Halaman

Jumat, 28 Desember 2007

LOE GUE

Saat anak-anakku sekolah di sekolah Dasar Islam terpadu, mereka bilang kalau dilarang bicara loe dan gue oleh guru-guru mereka (istilah mereka, NO LG!). Aku bingung mencari kata yang tepat untuk memberi penjelasan kepada mereka tanpa membuat mereka meremehkan gurunya yang menurutku salah.

Ya, menurutku salah! Karena loe dan gue (setahuku) adalah bahasa betawi yang berarti kamu dan saya dalam Bahasa Indonesia, anta dan ana dalam Bahasa Arab, you dan me dalam Bahasa Inggris, je dan tu dalam bahasa Perancis, dsb.

Lalu, mengapa dilarang? Apa karena harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar?
Hmm.....tapi aku mendengar sendiri bahwa saat berbicara antar guru, banyak yang menggunakan kata ana dan anta/ente. Bukankah itu juga bukan Bahasa Indonesia yang baik dan benar? Lalu karena apa donk? Lha kok melarang anak-anak berbahasa Betawi tetapi guru-gurunya berbahasa Arab? Lho?? Apa karena bahasa Arab mereka pikir lebih bagus? Atau lebih Islami? Lha memang bahasa Betawi gak Islami? Apa yang serba Arab berarti lebih Islami? Siapa bilang? Hmm..... PR lagi deh.

“Sayang, sebenarnya menggunakan LOE dan GUE itu tidak apa-apa asal memakainya di saat dan tempat yang benar, jadi tidak melanggar norma kesopanan. Karena itu Bahasa Betawi, salah satu Bahasa daerah yang harus kita lestarikan. Sama seperti Bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bugis, dll.”

“Trus kenapa guru melarang Ma, malah ada yang sampai kena sanksi lho.”

“O, mungkin memakainya aja yang tidak benar, jadi nggak sopan.”

Aku mencoba memberi pengarahan tanpa merendahkan atau menyalahkan guru-gurunya, karena aku tidak ingin menjatuhkan integritas mereka. Bagaimana mungkin anak-anak bisa belajar kepada orang yang tidak mempunyai integritas lagi di depan mereka? Tetapi aku juga tidak mau anak-anakku mendapatkan pemahaman yang salah. Ya....mereka (para guru), menurutku hanya tidak paham dan ikut2an saja. Hei.....guru bukan malaikat yang tidak punya salah. Mereka juga sangat mungkin kut-ikutan tanpa mengetahui mengapanya, filosofinya. Juga tidak menanyakan kenapa tidak boleh? Kenapa melarang?

Oohhh.......... aku sangat prihatin dengan pendidikan yang salah kaprah begini. Memang sering pemakaian LOE GUE terdengar tidak sopan. Tetapi itu mungkin hanya karena nada bicara atau logatnya saja. Namun, intinya tidak ada bahasa daerah yang “DILARANG” dalam agama Islam. Islam itu universal, jangankan bahasa daerah, bahasa manapun diterima dengan baik dalam Islam. Yang penting esensinya tidak meyalahi ajaran Islam.

So, jangan suka melebih-lebihkan sesuatu yang sebenarnya bukan masalah yang pening dan mengurangi yang justru penting!!! Apalagi dalam agama.

Tidak ada komentar: