Halaman

Rabu, 30 April 2008

Berlian Bangsa School, Ayo Maju !!!

Hhhhhh.........Berlian Bangsa School. Sekolah yang aku rintis dengan semangat meski berat. Segala daya upaya yang aku punya aku berikan. Cobaan, fitnah, sudah menjadi keseharian. Entahlah kenapa kami yang baru berdiri tertatih-tatih kok ya difitnah. Apa yang ditakutkan? Apakah mereka sadar kami memang akan menjadi BESAR? sehingga untuk mengalahkan sampai perlu melakukan tindakan keji, memfitnah?

Yaah....meski sangat berat, aku yakin akan datang saatnya nanti kami berjaya. Akan datang saatnya dia menjadi "Kawah Candradimuka" bagi anak-anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa depan. Akan datang saatnya kami menjadi rujukan dan tujuan bagi setiap orangtua yang ingin anaknya menjadi berlian, berkilau di manapun dia berada. Akan ada saatnya orang akan bilang:

"Anak Indonesia yang hebat? O....pasti dari Berlian Bangsa School."
"Anak Indonesia yang bermoral, beraklhak mulia, agamis, santun, ramah, namun tegas? O....pasti dari Berlian Bangsa School."
"Anak Indonesia yang pantas dicontoh anak-anak seluruh dunia? O....pasti dari Berlian Bangsa School."
"Anak Indonesia yang berbudaya Nusantara? O....pasti dari Berlian Bangsa School."

Berlian Bangsa School, ayo majuuu!! Selalulah berkilau berlianku.............

Selasa, 29 April 2008

KILAU BERLIANKU......YANG LAIN

Ups.......hari hari di minggu minggu ini memang sangat melelahkan. Waaah....padat sekali waktuku. Ya, mesti ke sana sini untuk urus berbagai hal. Hm.....pergi ke beberapa tempat dalam waktu yang cukup tight, berurutan lagi.

Ya, bahkan perjalanan nanti mungkin akan berlanjut di airport tanpa aku sempat pulang lagi. Hei......estafet yang mungkin makan waktu 16-20 jam naik pesawat? Waaa.......sudah kebayang jetlagnya nanti. But, bayangin aja yang asyik-asyik, biar enak menjalaninya. Karena persiapan itu, aku sering sampai rumah sudah cukup malam.

Hari Minggu kemarin, aku sampai rumah jam 9 atau 10 an malam. Aku heran melihat berlianku belum masuk kamar dan asyik dengan buku pengantar tidur mereka. Mereka memang perlu spare beberapa menit bahkan jam untuk membaca buku sebagai pengantar tidur mereka.

Heii.....siapa itu yang kluthak kluthik di dapur? "Lho, Mas Farras belum bobok? Besok bangun subuhnya lewat lho......"

"Lagi cuci piring Ma....."
"Waaaah......pinter, thank you cinta Mama......habis itu bobok ya, biar subuhnya nggak kesiangan. Habis subuh siap-siap sekolah lho, jadi nggak ada waktu tidur lagi. Padahal Mas masih perlu tidur yang cukup. OK?!?!"
"OK Ma..."

Yah, apa yang dilakukan berlianku ini sangat menyejukkan hatiku. Sedikit kurang rasa capek yang tadi menggunung. Hm.......sedikit tertolong juga aku nggak perlu nyuci piring malam ini.

Berlianku memang selalu saja berkilau. Dan kilaunya sangat menyejukkan hatiku. Berkilaulah selalu berlianku......sampai di akhirat nanti, selalu menerangi.

Minggu, 27 April 2008

MENDIDIK ANAK "ALA RAJA # 6"

Tidak serba boleh (permissivism)

Ingat ya, tidak boleh serba boleh (permissivism). Ya, anak raja sudah terbiasa sejak kecil mengikuti aturan yang harus ditaati. Ada hal yang boleh, namun juga ada hal yang tidak boleh. Untuk itu kita sebagai orangtua harus "strik", kalau memang tidak boleh ya tetep tidak boleh. Jangan karena anak nangis atau merajuk lantas menjadi boleh. Kita sebagai orangtua harus "FIRM".

Jaman sekarang ini banyak sekali orangtua yang "serba boleh". Mereka membolehkan segalanya seakan takut dibilang "keras", "banyak larangan", biar terkesan "demokratis", "memberi kebebasan", dll. Padahal, di dalam kehidupan ini memang ada yang diwajibkan, dianjurkan, dihindari, dan DILARANG !!! Jadi harus jelas kita memberi pengertian kepada anak-anak kita akan adanya aturan dalam hidup.

Waah.....Princess minta ASI, nanti dilanjutin yaaaa...........

Nah, dilanjutkan......

Ya, larangan harus ada dan tegas. Lha masa iya, dalam kehidupan ini serba boleh? Pasti ada yang dilarang to? Demikian juga pada anak-anak. Tanpa kita beri tahu dan menerapkan secara konsisten, mereka tidak akan pernah tahu bahwa sesuatu itu memang dilarang.

Namun, untuk melarang ini tidak perlu dengan teriakan, bentakan, apalagi cubitan, pukulan, dll yang bersifat fisik. Kalau aku sih, untuk melarang atau menyampaikan bahwa sesuatu tidak boleh, aku akan "strik". Jika anak melakukan aksi penolakan, menangis misalnya, aku tetep tidak akan kendor sedikitpun. Namun, tetep dengan penuh cinta, sayang, lembut, bahkan dengan pelukan atau gendong (jika masih kuat....he he he secara, anakku dempal badannya).

"Biar nangis, tetep nggak boleh sayang, sini mama peluk. Mama dengerin tangisannya. Waah....merdu juga ya? Tapi tetep nggak boleh. Dan Mama tetep cinta banget lho. Sudah deh, nangis aja sampai puas di pelukan Mama."

Begitu biasanya aku menenangkan hati berlianku yang ngambek jika dilarang. Dan....lumayan efektif sih. Mereka akan mengerti jika Mamanya larang, percuma nangis. Nggak mempan!!

Jumat, 25 April 2008

MAIN DENGAN BAYANGAN

Pagi ini cerah sekali. Hm.....matahari pagi cukup terang. Waaah......Allah memang sangat sayang sama aku. Hari ini Gantengku Rafi n Princess kecil Vania sedang pilek, batuk. So, sangat perlu sinar matahari pagi untuk menghangatkan tubuh mereka agar lendir keluar membawa virus dari tubuh mereka. Ya, rumahku memang menghadap timur sehingga matahari dengan leluasa tanpa halangan (karena rumahku tusuk sate) menerobos masuk rumah jika pintunya dibuka.

Heiii......saat berjemur, Princess dan Mas Rafinya rupanya menemukan mainan baru. Princess yang berjemur sambil duduk selonjoran bisa melihat bayangannya sendiri yang lucu dengan rambut keriwilnya.

"Maaaa...........adek belum tahu bayangan ya? Kok sepertinya dia heran lihat bayangannya sendiri?"
"Mungkin saja sayang, adek selama ini belum terlalu memperhatikan bayangan."

Begitu si Mas yang memang sangat perhatian sama adeknya berkomentar melihat reaksi adeknya atas bayangannya sendiri. Lalu kamipun bermain bayangan. Hmmm....jadi ingat masa kecil main bayangan sama Ibu Bapak almarhum. Ya, lagu-lagu saat aku kecil aku ajarkan juga kepada berlian-berlianku tercinta.

Kidang talun
Duwe anak talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung

Kidang talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung

Waaa.....mereka berdua ngikuti nyanyi dengan riang sambil membuat bentuk bayangan kijang dengan menangkupkan kedua telapak tangan. Bayangan-bayangan lain pun kami buat dengan kreativitas tak terbatas. Naaaahh....Mamanya ambil keuntungan nih. Saat asyik main, mulut mungil Princess sambil disuapin makan paginya.

"Maaas....entar telat nggak tuh sekolahnya?"
"O iya..... sudah ya dek, Mas mau sekolah. Assalamu'alaikuuum...."

Mas sekolah setelah soen adeknya lamaaaaaa banget. Obat kangen karena mau nggak ketemu lama, katanya. Padahal cuma sampai jam 14.30 sore nanti. Naaaa sekarang Princess mandi.

Kamis, 24 April 2008

KILAU BERLIANKU

Demam gak karuan cukup menyiksaku. Hm.....ternyata memang sehat itu mahal. Yah.....biar demam, tetep aja jalan. Lagian wong sudah janjian, mana penting lagi. Ya sudah, jalani aja. Lhaaa....Princess cantik tetep aja ikut. Untung Mama menawarkan diri untuk menemani. So lumayan, ada yang bantuin momong. Alhamdulillah, punya mertua yang OK!

Sampai rumah, laporan dari berlian sulungku yang sedang libur karena sekolah dipakai ujian kelas 3. Ya, aku tadi memang memberikan beberapa intruksi untuk dia lakukan. Nyapu rumah, cuci piring, sudah biasa dia lakukan. Tapi, aku juga pesen agar dia menyiapkan adeknya pagi ke sekolah dan siapin makan siang adeknya, Rafi. Pagi sebelum pergi aku sudah siapin sarapan, susu, n bekal Rafi. Tapi Rafi memang aku kirimi makan siangnya ke sekolah, karena dia baru pulang sekolah jam 14.30. Karena hujan, Mas Hafizh nggak bisa ke depan mencari ayam seperti pesenku. Sebagai gantinya, dia masakkan adeknya telor goreng sama tempe goreng, yang tersedia di kulkas. Ha ha ha memang sederhana, tetapi jika dimasak dengan bumbu rahasia kami.....cinta......ya pasti sedaaaaaap................

