak khawatir dibully lagi kan? Seperti yang dulu mama jelasin, kalian memang puasa kok sejak kecil. Puasa penuh!! Ingat kan bagaimana kalian begitu PD dan bangga dengan pengakuan mama itu dan kalian tidak begitu peduli dengan label apapun yang diberikan orang di luaran? 

Demikianlah saudara-saudara.......obrolan puasaku dengan berlian-berlianku. Mau tahu mengapa aku selalu mengatakan selalu memberi pengakuan dan penghargaan bahwa mereka puasa penuh meski tetap makan minum saat kecil?

Gini nih argumentasiku mengapa aku memberi pengakuan bahwa berlian-berlianku sudah PUASA bahkan sejak masih piyik imprit kecil lucu menggemaskan, meski mereka masih makan dan minum di saat-saat seharusnya berpuasa.
  • Mereka belum wajib puasa. Oleh karenanya, aku mendidik mereka untuk menyukai, mencintai, menikmati puasa dengan cara sebagai berikut:
  • Saat mereka masih kecil banget usia 1-2 tahun, puasanya mereka adalah tidak makan dan minum di depan umum. Jadi setiap haus atau lapar maka mereka akan ngumpet jika makan atau minum. Dan sebuah kebanggaan bagi mereka bahwa aku selalu mengapresiasi mereka sebagai sudah BERPUASA. Kecil banget Dew??? Iyaaaa.....mereka usia setahun kan sudah ceriwis, jadi sudah biasa kuajak bicara dan berlogika sederhana sesuai usia mereka yang imut lucu pinter itu.
  • Usia 3-4 tahun, puasanya mereka adalah sahur saat mereka bangun, jam berapapun mereka bangun. Bisa jam 4 bareng kami sahur, bisa jam 5,6,7, pokoknya bangun tidur ya sahur dulu. Kemudian mereka menahan haus dan lapar sedapatnya. Bisa jam 9 atau 10 gitu mereka berbuka pertama, biasanya minum susu dan makan snack. Lalu jam makan siang berbuka dengan makanan lengkap, jam 3-4 berbuka lagi dengan minum susu dan snack, daaaaan.......Magrib adalah saat-saat menggembirakan bagi mereka karena mereka akan kegirangan menyambut waktu buka seolah yang paling lapar dan haus sedunia. Hahahaha..........Tak lupa kami berdua akan mengapresiasi mereka sebagai yang sudah BERPUASA.
  • Usia 5-6 tahun, mereka mulai memilih berbuka di siang hari kemudian lanjut puasa sampai magrib. Kadang-kadang mereka puasa sampai Magrib. Sekuat mereka saja. Nah..... di tengah-tengah mereka akan aku motivasi untuk bertahan, atau aku ijinkan berbuka jika tidak kuat. Alhamdulillah mereka sih biasanya bertahan. Dan kembali.....Magrib adalah saat-saat menggembirakan bagi mereka karena mereka akan kegirangan menyambut waktu buka seolah yang paling lapar dan haus sedunia. Celoteh kebanggaan selalu menghiasi saat-saat mereka berbuka. Hahahaha..........karena kami berdua akan mengapresiasi mereka sebagai yang sudah BERPUASA.
  • Mulai usia 7 tahun, tanpa diminta, tanpa dipaksa, tanpa diharuskan, mereka semua Alhamdulillah sudah puasa layaknya orang berpuasa. Full sebulan penuh. Masih dengan kegembiraan yang sama. Masih dengan tawaran yang sama jika tidak kuat silahkan berbuka. Tidak pernah sekalipun kami mengiming-imingi mereka dengan hadiah. Meski tidak jarang kami memberi hadiah di akhir Ramadhan, tetapi itu adalah rasa syukur kami, apresiasi yang kami berikan, bukan janji, bukan iming-iming yang kami sampaikan sebelumnya jika mereka berpuasa penuh. 
Begitulah puasanya berlian-berlianku. Tanpa paksaan tanpa iming-iming hadiah uang atau lainnya.  Mengapa kami selalu memberi pengakuan  BERPUASA meski sebenarnya tetap makan dan minum di siang hari? Iya memang mereka berpuasa, bukan? Mereka tidak makan dan minum di depan umum saat usia 1-2 tahun, itu adalah puasanya anak usia itu. Mereka belajar menahan diri, menahan nafsu, menghargai orang lain, menikmati bulan suci, merasakan indahnya Ramadhan seperti orang dewasa dengan cara dan sesuai kemampuan mereka. Demikian juga usia-usia selanjutnya, itu semua adalah puasanya mereka, puasanya usia mereka. Yang kedua, berlianku biasa jujur, tidak ngumpet-ngumpet buka tetapi ngaku puasa karena takut atau malu. 

Apakah lalu aku merusak arti puasa? Ah....jangan lebay deh. Tentu tidak. Ya tapi jika setelah aku jelaskan masih ada yang menilai aku seperti itu, monggo saja, silahkan saja. mungkin itu karena aku yang masih lemah pemahamannya. Alhamdulillah caraku itu sangat efektif. Berlian-berlianku selalu menanti bulan Ramadhan dengan senang dan penuh harapan. Puasa bagi mereka bukanlah beban. Bahkan setelah jauh dari kami pun si ganteng itu masih berpuasa sunah di waktu musim panas, puasa nyaris 20 jam. Sunah pula. Kalau wajib sih sudah pasti. Dia tidak pernah mengeluhkan lamanya berpuasa saat musim panas. Seringkali mamanya yang lebay!!! Padahal anaknya enjoy aja......gak berasa kok ma, gitu selalu jawabnya jika aku tanyakan. Mamanya......Payah! Hahhaa.......

Dan sampai sekarang, bulan Ramadhan, puasa Ramadhan, selalu ditunggu-tunggu kehadirannya oleh princessku, selalu dirindukan, selalu disambut hangat penuh suka cita. Nikmat mana lagi yang hendak aku dustakan?