Halaman

Selasa, 18 Juni 2013

SBMPTN

Pagi ini aku anterin berlian ganteng ujian sbmptn. Iih....entah salah gak aku sebut namanya apaan sih gonta ganti mulu. Pokoke sipenmaru lah kalo jaman aku dulu. Hehehe.....maklum, dia gak lolos jalur undangan. Memang sih ini di luar prediksi dia. Dia gak rencana ikutan sbmptn. Meski dia tuh santaiiinya poll, sibuk main band, taekwondo maupun futsal, tetep stil yakin lolos jalur undangan dengan pilihan falultas n univ favorit. Dasar! Tadinya dia gak minat ikutan sbmptn karena dia nunggu ujian beasiswa Jepang yg mana syarat adm sdh masuk dan juga sedang program pendalaman bhs Perancisnya krn ada tawaran persamaan/egaliter dimana dia berhak kuliah di Perancis dg biaya spt penduduk perancis. Lumayan sih, harusnya kan non WN kalau kuliah di sana byr minimal €13,000 setahun, tapi karena dia masuk program egaliter maka dia hanya byr €200 setahun. Tapi kubilang ikut aja sbmptn utk cadangan. Dan ijin dua hari dari bahasa perancisnya.

Karena baktinya padaku (GR) maka dia ikut sbmptn. Dan lokasi yg dia dapat di tanah kusir, jauh banget dari rumah. Jadilah kuantar dia. Ntar pulang sendiri naik transjakarta dr blok m. Lalu dia cerita kalo ada temannya yg lokasi ujiannya di pulau seribu! Kasihan bener......jauh.

Hmm......kepikiran, gimana dg anak2 yg orangtuanya tdk longgar baik waktu maupun biaya lalu mendapatkan lokasi jauh dari rumah ya? Kenapa tdk dibuat aja sistem pemilihan lokasi setidaknya sekitar sekolah masing2, tdk perlu menyusahkan anak2. Karena komputerise, ya buat aja satu lagi kriteria berdasar asal sekolah sebagai penyaring dalam programnya sehingga anak2 gak terlalu jauh tempat ujiannya dan tdk stress duluan krn nyari lokasi. Bahkan jika hanya di jakarta namun ujung ke ujung seperti berlianku tentu sangat berat bagi anak2 tanpa prasarana angkutan memadai.

Sedih aku kalo lihat anak2 harus fight utk Hal2 yg menurutku tdk perlu, sementara anak lain melenggang nyaman hanya karena mempunyai ortu berada. Padahal, anak2 kan sama hak n kewajibannya, semua warga negara, semua generasi masa depan. Semua masih miskin, yg kaya kan ortunya. Andai angkutan massa sdh nyaman, tepat waktu, murah, tentu anak2 tdk harus kesulitan menjangkau tempat mereka meraih asa. Lalu....stop impor kendaraan pemacet jalanan. Terserah bbm harga berapa kalau angkutan umum sdh memadai baik utk orang maupun barang maka aku yakin gak masalah karena hanya akan berdampak pd pemakai kend pribadi yg ngeyel pakai kend sdr spt aku! Haha....hanya aku dirumah yg payah emang, ga biasa naik angkutan umum.

Selamat menempuh ujian penerimaan mahasiswa baru ya anak2 ku semua.........selamat bagi yg sdh lolos jalur undangan. Hehehe.....ada juga gak yg kek berlianku masih ujian sbmptn? Atau semua sdh lolos jalur undangan? Semoga semua anak2 lain sdh lolos jalur undangan dan hanya berlian gantengku aja yg masih sbmptn. Dan dg soknya dia bilang, "Kalau nanti aku lulus sbmptn nya gimana donk Ma?"