"Mama, kok hari ini nasinya buanyaaak banget?"
"Iya ya? Kan Mas Hafizh yang buatin."
"O....pantesan, sesuai porsi Mas Hafizh tuh. Tapi nggak papa, Mas sudah siapin."

Begitulah adeknya protes karena memang Masnya nggak tahu porsi adeknya. Namun dia memaklumi setelah tahu yang sediakan lunch nya adalah Masnya yang sangat sayang sama dia meski nggak mau ngaku di depan adeknya. Aku sangat bersyukur, meski ada juga bandel n ngeselinnya, tapi berlianku tetep berlian. Selalu indah kilaunya. Dan kilau indahnya selalu membahagiakan.

Rabu, 23 April 2008

TINGKAH LUCU NAN KREATIF PRINCESSKU

Princess? Wah....."nggak ada matinya"...........adaaaa aja tingkahnya yang kreatif, lucu, pinter, pokoknya nggemesin. Apapun bisa jadi mainan atau permainan mengasyikkan baginya. Sebenarnya mirip Mas-Masnya dulu waktu kecil. Hanya....new version. Ha ha ha...............

Koper trolly yang berbahan seperti kain terpal tebal seringkali menjadi "singgasana"nya. Agar lebih tinggi dan dekat meja tempatnya mengonggokkan mainan, dia akan naik ke koper itu, lalu duduk manis sambil memporak porandakan mainan di meja. Atau koper lain yang bahannya keras. Dia akan meletakkan koper dalam posisi tidur, dia tengkurep di atasnya hanya dari kepala hingga perut. Kaki dan tangannya bergerak-gerak layaknya orang berenang atau terbang, bergantian sesukanya!

Kali lain, memakai sandal rumahku yang kegedean, sambil berjalan pelaaaan takut terjatuh karena sandal yang kegedean. Juga memakai pasminaku di lehernya yang mungil, sambil lenggak lenggok layaknya penari profesional. Atcuuuu....Maaamaaaa... uwaaa....Papaaaa..... lagu satu-satu versi diapun tak jarang melantun dari bibir cantiknya. Tentu saja diikuti gerakan tangannya dan liukan pantat kecilnya bak penyanyi profesional sedang perform di panggung festival Internasional. Heiiii.....jangan salah, lagu-lagu yang sedang "IN" pun dia bisa mengikutinya. Secara, Mas-Masnya suka main gitar sambil menyanyikan lagu-lagu yang sedang populer saat ini. Nge band? Hayo aja........

Mengambil telpon, ditaruh di telinga cantiknya, "HAO.....PAPAAA....." hm.... dia sedang telpon Papanya. Atau pencet-pencet HP ku, sms dengan tulisan entah apa ke Papanya. Sampai-sampai Papanya tanya aku mau sms apa kok kadang cuma 1 huruf?? Ha ha ha itu tulisan hasil karya Princess kami. Komputerku yang sedang online pun tidak luput dari sasaran kreatifitas Vaniaku ini. So, E-mail darinya akan terkirim kepada orang yang paling beruntung di dunia. Atau posting di blog juga dia lakukan.

Kalau Masnya ambil sapu, walaaaah... pasti Princess kecil akan ngejar Masnya sambil teriak minta sapu, papuuuu.....papuuuu.... secara, dia memang gadis cantik yang rajin. Setiap lihat sapu, tidak akan pernah terlewatkan aksi sapu menyapu. Yaah....meski seringkali kotorannya justru dia sebar luaskan ke seantero rumah.

Kalau bangun pagi, dia langsung mencari keberadaan Mamanya, dan melihat ke teras tempat mobil Papanya di parkir. Kalau nggak ada, dia hanya senyum sambil bilang; "Papaa....ndak da......." Naaah....kalau ada mobil, pasti dia juga senyum, langsung mengambil nada untuk teriak; "PAPAAAAAA...............PAPAAAAAAAAA...................NINIIIII......." Demikian juga kalau mendengar suara Mas-Masnya, pasti akan teriak; "AFIIIIIIISSSSS ......AFIIIIIIIIIIISSSSSSSSSSSSS................"

"Merapikan" rak buku, lemari baju, tentu saja menjadi rutinitas yang nggak pernah terlewatkan olehnya. Hmmmmmmmmm buku-buku dan baju yang tadinya tertata rapi di tempatnya akan menjadi berantakan di lantai. Remah-remah makanan, wah....jangan tanya. Ada di mana-mana. Sehari tidak kurang dari 10 kali menyapunya, mengingat begitu seringnya terjadi pemerataan remah kue.

Yah, begitulah Princess. Seperti Mas-Masnya dalam versi baru. Selalu lucu, kreatif, pinter, membuat capek, namun tetap membahagiakan.

Senin, 21 April 2008

KARTINI, BANGGA ATAU MENANGIS ??

Jika RA Kartini melihat kondisi perempuan Indonesia saat ini, bangga atau menangiskah dia?

April adalah bulan dimana kita memperingati Hari Kartini. Kartini selalu dikaitkan dengan EMANSIPASI. Emansipasi memang sering disuarakan dengan lantang oleh banyak pihak. Padahal, aku nggak yakin, mereka mempunyai pemahaman yang benar tentang itu, Apalagi dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Perempuan banyak yang menduduki jabatan strategis, apakah itu emansipasi?
Perempuan mengerjakan pekerjaan laki-laki seperti menjadi montir, petinju, atau pekerjaan lain yang lebih memerlukan kekuatan fisik laki-laki, apakah itu emansipasi?
Jika perempuan menjadi anggota dewan di parlemen mencapai 30% atau bahkan lebih seperti janji atau tuntutan sebagian pihak, apakah itu emansipasi?
Jika perempuan bekerja keluar rumah dari pagi sampai malam, dinas ke luar kota atau bahkan ke luar negeri berhari-hari, apakah itu emansipasi?
Jika perempuan sekolah sangat tinggi, lalu merasa sayang jika harus di rumah mengasuh anak-anak, dan menganggap sudah cukup jika anak-anak dia tinggal dengan nenek, pengasuh, pembantu, lalu dia menganggap supervisinya sudah merupakan kualitas, apakah itu emansipasi?
Jika perempuan yang bekerja di luar rumah, namun tetap memberikan ASI kepada bayinya dengan diperah, dan sederet instruksi ribet kepada nenek, pengasuh, atau pembantunya, apakah itu emansipasi?
Jika perempuan di rumah, "mengaku" mengedepankan pengasuhan anak-anaknya, padahal sebenarnya dia di rumah karena tidak ada kesempatan bekerja di luar rumah, apakah itu emansipasi?

Ataukah,
Perempuan yang tidak banyak dikenal, namun cekatan, sabar, dan smart dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya, selalu mengajarkan kebaikan, akhlaq mulia, dan selalu belajar dalam kondisi apapun. Mencintai keluarga, selalu berbuat untuk sesama, dan tidak segan mencari tambahan nafkah tanpa harus meributkan eksistensinya. Tidak pernah sedikitpun memikirkan keadilan atas dirinya. Apakah ini emansipasi?

Apakah anda perempuan "hebat", terkenal, menduduki jabatan tinggi, bergaji besar, berpendidikan (akademis) tinggi. Ataukah anda perempuan "biasa", tidak banyak yang mengenal anda (bahkan tetangga pun hanya mengenal nama suami anda), tidak mempunyai jabatan selain "nyonya", gaji suamipun hanya numpang lewat dan masih harus berimprovisasi, tidak pernah sempat bersekolah lagi sejak menikah.

Di Hari Kartini ini, marilah kita semua introspeksi diri, marilah bangkit dan mulai berbuat. Allah menitipkan calon pemimpin di rahim kita, mempercayakan penyusuannya pada kita, mempercayakan pengasuhan dan pendidikannya di awal usia mereka, bahkan seterusnya kepada kita. Jangan sia-siakan titipan Sang Pencipta ini. Jangan terlena dengan fata morgana dunia. Jangan lupa, nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban atas titipanNya. Bagaimana bangsa ini nantinya, apakah hancur ataukah jaya ada di tangan kita, Perempuan Indonesia.

SELAMAT HARI KARTINI.

Minggu, 20 April 2008

MENDIDIK ANAK "ALA RAJA # 5"

Bermain

Anak raja tetaplah anak! Dia pasti juga suka bermain. So, didiklah anakmu ala anak raja, namun dengan pola "bermain". Banyak hal yang bisa dilakukan dalam mendidik anak melalui bermain.

Disiplin melalui bermain? Bisa!! Bagaimana jika kita ajak anak bermain dalam rangka mendisiplinkan dia untuk bangun pagi? Kita harus membuat komitmen dengan anak sejak malam sebelum mereka tidur. Bahwa besok pagi akan ada permainan (bisa apa saja terserah kreatifitas anda) yang sebenarnya adalah membangunkan mereka pada jam tertentu. Merapikan segala sesuatu setelah digunakan.

Membantu orangtua dengan bermain? Lhaaa....ini sudah menjadi kebiasaanku mendidik berlianku saat mereka kecil. Sudah banyak posting tentang hal ini di blog ini. Malahan disamping sambil bermain, juga sambil belajar. Nyuci sambil main air sambil belajar fisika, masak sambil main dan belajar menghitung, warna, bentuk, dll. Ngepel sambil main seluncur. Dll.

