Halaman

Selasa, 21 Februari 2012

Berlianku Dilarang Ke Masjid??

Beberapa hari lalu mendengar teman yang mengatakan; "Alhamdulillah.....di masjid dekat rumah saya banyak jama'ah anak-anaknya shalat tertib dan rapi, tidak rame, tidak bersuara, tidak bermain, tidak berlarian."

Hmm.......aku hanya tersenyum heran. Anak-anak? Banyak? Tidak rame? Tidak berlarian? Tidak bermain? Shalat tertib dan rapi? Kelihatannya menyenangkan ya? Mengagumkan? Sempurna?

Kalau menurutku sih, tidak normal, aneh, dan menimbulkan tanda tanya besar bagiku, karena dunia anak adalah bermain. Tidak peduli di manapun, dalam kondisi apapun, bahkan saat terjadi bencana besar, bagi mereka tidak ada yang lebih penting dan mengasyikkan selain bermain. Apalagi jika mereka berbanyak. Jadi kalau mereka bersikap seperti itu malah aku kasihan. Dimana keriangan mereka? Kebandelan iseng mereka? Anak2 itu.......party di mana aja, kapan aja, sama siapa aja.......... &lt:-P party .

Jadi ingat berlian gantengku yang ketiga waktu usianya 2 tahun. Seperi biasa sejak usia setahun, sejak bisa jalan  (11 bulan), sudah diajak shalat ke masjid oleh ayahnya. Jika subuh, tentu saja dia tenang karena masih ngantuk, bahkan pulang pergi masih digendong, dan tidak ada teman sebayanya. Jama'ah kecilnya hanya dia dan dua masnya.Kadang di masjid dia hanya meneruskan tidur, hahaha.......

Nah.....jika waktu shalat selain subuh maka ada anak lain yang ikut juga. Ahaaayy.........si kecilku meski sudah duduk di shaf depan dekat ayahnya, dia akan menengok ke belakang jika mendengar keributan teman sebayanya. Lalu..................tergoda! Pelan-pelan dia beringsut menjauhi ayahnya, kemudian........... dia sudah melesat berlarian dengan teman-temannya. Namun dia tidak ribut bersuara karena dia tahu tidak boleh mengganggu yang sedang shalat. Saat tahiyat akhir, dia segera kembali ke sebelah ayahnya, duduk manis, tahiyat, dan ikut salam dan do'a seolah tidak terjadi apa2....

Hahaha...............ayahnya hanya tersenyum melihat keringat bercucuran di badan dempal kecil itu sambil mengusap kepalanya saat si kecil mencium tangan. Mas-masnya tersenyum maklum juga saat adiknya mencium tangan mereka karena mereka pun masih sering tergoda mengikuti keriangan adiknya itu.

Suatu hari aku mendengar kabar burung yang mengatakan kalau akan ada peraturan baru bahwa anak-anak akan dilarang shalat berjama'ah di masjid karena mengganggu, ribut, rame, dan berlarian. O M G......sebagai penyumbang terbesar jama'ah anak-anak (anakku tiga bo' yg rutin jama'ah) maka akupun tersungging. Tanduk langsung keluar. Grrggghhhhhh.................apa sih mau mereka? Huh! Awas aja! Batinku mengancam. Hohoho..................keluar sifat dasar emak2 yg anaknya diganggu. Galaks!!!!!

Kupasang telinga baik-baik, menunggu saat yang tepat. Ahaaa.............mereka akan rapat ta'mir. Segera aku datang ke masjid saat mereka rapat. Untung pacarku bukanlah ta'mir, sehingga tidak ada conflict of interest jika aku memporakporandakan rapat mereka. *lebay*

"Assalamu'alaikum..................." salamku takzim dan sopan.
"Maaf Bapak2 semua yang insya Allah shaleh, mohon ijin menyampaikan pendapat. Saya dengar akan ada larangan anak-anak ikut shalat berjama'ah di masjid ini ya? Sebagai ibu yang anak-anaknya selalu shalat berjama'ah di sini, sebelumnya saya minta ma'af jika anak-anak saya selama ini mengganggu kekusyu'an Bapak semua. Namun, saya sedih jika anak-anak saya dilarang shalat di sini. Karena bagi saya dan suami saya, membawa mereka ke masjid adalah cara kami membuat mereka cinta masjid, suka datang dan shalat berjama'ah. Jika Bapak2 hendak melarangnya, saya keberatan. Silahkan ditegur baik-baik jika mereka ribut, tapi jangan dilarang. Dan saya hanya ingin bertanya; Andai gara2 larangan Bapak2 itu membuat anak-anak menjadi tidak mengenal masjid, atau bahkan tidak suka ke masjid, ekstrimnya benci masjid, apakah Bapak semua berani menanggung dosanya? Lagipula, setahu saya sih anak-anak saya lebih rajin shalat berjama'ah di masjid ini dibanding beberapa Bapak yang ada di sini yang hendak melarangnya. Gitu saja Bapak, maaf mengganggu rapatnya. Maafkan saya juga jika ada salah kata.Terima kasih banyak."

Aku memberondongkan semua pendapatku dengan penuh perasaan, sedikit intimidatif, dan tanpa memberi mereka peluang menjawabnya. Memang tujuanku hanya menyampaikan, sedikit menyentil, dan aku tidak mau berdebat sama sekali. Kasihan kalau mereka kalah. Hahaha.............narcistnya kumat! Aku hanya ingin mereka menggunakan cara pandang lain, cara pandangku. Hehehe...........maksa!