Waduuuh.........😁

Senin, 17 Juni 2013

TPPU

Sebagai ketua ibu2 di lingkunganku adalah hal wajar jika aku sering dijadikan jujugan. Eh....maksude tempat njujug, waduh apa ya bahasa Indonesianya yg baik dan benar? tempat orang datang jika ada sesuatu yg ingin dibicarakan. Anehnya, bahkan orang yg bukan bagian dari kepemimpinanku (cieee......guaya men sih istilahnya?) pun datang ke aku. Lho? Entahlah....tapi aku seneng2 aja kalo bisa bantu, setidaknya menampung curhatan mereka. kebanyakan sih masalah sekolah anak. Eh bapak2 juga ada yg datang lho kalo bingung tentang pendidikan anak2nya. Hihihi.....pernah ada bapak2 yg awalnya ke rumahku marah2, nunjuk2 aku dg hebohnya, gegara anaknya suka main ke rumahku, ee.....malah kemudian anaknya hanya boleh main kalau ke rumahku. Dia juga rajin banget datang ke aku utk konsultasi ttg anak2nya, termasuk saat anaknya harus ngisi form undangan snmptn dia pasrah sama aku. Universitas mana, fakultas apa, jurusan apa. Juga saat anaknya yg kecil masuk smp. Yg datang juga bukan hanya yg muslim, sampai pernah ada mudika yg ke rumah mau antar undangan acara gereja. Pas aku keluar.....treng......mereka kaget trnyata aku berjilbab berarti muslim. Dg sopan anak2 muda itu minta maaf padahal akunya sih biasa aja, gpp.

Suatu hari aku sedang di rumah ada seorang perempuan muda datang dengan tergopoh2, panik, takut, dan berlinangan air mata. Duuh.....ada apa lagi? Batinku sedih.

"Ibuu.....tolong saya, saya tidak mau dipenjara."
'Ada apa teh? Memang kamu salah apa?'

Dia makin parah nangisnya, kejer gitu kalo bahasa Jawanya. Duuh.....makin bingung aku. Setelah kukasih minum air putih, tenang, lalu sambil terisak2 dia mulai cerita, namun bikin aku makin gak ngerti.

"Saya gak berani bilang ke ibu (majikannya; red), karena ini menyangkut keuangan bapak." Waduh makin gak mau denger aku, tapi gimana caranya aku terlanjur menerima dia utk curhat? Lalu......

"Apa saya nanti bisa dipanggil KPK bu?"
'KPK?'
"Itu lho Bu, yang anti korupsi."
'Lha kenapa kamu merasa akan dipanggil KPK?'
"Huhuhu.....(nangis lg) karena saya melakukan pencucian uang bapak (majikan dia) bu. dan saya gak tahu uang itu hasil korupsi atau bukan, suer, cius! Saya takut dijerat TPPU. Selama ini sih sering bu, saya melakukan itu. Tapi kan saya belum tahu. Sekarang saya takut bu, kalau ibu saya (majikannya) tahu gimana, saya takut dipecat."
'Waah.....hebat kamu tahu TPPU segala?'
"Kan ibu (aku) yg ajarin saya, meski saya pembantu jangan ketinggalan, belajar, baca, jangan hanya nonton sinetron. Saya ini baca berita bu, emang ibu aja yg bisa pinter, saya kan mau pinter kayak ibu. Saya gak mau kayak ibu saya yg bisa diakali pembantu kayak saya." Gubraaag.......pengen kujitak dia sebenernya. Waaah....kok aku malah diomelin gini ya?

'Ya sudah, gini aja, kamu ceritain ke ibu(aku) pelan2, sebenarnya kejadiannya gimana? Jangan bohongi ibu ya, kamu sudah tlanjur cerita ya harus jujur.'

"Ya bu. Gini bu, selama ini bapak (majikannya) sering kasih saya uang hasil saya melakukan pencucian uang Bapak. Kalo saya lapor ke Bapak hasilnya katanya buat saya aja. Lumayan bu, bisa ditabung buat tambah2 beli tanah di kampung. Tapi sekarang saya sadar itu salah, berkat ibu (aku) saya sudah pinter bu, saya tahu kalau saya tidak boleh berbuat melanggar hukum Allah maupun hukum negara. Jadi mulai sekarang saya berjanji tidak mau lagi melakukan pencucian uang bapak (majikan dia). Tapi......huaaaaa (nangis lagi) tadi pagi saya lupa dan saya melakukannya lagi.....karena saya lupa memeriksa kantong baju bapak sehingga saya tidak tahu kalau ada uangnya, dan saya mencucinya.......saya sudah melakukan tindak pidana pencucian uang bapak lagiiiiii.........."

Dhuuueeeeeeenk................😝