Heii....sebenarnya terkadang aku juga menikmati "bermain" dengan mereka saat-saat itu. Ya, karena kalau tidak, pasti aku akan sangat sebel membayangkan akan bekerja dua kali lipat karena harus "membereskan hasil bantuan mereka". Secara, jika mereka membantu sebenarnya mereka justru menambah pekerjaan yang harus aku selesaikan. Tapi, membereskan berantakannya hasil kerja mereka saat masih kecil jauuuuuh lebih ringan dan menyenangkan daripada membereskan attitude mereka jika aku tidak mau bercapek ria saat mereka masih kecil.

Dan, masih banyak lagi mendidik yang harus kita lakukan terhadap anak-anak. Naaah, cara apa yang paling tepat agar keinginan kita (yang pasti sangat banyak) atas anak kita tercapai selain dengan melalui "berain"???

Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Jadi, nggak ada cara lain selain mengajak mereka "BERMAIN".

Sabtu, 19 April 2008

PRINCESS BUKA KULKAS SENDIRI

Hari Jum'at, 18 April 2008.

Hm....banyak urusan yang mulai kelihatan pemecahannya. Waah.....optimis ni ye.... Ha ha ha memang, berusaha positif thinking!! Ya....padahal sih masih berusaha mencari solusi jitu. But, aku sangat yakin. There is a will there is many way.

Hei...ngapain ya ngomongin masalah? Masalah tuh untuk dihadapi, diselesaikan, atau ya dicuekin aja kalau lagi empet. Mending juga ngomongin Princess cantikku. Ya, dia memang makin canggih, makin banyak akal, makin pinter, makin banyak tingkahnya yang tentu saja lucu n nggemesin.

Hari itu dari pagi aku memang asyik sendiri. Princess cantikku sedang nggak terlalu mencari perhatian. Sesudah treatment rutinnya aku lakukan, biasaa....makan, mandi, ASI, dll, dia lebih memilih asyik sendiri. Mulai dari baca, nulis (coret-coret), main boneka, dll. Sesekali tetep sih manja-manja ke mamanya, tanya ini itu, atau sekedar mencet salah satu tombol favoritnya jika melihat aku di depan komputer....ya! dia buat komputerku dalam posisi "standby". Waduh....kalau sudah gini, tandanya minta perhatian. So, aku angkat n cium aja lama-lama. Pasti dia akan tergelak-gelak senang. Entah karena mendapat perhatianku atau karena merasa menang sudah "ngerjain" Mamanya.

Nah....karena masing-masing asyik sendiri, aku kadang lalai mengawasinya. Hm....apa ya yang dipegang tangan mungil itu? Kok, sepertinya dia asyik sekali memakannya? Ha.....coklat? Kan itu ada di kulkas? Lha sudah disimpan Mas Rafi tadi pagi.

"Adek ambil dimana coklat itu? Itu terlalu manis lho buat adek. Nggak boleh ya cinta." Aku bertanya penasaran sekaligus bingung.
"Nana." Vaniaku menjawab sambil menunjuk kulkas, dan langsung jalan ke arah kulkas. Lho, dia juga langsung buka kulkas dengan enaknya tanpa beban. Seolah dia sudah biasa melakukannya. Heeee.....dia juga langsung ambil coklat, buka bungkusnya, dan dimakan. Habis itu senyum penuh kebanggaan ke aku yang bengong, nggak nyangka dia sudah bisa buka tutup kulkas sendiri. Lha kok buka coklatnyapun sendiri?

Walah.....walah.....mamanya ketinggalan kereta nih. Ternyata dia belajar lebih cepat dari kemampuanku mengikuti perkembangannya. Lhaaaa Mama sudah tuwir nih cintaku.

Jumat, 18 April 2008

MENDIDIK ANAK "ALA RAJA # 4"

Disiplin.

Sejak lahir, anak raja sudah dididik untuk disiplin. Ya, mereka harus disiplin bahkan ....... sejak lahir. Mereka sejak lahir sudah harus mengikuti kebijakan protokoler yang ada di istana. Banyak sekali aturan yang harus mereka jadikan keseharian. Hm....ternyata justru kebiasaan ini yang menjadikan mereka disiplin. Kerajaan biasanya juga menerapkan antara raja dan anak tidak dalam satu kendaraan jika mereka bepergian. Ini dikarenakan untuk keamanan tahta kerajaan. Maksudnya jika terjadi musibah, apakah itu kecelakaan atau penyerangan, diharapkan masih ada pewaris tahta yang selamat.

Anak raja selalu menjalani protokoler istana dalam kehidupan sehari-hari. Mau tudak mau, secara tidak langsung, mereka sudah dibiasakan dengan kedisiplinan. Berbagai upacara penyambutan kelahiran hingga saat mereka mulai jalan akan mereka alami. Kedisiplinan yang diterapkan dengan konsisten akan melahirkan perilaku keseharian. Hal ini sangat bagus karena anak menjadikan disiplin sebagai kebiasaan sehari-hari.
Disiplin yang menjadi kebiasaan tidak akan memberatkan anak karena sudah menjadi "habit". Setiap pembelajaran, memang seharusnya melalui pembiasaan.

Sejak kecil, anak raja mempunyai jadwal sendiri. Bangun tidur, makan, belajar, dll. Hei....mereka dari kecil sudah belajar lho. Ada guru khusus yang terbaik yang mempunyai tugas mengajar mereka. Dan.....materi pelajarannyapun yang terbaik. Banyak kemampuan yang harus mereka kuasai dengan baik, jauuuh melebihi anak-anak pada umumnya. Mulai dari akademis, sopan santun, ketata negaraan, kepemimpinan, memanah, berkuda, bahasa, hukum, dll. Waah....pokoknya banyaaak. Jangan dikira anak raja sehari-hari hanya "berleha-leha" dan bermalas-malasan dalam kemewahan.

Mereka bekerja keras untuk menyiapkan diri mereka menjadi seorang RAJA. Jika dalam kondisi bagus mereka akan dididik dengan segala fasilitas terbaik. Namun, dalam kesulitanpun mereka tetap harus belajar dan berusaha jauuuuh lebih keras dari anak lain yang bukan calon raja.

Kamis, 17 April 2008

HARUS BEDA JENIS KELAMIN

Selasa lalu, berlian gantengku Rafi, 8 tahun, nggak masuk sekolah. Sejak Sabtu dia panas. Entah kenapa, mungkin capek saat stamina turun sehingga viruspun dengan leluasa melenggang ke tubuh jagoanku ini. Aku memang belum bawa dia ke dokter untuk diskusi tentang kondisinya.

Diskusi? Ya!! Aku ke dokter memang untuk diskusi dan bukan untuk berobat, apalagi beli obat. Kan dokter bukan penyembuh atau pedagang obat. He he he bahasan tentang ini nanti aja aku sharenya ya..... Masalah kemudian akan diberi obat atau tidak kan ada di tanganku sebagai ibunya untuk memutuskan. Nah....karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan, makanya ngajak diskusi dokter.

Nah, karena kondisinya itu, aku minta dia nggak masuk sekolah dulu. Meski susah lho nyuruh berlianku ini untuk nggak masuk sekolah. Setelah seharian istirahat, saat sore aku keluar, dia minta ikut. Ha ha ha dasar nggak mau diem. Ya sudah ikut nggak papa karena cuma di mobil saja.

Dalam perjalanan, biasaaa....kami bercanda, ngobrol, diskusi, nyanyi, pokoke.....rame!!

"Mama ini kok nikah sama temannya sendiri sih?" Hei....tiba-tiba dia membuka pembicaraan yang aku sama sekali nggak sangka. Topiknya.....nikah!!
"Ya memang kenapa? Kan sama-sama sudah dewasa, bukan teman masih anak-anak menikah."
"Memang nggak papa kok Ma, yang penting berbeda jenis kelamin."
??????????????????
"Lho, apa alasannya? Dari mana Mas Rafi tahu harus beda jenis kelamin?"
"Ya alasannya kalau sama jenis kelaminnya haram, seperti kaumnya Nabi Luth. Tahunya dari Al Qur'an. Kalau sama jenis kelaminnya nggak akan punya anak."
????????????????????
"Kok???? Nggak punya anak kenapa?"
"Yaa....Mama ini, kan haram, mana mungkin Allah kasih anak kalau menikah saja dilarang."

Hm......tadinya aku cukup dag dig dug takut buah hatiku ini dapat pengaruh yang tidak tidak. Eeee......tahunya ini dari analisa dia sendiri hasil membaca Al Qur'an. Waaah.....memang diperlukan Ibu yang pintar untuk mendidik anak yang pintar. Duuuh.....mesti banyak belajar lagi nih!!!

Rabu, 16 April 2008

PRINCESS MEMANG BERLIAN

Kalau ngomongin Princess cantikku memang nggak ada habisnya. Dia seperti Mas-Masnya juga. Melihat tingkahnya, seperti menyaksikan film lama dengan versi barunya.

Jalan di lantai licin, dia sudah tahu triknya. Mulai yang jalan "thimik-thimik" sampai memakai sandal yang solnya aman untuk jalan di tempat licin sudah dia kuasai. Entah dari mana dia belajar. Trial n error rupanya juga dia terapkan. Secara, dia cepat sekali belajar dari pengalaman.....jatuh!!