Alhamdulillah.............akhirnya larangan itu tidak pernah dikeluarkan. Mereka hanya tersenyum sambil mengelus kepala berlian gantengku, yang memang rajin mencium tangan semua jama'ah sepuh setiap selesai shalat. Meski mereka melihat cucuran keringatnya setelah berlarian, tidak ada larangan yang dikeluarkan. Justru berlianku menjadi idola bapak2 itu, terbukti jika ayahnya tidak di rumah malah bapak2 itu ngajak mereka barengan ke masjidnya. Senangnyaaaaa.........

Sekarang............mereka senyum mahfum kalau melihat Princess kecilku ikut ke masjid bahkan saat shalat Jum'at sebagai satu2nya jama'ah cantik di sana. Jangan2 mereka mbatin; "Awas, jangan diganggu. Emaknya kecil tapi galak!" Hahaha..................

Aku juga melihat mulai banyak orangtua yang mengajak anak2 mereka shalat ke masjid. Katanya sih, mereka lihat anak2 kami yang Alhamdulillah memang baik2 sampai sekarang sdh ABG. Jadi mereka niru cara kami mendidik anak2. Huhuiyyyy.................ehem.......................jadi Ge Er deh. *hayooo......dilarang besar kepala*

Jumat, 10 Februari 2012

Gak Perlu Dengerin Khotbah Jum'at

by: Dewi
Shalat berjama'ah di masjid sudah menjadi kebiasaan berlian-berlianku, termasuk shalat Jum'at. Bahkan Princess kecil pun tidak mau ketinggalan ikut mas-masnya memakmurkan masjid jika mas-masnya sedang libur, baik shalat lima waktu maupun shalat Jum'at. Hahaha........dia selalu antusias dan maksa ikut, sementara mas-masnya menikmati saja mengajak si kecil cantik adik mereka itu. Hm.m....aku teringat tingkah mereka saat kecil, pendapat polos mereka, kejelian analisa mereka, sekaligus ide-ide bandel lucunya. Ini percakapan kami saat berlian keduaku masih SD.

"Ma, aku boleh nggak datengnya setelah mau shalat dimualai?" tanya berlianku yang hendak berangkat Jum'at waktu itu.

"Maksudnya?" tanyaku keheranan dengan ketumbenannya itu. 

"Ya.....nanti setelah khotbah selesai aja berangkatnya." jawabnya kalem.

" Lho.....kan mendengarkan khotbah itu termasuk rukunnya shalat Jum'at mas." masih keheranan aku dengan tingkah anehnya.

"Iya.....aku tahu. Tapi aku merasa nggak perlu lagi dengerin khotbahnya." yakin sekali dia menjawab.

"Kok??? Bagaimana sayang mama bisa merasa begitu? Jangan sombong donk cinta................." kesel juga aku dibuatnya. Tapi tetep penasaran. Biasanya dia rajin sekali datang awal karena mencari lokasi duduk ternyaman di masjid. Hahaha......dia sejak kecil selalu mau di shaf pertama atau kedua. VVIP katanya.

"Bukan sombong ma......masalahnya isi khotbahnya itu-itu aja. Aku sudah tahu yang diomongin itu soalnya aku sudah pernah, beberapa kali, bahkan ada yang sudah sering aku denger." dia menjelaskan dengan serius.

"Ya meski kayak gitu, tetep aja harus didengarkan. Namanya juga rukun, berarti kan satu kesatuan dengan shalat Jum'atnya." hehehe.........aku maklum namun tetep ngotot.

"Iya ma.....aku dengerin makanya tahu isinya itu-itu aja." dia gak mau kalah.
"Tapi mas, memang mas sering dengar isi khotbah itu dari mana? Kok sering? Emang guru di sekolah suka nasihatin sampai kayak khotbah gitu?" aku tetep curious.
"Gak sih, guru di sekolah sih biasa aja. Datar-datar aja yang mereka tahu. Kalau yang biasa aku denger tuh jauh lebih lengkap malah dibanding dari guru atau khotbah Jum'at. Makanya aku sudah tahu semua isi khotbah." 
Hmmm...........aku kok makin ingin tahu.

"Emang mas tahu dari siapa? Yang nasihatin atau ngasih tahu melebihi khotbah Jum'at siapa?" gemeeeeessss ingin tahu.

"Lho.........kan dari Mama. Tadi ada khotbahnya tentang bla...bla...bla......(dia ceritain isi khotbah). Kan aku sudah tahu itu semua dari mama." santai banget dia jawabnya.

Gubraaaaaggggg...........................tuing.....tuing.......masa iya sih?

"Mama terlalu cerewet ya? Ngebosenin?" H2C alias harap2 cemas aku menunggu reaksinya sambil siap-siap introspeksi diri.

"Gak cerewet sih, gak bosen juga. Orang mama bener kok yang diomongin. Malah kalo mama yang bilangin enak, gak kayak khotbah soalnya kadang mama bikin cerita seru. Mama itu jago banget tahu segalanya."

Cleeeeeessssssssssssss adem rasanya, lalu terbaaaaaaaang.................segera kupeluk tubuh dempal ltem ledisnya itu penuh haru dan bahagia. 
Sekarang dia sudah SMA, masih tetep rajin datang awal shalat Jum'atnya untuk mendapatkan tempat yang dia bilang VVIP dan masih sering cerita isi khotbahnya yang sudah pernah dia denger dari mama. Meski mama bukan lagi yang tahu segalanya. Banyak hal yang dia sudah lebih jago dari mamanya. Dan pasti dia juga sudah tahu kalau banyak orang lain yang jauh lebih jago dari mamanya.

Semoga dia makin bersinar menerangi sekitarnya. Diamemang berlian!