Suatu hari dia main ke sebelah rumah. Oleh tante sebelah ditunjukkan sebuah peluit dan cara meniupnya. Sepertinya dia cuek saja. Eee...saat dia pegang peluitnya, dia langsung mau meniup dengan bibir mungilnya yang cantik itu. Segera tante sebelah mengambil dan menyimpan, mungkin takut kotor. "Walaah...kok pinter sekali, baru lihat langsung faham." Begitu tante itu berkomentar.

Untuk mengambil barang di tempat tinggi, wah....sudah ghorib dia. Ha ha ha.....

Nah....hari ini aku lagi asyik masak di dapur, nyiapin "lunch" Mas Rafi. Karena pakai jurus "sambil", aku masak sambil bolak balik ke kamar. Hm....dia mau bobok.

"Mamaaaa.....Mamaaaaa......."
"Ya Cintaku....sebentar ya....."
"Mamaaaa..........Mamaaaaaaaaaaaa......nini.........."
"Dikiiiit lagi yaaa, sudah mau selesai nih, tanggung."

Begitu kami bersautan dari kamar dan dapur. Aku memang sesekali terbang ke kamar, khawatir putri kecilku jatuh. Tempat tidur terlalu tinggi untuk dia, meski aku sudah ajarkan cara turun yang aman. Namun rasanya masih belum aman untuk dia turun sendiri.

"Mamaaaa..........."

Lho, kok suara lembutnya sepertinya deket banget? Suara manja itu....Weeee.......lhadalah.........Princess cantikku sudah ada di belakangku. Whaaaa..........dia turun sendiri? Alhamdulillah, nggak jatuh. Under estimate rupanya aku terhadap kemampuan cantikku ini.

"Adek turun sendiri?"
"Yaa...."
"Nggak jatuh?"
"Ndaaak..."
"Waaah......adek hebaaat!"
"BATTT...............!!!"

Begitu dia menjawab setiap pertanyaanku dengan mimik yang sangat lucu menggemaskan. Langsung aku gendong, cium, n......mimik ASI sambil nyanyi dan ...........BOBOK lah dia dalam damai. Hmmm.........dia memang bidadari........... dia memang Princess.... dia memang seperti Mas-Masnya..............BERLIAN.

Selasa, 15 April 2008

MENDIDIK ANAK "ALA RAJA # 3"

Orangtua yang terbaik.

Ya, sebenarnya untuk mendapatkan anak raja yang terbaik, tentu akan disiapkan juga orangtua terbaik. Yang pasti, sebelumnya, raja juga sudah dididik yang terbaik. So, tinggal mencari Ibu terbaik untuk anak raja nanti. Tidak sembarang perempuan bisa menjadi seorang permaisuri (ibu calon raja).

Demikian juga jika seorang putri raja akan menikah, maka sang raja hanya akan menikahkan putrinya dengan pangeran pilihan. Banyak kisah kan, dengan diadakan sayembara untuk menjadi istri / suami anak raja. Sayembara diadakan merupakan salah satu cara mencari yang terbaik.

Nah, kita juga harus mempersiapkan diri kita agar bisa menjadi orangtua terbaik bagi anak-anak kita. Lalu kita juga mencari yang terbaik untuk menjadi ayah atau ibu anak kita. So, pasangan hidup mesti yang terbaik untuk anak-anak kita. Nah, yang berhak memilih bukan hanya laki-laki lho! Perempuan juga harus memilih yang terbaik untuk menjadi suami dan bapak dari anak-anaknya.

Kenapa orangtuanya harus baik? Karena akan menjadi teladan anak-anaknya. Hei....jangan cuma bisa nyuruh, ngelarang, lho!! Contoh tindakan sehari-hari jauuuuh lebih diperlukan dan bermanfaat. Mau anaknya baik, orangtua mesti baik dulu.

Orangtuanya sudah disiapkan yang terbaik. Sekarang tinggal menghadirkan anak-anak terbaik, lalu diasuh dengan pola asuh terbaik. Belajar, belajar, dan belajar harus selalu dilakukan oleh orangtua terbaik tadi. Belajar dari berbagai sumber.

Yah, kalau untuk menjadi enterpreuner aja mesti belajar n harus banyak pengorbanan baik materiil maupun moril. Apalagi untuk menjadi orangtua, menyiapkan generasi.

Senin, 14 April 2008

BERLIAN SULUNGKU & MOTOR

Berlian sulungku yang ganteng memang sudah remaja. Ehm......anak SMA gitu loh! Heiii....baby dempalku ternyata sudah 15 tahun!! Waaah....waktu seakan "berlari".

Rasanya baru kemarin aku menimang bayi "mungil" yang lahir 2,3 kg dan tinggi 47 cm. Dengan ASI Eksklusif 6 bulan (meski saat itu anjuran baru 4 bulan) n diterusin "hanya" ASI + makanan pendamping ASI sampai 2 tahun, saat dia 3 bulan sudah 7,5 kg!! Ha ha ha....dokternya aja sampai heran; "Ibu, ini yang kemarin lahir mungil?" Yah, sampai hampir lulus SD berlianku ini memang cukup "buntel". Naaah....sejak SMP badannya "modod", tinggi besar, meski sekarang dia merasa kurang tinggi dengan tinggi +/- 173 cm dan berat 63 kg.

Heii.....gantengku ini sudah minta naik motor ke sekolah. Wah....wah.....gimana nih? Aku memang sangat ngeri melihat motor-motor di jalanan Jakarta. Sering aku harus sangat bersabar jika nyetir mobil melihat tingkah polah pengendara motor yang egois, seakan mereka boleh melanggar etika berlalu lintas. Lha, anakku mau bergabung dengan mereka? O.....no......!!!

"Ma, SIM C itu kalau sudah umur 16 tahun?"
"Emangnya kenapa cinta?"
"Nggak papa, nanya aja. Tapi ngemeng-ngemeng Ma, aku nanti kelas 2 sudah 16 tahun lho!"
"So what?"
"Aku kan pengen meringankan beban Mama, biar lebih irit ongkos ke sekolah."
"Mama masih kuat kok ngongkosin Mas Hafizh naik angkot, kalau perlu jemput pakai mobil. Nggak berat tuh beban Mama. Malah akan menjadi berat jika Mas naik motor ke sekolah."

Dia senyam senyum penuh arti. Memang dia sudah bisa mengendarai motor. Tetapi hanya boleh jika di lingkungan komplek perumahan kami. Itupun dia hanya akan menggunakan jika ada keperluan. Alhamdulillah, dia sudah terbiasa dengan hal itu. Hanya jika ada keperluan. Kalau bensin motor habis, dia akan bawa jerigen naik angkot ke POM bensin depan komplek untuk beli bensin.

Secara, Mamanya juga meski ada mobil sendiri, punya uang sendiri, hanya akan menggunakan jika ada keperluan. Sering ibu-ibu lain mengatakan; "Kalau aku seperti Ibu, aku akan jalan-jalan ke Mal, belanja sesukaku." Ha ha ha.... aku memang takut kalau sampai Allah menganggapku suka bertindak mubadzir. Jadi aku hanya tersenyum mendengar pendapat ibu-ibu itu. Lemah ya imanku, hanya sebatas hati. Habis, aku sudah pernah bilang yang bener, mereka nggak peduli, malah nertawain.

Kembali ke buah hatiku, ternyata dia juga mengajukan proposal itu ke Papanya. Papanya sih memang best friend kalau sama jagoan-jagoan kami. Man to man!!

"Lho, kalau Mas Hafizh mau naik motor ngapain nunggu 16 tahun? Sekarang juga boleh."
"Bener, Pa?"
"Lhaa...Papa mana pernah bohong? Naik aja, itu motornya di teras boleh dinaikin."
"Yaaa.....Papaaa..... mengendarai PA!"
"Boleh juga, bolak balik aja di jalan depan rumah!"
"Di jalan raya, ke sekolah."
"Naa....itu baru masalah! Proposal ditolak."

Ha ha ha.... ternyata masih jalan buntu. Kami memang belum merelakan pujaan hati kami untuk berkendara di jalan raya bergabung dengan begitu banyak pengendara lain yang kami sudah lihat setiap hari kelakuannya.

Dengan ditolaknya keinginannya naik motor ke sekolah tetap tidak membuat belahan jiwa kami ini marah, protes keras, atau ngambek. Dia sudah terbiasa dari kecil untuk melihat semua masalah dengan obyektif. Kamipun tidak pernah menolak keinginannya tanpa alasan yang benar. Dia tahu, kami sangat sayang sama dia. Dia sadar, dia adalah salah satu berlian indah kami. Dan hanya yang terbaik yang akan kami berikan padanya. Menurut kami, saat ini yang terbaik adalah; DIA BELUM BOLEH MENGENDARAI MOTOR DI JALAN RAYA !!

Entahlah, kapan kami akan ijinkan dia naik motor di jalan raya.

Minggu, 13 April 2008

HOREE.... BERLIAN TETAP BERSINAR !

Setelah menjadi Juara I dan V dalam kejuaraan tingkat Gugus (28 peserta), Sabtu kemarin, 12 April 2008, Berlian Bangsa School berjuang ke tingkat Kecamatan Cakung mewakili Gugus, dalam lomba Bahasa Inggris. Nah, kami berhasil meraih Juara ketiga.

Heii...sangat bagus kan, untuk sekolah yang baru tahun keduan?! But, tetep donk, kami akan terus belajar. Bukan untuk juara lho! Belajar adalah ibadah anak-anak kami. Juara, itu hanya konsekuensi yang harus ditanggung jika kita bagus.

Semoga Berlian-berlian kami akan terus bersinar, dan sinarnya mampu menerangi jagad raya ciptaan Allah. Hingga akhir zaman. Amiin......

Sabtu, 12 April 2008

MENDIDIK ANAK "ALA RAJA # 2"

Seringkali, orang salah mengerti dengan maksud "ala raja" di sini. Memang banyak orangtua yang memperlakukan anaknya "bagaikan raja", dan orangtua sendiri rela menjadi "bagaikan pelayan" bagi anaknya.

Padahal, mendidik anak "ala raja" adalah mendidik anak sebagaimana anak raja dididik. Hai.....anak raja itu (yang bener lho ya!) dididik sangaaat bagus. Mereka justru HARUS menempatkan diri dengan benar. Mereka HARUS menghormati orangtua, "Mikul dhuwur mendhem jero", menghormati orang yang dituakan, sangat "ngabekti" (berbakti) terhadap orangtuanya. Jadi sangat salah jika mendidik anak ala raja adalah menempatkan anak sebagai raja dan orangtua sebagai pelayan.

Bahkan, anak raja dididik untuk selalu mengedepankan kepentingan orangtuanya dibanding kepentingan dirinya sendiri. Demikian juga mereka harus menjunjung tinggi leluhurnya, tetuanya, dan tidak egois serta mementingkan diri sendiri, sombong, tinggi hati, dan durhaka.

Nah, didikan untuk menghormati orangtuanya pun adalah hormat pada orangtua yang TERBAIK. Ya, mereka dididik untuk hormat pada orangtua secara BENAR, jika memungkinkan PERFECT.Tidak heran, anak raja akan menempatkan orangtuanya "bagaikan dewa". Dan hormat mereka pada orangtua akan terus sampai orangtua sudah meninggal dunia. Mendo'akan orangtua, selalu menaati segala "wejangan" orangtua, tidak melanggar larangan orangtua, dll akan menjadi bentuk penghormatan kepada orangtua.

Kalau dipikir, tidak jauh berbeda dengan ajaran Islam. Kalau tidak salah, Nabi Muhammad pernah berkata; "Andaikan boleh, aku akan menyuruh anak untuk menyembah orangtuanya." Kalau aku salah, mohon dikoreksi. Maklum, ilmunya masih sangat "cethek".

Kamis, 10 April 2008

MENDIDIK ANAK "ALA RAJA # 1"

Waktu aku kecil (anak-anak maksudnya, ntar ada yang tanya; "Emang sekarang besar??), Bu Puh (Eyang), Ibu, atau Bapak selalu mendongeng. Dongeng yang sebenarnya merupakan ajaran, mengandung pesan yang sangat dalam. Hm....cara mendidik yang menarik.

Dongeng yang beliau sampaikan sangat beragam. Salah satunya adalah kisah yang bertemakan keluarga kerajaan. Entah karena Bu Puh memang mempunyai banyak memori tentang kehidupan kraton, atau karena banyak hikmah yang bisa dijadikan contoh dalam tumbuh kembang kami, cucu-cucunya.

Semua sangat menarik bagiku. Ada kisah bagus (sangat sering dikisahkan dari berbagai kerajaan), bagaimana seorang raja mendidik anak-anaknya. Ya, anak raja selalu dididik "berbeda" dengan anak-anak pada umumnya. Mereka selalu dididik dengan cara terbaik, makanan terbaik, guru terbaik, sikap terbaik, dan hal-hal lain yang selalu "TERBAIK".

"Mengapa anak raja selalu mendapatkan yang terbaik?"
"Karena mereka nantinya mempunyai tanggung jawab besar, menjadi raja, memimpin seluruh rakyat dalam kerajaannya. Oleh karena itu, maka mereka harus mendapat yang terbaik. Hanya yang mendapat asupan terbaiklah yang sanggup memimpin dengan bijaksana. Hanya yang terbaiklah yang akan menjadi hebat."
Begitu jawaban beliau jika aku menanyakan alasannya. He he he....aku memang paling cerewet, banyak nanya, sekaligus kadang ngeyel kalau jawaban nggak memuaskan. Nyuwun gunging pangaksami Bu Puh, Ibu, Bapak.


Ada hal sangat menarik, yang sangat aku kagumi dan akan aku tiru jika aku mempunyai anak adalah; semua yang terbaik itu didapatkan anak raja dalam kondisi apapun. Hm...sekarang sudah berusaha niru.


Maksudnya??
Ya, banyak kisah raja-raja yang dikhianati atau negerinya dikuasai musuh, kemudian mereka dibuang atau mengasingkan diri di hutan. Jelas, kondisinya sangat minim. Jangankan fasilitas istana, bahkan jauuuh lebih minim dibanding kehidupan rakyat jelata yang miskin. Tapi, mereka tetep memberikan yang terbaik untuk anaknya, calon raja.

Makanan, yang terbaik. Yang sehat, mempunyai nilai gizi yang baik, yang mampu mendukung aktivitasnya dalam mempersiapkan diri menjadi raja (baca: pemimpin). Secara, di hutan, maka tentu bukan makanan mewah atau mahal, namun terbaik. Termasuk bagaimana cara mendapatkan makanan tersebut. Dan, makanan ini bukan sekedar makanan fisik, namun juga mendapat makanan rohani dan tempaan mental yang terbaik. Mereka juga dididik berpuasa, menahan hawa nafsu.

Pakaian, yang terbaik. Bukan yang termahal lho!! Dan, pakaian ini bukan hanya secara fisik, tetapi lebih pada "pakaian" rohani. Tindak tanduk (tingkah laku), berbicara, unggah ungguh, waah....pokoknya hebat banget!

Biarpun di hutan belantara, mereka tetap harus, wajib, BELAJAR. Dan.....pelajaran dan guru terbaik yang mereka dapat. Heiii....bukan Doktor lulusan luar negeri terbaik atau gimana lho. Ternyata, pelajaran dan guru terbaiknya justru dari kehidupan sehari-hari yang selalu dijlentrehkan (dikupas tuntas, seperti acara TV aja...) oleh raja, pengasuh, atau siapapun yang mendampingi sang Pangeran. Berbagai ilmu dia harus kuasai. Dia juga dibekali ilmu mempelajari kehidupan.

So, tidak heran, jika saatnya tiba, maka sang pangeran telah siap menjadi raja. Meskipun selama ini dia hidup di hutan dengan berbagai kekurangan dan keterbatasan. Kesempatan akan tertangkap dan termanfaatkan dengan baik jika kita siap menagkap kesempatan itu.

Bayangkan jika pangeran diasuh ala kadarnya hanya karena segala keterbatasan. Saat ada kesempatan merebut kembali kerajaan, tentu dia tidak akan mampu berbuat apapun. Atau, dia akan menjadi raja yang lalim, yang tidak bisa mewujudkan kerajaan yang "Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Kerta Raharja".

Bagaimana kalau kita siapkan anak-anak kita, sebagai penentu bangsa ini di masa yang akan datang, "ala raja" tadi??

Selasa, 08 April 2008

REMAJAKU TERPENGARUH TEMAN

Hm.....sebenarnya aku nggak ingin posting cerita ini. Secara, aku tuh paling nggak suka cerita sedih tentang diriku diketahui orang lain. But....mungkin ini akan berguna bagiku dan orang lain yang punya anak remaja.

Yah, aku "terpaksa" sharing pengalamanku dengan gantengku yang menginjak masa remaja. He he he...siapa yang "maksa"?? Nggak ya, bukan terpaksa begitu kok.

Waduuh.....sedih banget saat tahu anakku (no 2, SMP) pulang sekolah nggak langsung pulang dan nggak minta ijin terlebih dulu. Telpon guru, orangtua temannya, dsb aku lakukan. Wuiih....meluncur dengan membawa serta Princess pun aku jalani. Berbagai tempat aku telusuri, dengan harapan berlianku nggak ada di sana. Lho!! Ya, aku tidak ingin anakku ada di warnet yang ternyata isinya hampir seluruhnya anak-anak sekolah SMP & SMA. Sediih....hancuurr rasanya hatiku melihat mereka. Berlian-berlian yang seharusnya menjadi harapan bangsa itu sedang asyik dengan game-game, suaranyapun sangat berisik. Ya, seperti ruang yang serem, nggak ada aturan, berbagai game suaranya keraaaas banget. Kasihan mereka dalam berbagai polutan. Polusi suara, pengaruh, hati, otak, wah....komplikasi yang parah!!

Hari itu Jum'at, harusnya mereka sedang sekolah atau pulang ke rumah, tempat nyaman dan aman bagi mereka. Seharusnya ada Ibu yang menunggu mereka dengan senyum penuh cinta, segelas susu hangat, dan makanan lezat.

Heiii....kembali ke berlianku, nggak ada di tempat-tempat yang aku datangi. Tak lama gurunya telpon dan mengabarkan kalau remaja gantengku sudah pulang. Dia sudah ada di rumah sekarang. Tadi dia diajak main ke rumah temannya dan......nggak shalat Jum'at!!! Ya, dia sudah pulang sekolah dari sebelum Jum'atan.

Wow......sediiiih banget rasanya, meski juga lega karena dia sudah di rumah sekarang.

"Mas, tadi kemana? Kenapa nggak ijin Mama dulu? Trus juga shalat Jum'at dimana?"
"Ke rumah teman, main game. Nggak ijin Mama karena diajak teman. Mereka juga nggak ijin. Tapi shalat Jum'at, kok!!"
"O....ya? Di Masjid mana, apa nama Masjidnya?"
"Lupa...."
"Ok, lupa nama Masjidnya. Apa isi khotbahnya? Cinta Mama, khotbah kan bagian dari shalat Jum'at, pasti Mas nggak lupa kan?"
"Aku bohong, Ma. Sebenarnya aku nggak shalat Jum'at."

Deggggggggggggg........................hampir copot rasanya jantungku.
Masyaa Allah......berlianku bohong tentang shalat? Sediiiih bangeeeet!!!!!!!!!!!!!! he he he.....padahal, sebagai Ibu, aku juga sudah ngerasa kalau berlianku sedang tidak jujur. Teteep ajaa.......

Akhirnya, malamnya aku dan suami berembug. Kami tanya baik-baik kenapa dia tega membohongi kami orangtuanya. Ternyata dia dibujuk temannya untuk berbohong. Temannya bilang kalau biasa berbohong dan sampai sekarang orangtuanya nggak tahu. Atau....nggak mau tahu. Katanya; "Bohong aja, asyiik, kan. Ngapain jujur!!" Karena memang dia tidak pernah ditanya, diajak ngobrol, ditemani, diawasi. Dia hanya diberi fasilitas dan uang saku yang banyak. Padahal dia bukan anak orang kaya, menengah biasalah.

Hhhhhhhhhhh.....prihatin sekali. Dari hasil diskusi dia dengan Papanya (man to man) dan nasihat penuh kekecewaan Mamanya (dengan berurai air mata...hiks!), berlianku memilih sendiri sanksinya berupa puasa Senin Kamis, shalat Subuh ke Masjid jama'ah nggak pernah lewat, dan bantu-bantu Mama. Kenapa? Karena kesimpulan kami, dia belum bisa mengendalikan diri agar tidak terpengaruh orang lain. Nah, sanksi yang kami sepakati diharapkan akan membuatnya bisa mengendalikan dirinya lebih baik.

Ya, duluuu, saat kami mengajak anak-anak belajar berpuasa memang kami tidak terlalu mengedepankan berpuasanya, tetapi lebih pada pengendalian diri, kejujuran, dan....latihan berpuasa. Jadi, kami tidak mau menerima puasa dengan kebohongan. Kalau tidak kuat, lebih baik bilang ke Mamanya, dan aku akan ajak mereka menganalisa dan memberi pilihan apakah mau berbuka atau terus. Nggak masalah kalau nggak kuat, namun sangat masalah kalau bohong (berbuka sembunyi2).

Heiii......kok guru BP nya telpon aku, dia ingin aku menjadi "Ibu" bagi teman-teman anakku yang "tidak mempunyai Ibu". Dalam arti Ibu mereka bahkan tidak peduli anaknya pulang sekolah jam berapa, langsung pulang atau tidak, kemana, main apa, sama siapa, dsb.

Lha......GR sih, tapi kan aku nggak bisa masuk ke "wilayah" orang lain tanpa ijin atau permintaan Ibu Bapaknya. Maaf, lha wong anakku aja masih kecolongan gini. Gimana mau ngurusin anak orang?? Ntar disalahin, lagi.

"Ibu, justru saya kagum dengan cara Ibu Bapak mengatasi masalah anak Ibu ini. Saya rasa cukup bijak dan bagus untuk remaja seusia mereka yang masih labil dan sangat perlu pendampingan."

Amiiin, semoga remaja gantengku menjadi muslim sejati, yang dicintai Allah. Dan semoga teman-temannya bisa mendapatkan Ibu Bapaknya kembali. Aduuuh....masih iman yang paling lemah nih! Mendo'akan dalam hati!!

Hmmm....memang anak berbeda-beda. Ya, anak pertama kami (SMA) sejak dulu lebih calm. Kalaupun ada masalah yah, berbeda. Yang ini, gaul habis!! So, terpaksa Mama Papanya ikutan gaul. Ngertiin, ikut main musik lagu-lagu sekarang, bahasa gaul juga ngerti (dikit-dikit sih), yah....pokoke ikutan gaul. Hopely, dia akan terbuka dengan kami.

Naaahh.....jangan kaget kalau kami di rumah main gitar, keyboard, nyanyi lagu yang lagi "IN". Ha...ha....ha..... bukan sok muda lho! Emang masih muda to??!! He he he.........Selamat menikmati mempunyai anak remaja!

Senin, 07 April 2008

KEKUATAN CINTA

Akhir-akhir ini buanyaaak sekali masalah yang mampir di kehidupanku. Walaaah.....sok amat sih Dew!!! He he he....begitu deeh, berurusan dengan orang kan macam-macam.

Hmm....tapi kan Allah Maha Baik. Aku diberi kekuatan yang dasyat untuk bisa menghadapi segala masalah yang mampir. Kekuatan apa itu??? Ha ha ha......sudah pada tahu, ya! Benul.....eh betul atau benar! Kekuatan Cinta.

Ya, aku memang sangat beruntung. Allah sangat sayang padaku. Aku mendapat cinta dari Nya, selalu!! Heii....kok GR gitu seeh?? Hm....bukan GR tetapi aku sangat yakin. "Aku adalah prasangka hambaKu". So, kenapa aku nggak berprasangka baik aja, bahwa Allah memang sangaaaat cinta padaku.

Aku juga mendapat limpahan cinta dari suamiku tercinta. GR?? Biarin!! Ya, aku juga berprasangka baik sama suamiku. Dia sangaaat mencintaiku. Nggak percaya? Tanya aja sendiri langsung ke dia. Cinta nggak dia padaku. Atau; Seberapa besar cintanya padaku. Pasti deh dia bilang cintaaaa banget sama aku!!!

Huaa....haaaa.....haaaaa.... jangan pada ngiri, ya!! Kan kalian juga bisa bilang kalau suami or istri kalian juga sangaaaat cinta pada kalian. Nggak usah cembetut gitu, yaaaa.......Ntar jelek lho!!

Lalu cinta dari anak-anakku. Ya, mereka juga sangat mencintaiku. Mereka mencintaiku dengan rajin shalat, baca Al Qur'an, baik, bandel (kadang), ngeselin (kadang). Lho?! Kok bandel, ngeselin, dibilang cinta? Memang! dengan bandel n ngeselin, aku jadi introspeksi diri, jadi belajar lagi, jadi perhatiin lagi apa yang salah. Nah....kan!

Lalu.....cinta dari Mama, Ibu mertuaku, satu-satunya orangtuaku yang masih hidup di dunia. Juga cinta dari saudara-saudaraku. He he he...GR juga ya?? Biarin!!

Nah.....dengan kekuatan cinta yang begitu banyak, aku yakin akan ringan menghadapi segala masalah yang mampir di hidupku.

Terima kasih semua.....atas cintanya padaku.

Jumat, 04 April 2008

ANGINA

DEFINISI
Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen.

Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan denyut jantung). Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen.

Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri.

PENYEBAB
Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner.
Penyebab lainnya adalah:
· Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)
· Regurgitasi katup aorta (keboc oran katup aorta)

Stenosis subaortik hipertrofik
· Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba)
· Anemia yang berat.

GEJALA
Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina disebut silent ischemia. Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina.

Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum).

Nyeri juga bisa dirasakan di:
- bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam
- punggung
- tenggorokan, rahang atau gigi
- lengan kanan (kadang-kadang) .
Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan nyeri.

Yang khas adalah bahwa angina:
- dipicu oleh aktivitas fisik
- berlangsung tidak lebih dari beberapa menit
- akan menghilang jika penderita beristirahat.
Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan tertentu.

Angina seringkali memburuk jika:
- aktivitas fisik dilakukan setelah makan
- cuaca dingin
- stres emosional.

Variant Angina
Merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang besar di permukaan jantung.
Disebut variant karena ditandai dengan:
- nyeri yang timbul ketika penderita sedang istirahat, bukan pada saat melakukan aktivitas fisik
- perubahan tertentu pada EKG.

Unstable Angina
Merupakan angina yang pola gejalanya mengalami perubahan.
Ciri angina pada seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap perubahan merupakan masalah yang serius (msialnya nyeri menjadi lebih hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi atau nyeri timbul ketika sedang beristirahat).

Perubahan tersebut biasanya menunjukkan perkembangan yang cepat dari
penyakit arteri koroner, dimana telah terjadi penyumbatan arteri koroner karena pecahnya suatu ateroma atau terbentuknya suatu bekuan.Resiko terjadinya serangan jantung sangat tinggi.
Unstable angina merupakan suatu keadaan darurat.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan terutama berdasarkan gejalanya.
Diantara bahkan selama serangn angina, pemeriksaan fisik atau EKG hanya menunjukkan kelainan yang minimal.

Selama suatu serangan, denyut jantung bisa sedikit meningkat, tekanan darah meningkat dan bisa terdengar perubahan yang khas pada denyut jantung melalui stetoskop.
Selama suatu serangan, bisa ditemukan adanya perubahan pada EKG, tetapi diantara serangan, EKG bisa menunjukkan hasil yang normal, bahkan pada penderita penyakit arteri koroner yang berat.

Jika gejalanya khas, diagnosisnya mudah ditegakkan.
Jenis nyeri, lokasi dan hubungannya dengan aktivitas, makan, cuaca serta faktor lainnya akan mempermudah diagnosis.

Pemeriksaan tertentu bisa membantu menentukan beratnya iskemia dan adanya penyakit arteri koroner:

Exercise tolerance testing merupakan suatu pemeriksaan dimana penderita berjalan diatas treadmill dan dipantau dengan EKG. Pemeriksaan ini bisa menilai beratnya penyakit arteri koroner dan kemampuan jantung untuk merespon iskemia. Hasil pemeriksaan ini juga bisa membantu menentukan perlu tidaknya dilakukan arteriografi koroner atau pembedahan.

Radionuclide imaging yang dilakukan bersamaan dengan exercise tolerance testing bisa memberikan keterangan berharga mengenai angina. Penggambaran radionuklida tidak hanya memperkuat adanya iskemia, tetapi juga menentukan daerah dan luasnya otot jantung yang terkena dan menunjukkan jumlah darah yang sampai ke otot jantung.

Exercise echocardiography merupakan suatu pemeriksaan dimana ekokardiogram diperoleh dengan memantulkan gelombang ultrasonik dari jantung. Pemeriksaan ini bisa menunjukkan ukuran jantung, pergerakan otot jantung, aliran darah yang melalui katup jantung dan fungsi katup.

Ekokardiogram dilakukan pada saat istirahat dan pada puncak aktivitas. Jika terdapat iskemia, maka gerakan memompa dari dinding ventrikel kiri tampak abnormal.
Arteriografi koroner bisa dilakukan jika diagnosis penyakit arteri koroner atau iskemia belum pasti.

Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan beratnya penyakit arteri koroner dan untuk membantu menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass arteri koroner atau angioplasti.

Pemantauan EKG berkelanjutan dengan monitor Holter menunjukkan kelainan dari silent ischemia.

Angiografi kadang bisa menemukan adanya kejang pada arteri koroner yang tidak memiliki suatu ateroma.

PENGOBATAN
Pengobatan dimulai dengan usaha untuk mencegah penyakit arteri koroner, memperlambat progresivitasnya atau melawannya dengan mengatasi faktor-faktor resikonya.
Faktor resiko utama (misalnya peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol), diobati sebagaimana mestinya.
Faktor resiko terpenting yang bisa dicegah adalah merokok sigaret.

Pengobatan angina terutama tergantung kepada berat dan kestabilan gejala-gejalanya.
Jika gejalanya stabil dan ringan sampai sedang, yang paling efektif adalah mengurangi faktor resiko dan mengkonsumsi obat-obatan.

Jika gejalanya memburuk dengan cepat, biasanya penderita segera dirawat dan diberikan obat-obatan di rumah sakit. Jika gejalanya tidak menghilang dengan obat-obatan, perubahan pola makan dan gaya hidup, maka bisa digunakan angiografi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass arteri koroner atau angioplasti.

STABLE ANGINA

Pengobatan dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi iskemia dan meminimalkan gejala.
Terdapat 4 macam obat yang diberikan kepada penderita:

Beta-blocker
Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan organ lainnya.
Beta blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan aktivitas, beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
Beta-blocker dan nitrat telah terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan kematian mendadak.
Nitrat (contohnya nitroglycerin).
Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk short-acting dan long-acting.


2.Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit.
Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan nitroglycerin setiap saat.
Menelan sebuah tablet sesaat sebelum melakukan kegiatan yang diketahui penderita dapat memicu terjadinya angina, akan sangat membantu penderita.
Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan pipi bagian dalam atau penderita bisa menghirup nitroglycerin yang disemprotkan ke dalam mulut; tetapi yang banyak digunakan adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual.

Nitrat long-acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari.
Nitrat juga terdapat dalam bentuk plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama beberapa jam.
Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya untuk mengurangi gejala. Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu selama 8-12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya.

3. Antagonis kalsium
Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri koroner.
Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina.
Beberapa antagonis kalsium (misalnya verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut jantung.
Obat ini juga bisa digabungkan bersama beta-blocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).

4. Antiplatelet (contohnya aspirin)
Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi serangan jantung.
Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner.
Penderita yang alergi terhadap aspirin, bisa menggunakan triklopidin.

UNSTABLE ANGINA
Pada umumnya penderita unstable angina harus dirawat, agar pemberian obat dapat diawasi secara ketat dan terapi lain dapat diberikan bila perlu.

Penderita mendapatkan obat untuk mengurangi kecenderungan terbentuknya bekuan darah, yaitu:
- Heparin (suatu antikoagulan yang mengurangi pembentukan bekuan darah)
- Penghambat glikoprotein IIb/IIIa (misalnya absiksimab atau tirofiban)
- Aspirin.

Juga diberikan beta-blocker dan nitrogliserin intravena untuk mengurangi beban kerja jantung.
Jika pemberian obat tidak efektif, mungkin harus dilakukan arteriografi koroner dan angioplasti atau operasi bypass.

Operasi bypass arteri koroner

Pembedahan ini sangat efektif dilakukan pada penderita angina dan penyakit arteri koroner yang tidak meluas.
Pembedahan ini bisa memperbaiki toleransi penderita terhadap aktivitasnya, mengurangi gejala dan memperkecil jumlah atau dosis obat yang diperlukan.

Pembedahan dilakukan pada penderita angina berat yang:
- tidak menunjukkan perbaikan pada pemberian obat-obatan
- sebelumnya tidak mengalami serangan jantung
- fungsi jantungnya normal
- tidak memiliki keadaan lainnya yang membahayakan pembedahan (misalnya penyakit paru obstruktif menahun).

Pembedahan ini merupakan pencangkokan vena atau arteri dari aorta ke arteri koroner, meloncati bagian yang mengalami penyumbatan.
Arteri biasanya diambil dari bawah tulang dada. Arteri ini jarang mengalami penyumbatan dan lebih dari 90% masih berfungsi dengan baik dalam waktu 10 tahun setelah pembedahan dilakukan.
Pencangkokan vena secara bertahap akan mengalami penyumbatan.

Angioplasti koroner

Alasan dilakukannya angioplasti sama dengan alasan untuk pembedahan bypass.
Tidak semua penyumbatan bisa menjalani angioplasti, hal ini tergantung kepada lokasi, panjang, beratnya pengapuran atau keadaaan lainnya.

Angioplasti dimulai dengan menusuk arteri perifer yang besar (biasanya arteri femoralis di paha) dengan jarum besar. Kemudian dimasukkan kawat penuntun yang panjang melalui jarum menuju ke sistem arteri, melewati aorta dan masuk ke dalam arteri koroner yang tersumbat.
Sebuah kateter (selang kecil) yang pada ujungnya terpasang balon dimasukkan melalui kawat penuntun ke daerah sumbatan. Balon kemudian dikembangkan selama beberapa detik, lalu dikempiskan.
Pengembangan dan pengempisan balon diulang beberapa kali.

Penderita diawasi dengan ketat karena selama balon mengembang, bisa terjadi sumbatan alliran darah sesaat. Sumbatan ini akan merubah gambaran EKG dan menimbulkan gejala iskemia.

Balon yang mengembang akan menekan ateroma, sehingga terjadi peregangan arteri dan perobekan lapisan dalam arteri di tempat terbentuknya sumbatan.
Bila berhasil, angioplasti bisa membuka sebanyak 80-90% sumbatan.

Sekitar 1-2% penderita meninggal selama prosedur angioplasti dan 3-5% mengalami serangan jantung yang tidak fatal.
Dalam waktu 6 bulan (seringkali dalam beberapa minggu pertama setelah prosedur angioplasti) , arteri koroner kembali mengalami penyumbatan pada sekitar 20-30% penderita.

Angioplasti seringkali harus diulang dan bisa mengendalikan penyakit

arteri koroner dalam waktu yang cukup lama.
Agar arteri tetap terbuka, digunakan prosedur terbaru, dimana suatu alat yang terbuat dari gulungan kawat (stent) dimasukkan ke dalam arteri. Pada 50% penderita, prosedur ini tampaknya bisa mengurangi resiko terjadi penyumbatan arteri berikutnya.

PROGNOSIS

Faktor penentu dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada penderita angina adalah umur, luasnya penyakit arteri koroner, beratnya gejala dan yang terpenting adalah jumlah otot jantung yang masih berfungsi normal.
Makin luas arteri koroner yang terkena atau makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya makin jelek.

Prognosis yang baik ditemukan pada penderita stable angina dan penderita dengan kemampuan memompa yang normal (fungsi otot ventrikelnya normal). Berkurangnya kemampuan memompa akan memperburuk prognosis.

PENCEGAHAN

Cara terbaik untuk mencegah terjadinya angina adalah merubah faktor-faktor resiko:
· Berhenti merokok
· Mengurangi berat badan
· Mengendalikan tekanan darah, diabetes dan kolesterol.

Kamis, 03 April 2008

BANK KAUM MISKIN

Belajar dari :
Kisah Muhammad Yunus dan Grameen Bank, dalam
Memerangi Kemiskinan

Oleh : Muhammad Yunus
Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2006
Bersama Alan Jolis

06. Bencana Kelaparan

TAHUN 1974 Bangladesh jatuh ke dalam cengkeraman bencana kelaparan.

Universitas tempat saya mengajar dan menjabat sebagai dekan Fakultas Ekonomi berada di ujung paling tenggara Bangladesh. Awalnya kami tidak terlalu menaruh perhatian pada berita-berita koran mengenai kematian dan kelaparan yang terjadi di desa-desa terpencil wilayah utara. Tetapi kemudian orang-orang sekurus-kering tengkorak mulai bermunculan di stasiun kereta api dan terminal bis ibukota Dhaka. Dengan cepat kedatangan mereka meluap bak air bah. Orang lapar ada di mana-mana. Seringkali mereka duduk begitu diam sampai sulit bagi kita untuk membedakan apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Mereka semuanya kelihatan mirip: bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak. Orang tua terlihat seperti anak-anak, dan anak-anak terlihat seperti sudah tua.

Pemerintah membuka dapur-dapur umum darurat. Tapi setiap dapur umum baru langsung kehabisan beras. Wartawan-wartawan surat kabar mencoba mengingatkan masyarakat tentang luasnya bencana kelaparan ini. Lembaga-lembaga riset mengumpulkan statistik tentang sumber dan penyebab migrasi penduduk ke perkotaan. Organisasi-organisa si keagamaan memobilisir kelompok-kelompok warga untuk mengangkati mayat-mayat dari jalanan dan menguburkannya dengan ritual selayaknya. Tetapi segera saja kegiatan sederhana mengumpulkan mayat ini berubah menjadi tugas berat yang membuat kelompok-kelompok ini kewalahan menanganinya.

Orang-orang lapar itu tidak meneriakkan slogan apapun. Mereka tidak menuntut apapun dari kami, penduduk kota yang berkecukupan pangan ini. Mereka hanya terbaring dengan begitu sunyi di pintu-pintu rumah kami dan menunggu mati.

Ada banyak cara untuk mati, tapi bagaimanapun, mati akibat kelaparan adalah yang paling tidak bisa diterima. Kematian yang berjalan dengan lamban. Detik demi detik, jarak antara hidup dan mati menjadi susut dan kian susut, sampai keduanya menjadi begitu rapat dan kita tidak bisa lagi membedakannya. Ibarat tidur, mati akibat kelaparan berlangsung begitu senyap, tanpa bisa dihindari, orang, yang melaluinya pun bahkan tidak bisa merasakannya. Dan semua ini gara-gara tidak adanya sekepal nasi pada saat makan. Di dunia yang berlimpah ini seorang bayi mungil yang belum memahami sengsara dunia dibiarkan menangis dan menangis sampai akhirnya tertidur tanpa susu yang dibutuhkan untuk hidup. Esoknya, bayi mungil itu mungkin tidak memiliki kekuatan untuk melanjutkan hidupnya.

Saya biasa merasakan gelora dalam menguliahi mahasiswa-mahasiswa saya mengenai teori-teori ekonomi elegan yang dianggap bisa mengatasi segala macam persoalan kemasyarakatan. Tetapi di tahun 1974 itu, saya mulai muak dengan apa yang saya ajarkan. Apa hebatnya teori-teori rumit itu manakala orang-orang tengah sekarat kelaparan di trotoar dan emperan seberang ruang kuliah tempat saya mengajar? Kuliah-kuliah saya menjadi seperti film-film Amerika di mana orang baik selalu menang. Tetapi begitu saya keluar dari kenyamanan ruang kelas, saya dihadapkan pada realitas yang berlangsung di jalanan kota. Di sini orang-orang baik dihajar dan terhempas tanpa ampun. Kehidupan sehari-hari semakin memburuk, dan yang miskin jadi bertambah miskin.

Tak sedikit pun teon-teoni ekonomi yang saya ajarkan mencerminkan kehidupan yang tengah berlangsung di sekitar saya. Bagaimana saya bisa terus mengajarkan kisah bohong-bohongan ini ke pada mahasiswa saya atas nama ilmu ekonomi? Saya ingin kabur dari kehidupan akademis. Saya perlu melarikan diri dari teori-teori ini dan buku-buku mengajar saya, dan menemukan kehidupan ekonomi riil dari diri seorang miskin.

Saya beruntung karena letak desa Jobra kebetulan dekat dengan kampus. Tahun 1958, Marsekal Muda Ayub Khan, yang kemudian menjadi Presiden Pakistan, mengambil alih kekuasaan dalam sebuah kudeta militer. Karena takut terhadap pembangkangan mahasiswa, dia memutuskan agar setiap universitas baru dibangun jauh dari pusat kota. Ketakutannya terhadap agitasi politik membuat Chittagong University yang baru, tempat saya mengajar, di bangun di wilayah perbukitan di distrik Chittagong, bersebelahan dengan desa Jobra.

Dekatnya desa Jobra menjadikannya sebuah pilihan sempurna bagi mata kuliah saya yang baru. Saya memutuskan menjadi mahasiswa lagi, dan warga Jobralah yang akan menjadi dosen-dosen saya. Saya bersumpah akan belajar sebanyak mungkin tentang desa. Universitas- universitas yang ada sekarang menciptakan kesenjangan hebat antara mahasiswanya dengan kenyataan hidup sehari-hari di Bangladesh. Alih-alih belajar dari buku seperti yang biasa dilakukan, saya ingin mengajari mahasiswa saya cara memahami kehidupan seorang miskin. Saat Anda menggenggam dunia di tangan Anda dan mengamatinya dari atas laksana burung, Anda cenderung menjadi arogan. Anda tidak menyadari bahwa segala sesuatunya menjadi buram jika dipandang dari jarak yang sangat jauh. Sebaliknya, saya memilih “pandangan mata cacing.” Saya harap bila saya mempelajari kemiskinan dari jarak dekat, saya akan memahaminya dengan lebih tajam.

Perjalanan berulang kali ke pedesaan di sekitar kampus Chittagong University membuahkan temuan-temuan yang penting dalam mendirikan Grameen Bank. Kaum miskin mengajarkan saya ilmu ekonomi yang sepenuhnya baru. Saya mempelajari masalah-masalah yang mereka hadapi dari perspektif mereka sendiri. Saya menjajal banyak hal. Ada yang berjalan, ada yang tidak. Salah satu yang berjalan baik adalah menawari sedikit pinjaman kepada masyarakat untuk membangun usaha mandiri. Pinjaman ini menyediakan titik awal bagi industri rumah tangga dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan pendapatan yang memanfaatkan keterampilan yang sudah dimiliki oleh masyarakat peminjam itu sendiri.

Saya tidak pernah membayangkan bahwa program kredit mikro ini akan menjadi basis bagi “bank untuk kaum miskin” berskala nasional yang melayani 2,5 juta orang. Saya juga tidak pernah membayangkan bahwa program ini akan diadaptasi di lebih dan 100 negara di 5 benua. Saya hanya mencoba menghapus perasaan bersalah saya dan memuaskan hasrat saya untuk bisa bermanfaat bagi beberapa orang yang tengah kelaparan. Tapi ternyata ini tidak berhenti hanya pada beberapa orang. Mereka yang pernah meminjam dan berhasil tidak membiarkan program ini hanya untuk beberapa orang saja. Dan setelah sekian waktu, saya pun juga tidak akan membiarkannya. ..!

[ bersambung ]

Sumber: Seluruh judul Bank Kaun Miskin adalah Posting seorang sahabat dari sebuah milist (Retno Kintoko)

Rabu, 02 April 2008

TREATMENT UNTUK BUAH HATI

Hai....., buah hati, buah cinta, berlian.

Hm...... apapun sebutan yang kita berikan kepada anak-anak kita tercinta. Ya, kita semua orangtua mestinya ingin yang terbaik untuk putra putri tercinta. Mulai dari mereka lahir, malah seharusnya sejak memilihkan calon Bapak / Ibu mereka, sampai dewasa.

Jika kita mulai sejak anak lahir, tentu pemberian asupan gizi yang masuk tubuhnya akan menjadi perhatian kita. Ya, susu!!

Sekarang ini sedang marak kampanye "Kembali ke ASI" setelah banyak orangtua memnyusukan anak-anak mereka ke Sapi alias memberi susu formula. Berbagai media informasi tentang ASI ini juga sudah banyak ditemui. Dan....mendadak, banyak yang "merasa" sebagai ahli dan lebih tahu dari orang lain. he he he......padahal, setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan.

Yah....semangat yang sedang menggelora kadang membuat kita lupa diri untuk bertenggang rasa dengan orang lain. Juga, bahwa masih banyaaaak lagi orang lain yang lebih faham, berpengalaman, ber"ilmu", namun lebih wise dan lembut dalam penyampaian sehingga terkesan "netral". Padahal, dia sudah dari dulu kala menimba ilmu, memperjuangkan, menyebarkan, dan memasyarakatkan ASI. Malah, di saat ASI belum lagi kembali dipopulerkan seperti sekarang. Dan dia harus berjuang beraaaaat..... sendirian!!

Nah, apapun itu, ada aturan dan guidence yang harus dipakai. ASI, misalnya. Di dalam Al Qur'an diperintahkan pemberian ASI selama 2 tahun. So, ya sudah, 2 tahun. Jangan melebih-lebihkan sampai 3 tahun, 4 tahun, malah ada yang sampai SD. Ya, itu tetep salah kalau menurut guidence yang aku anut. Susukan anakmu selama 2 tahun!!

Lalu, treatment jika anak sakit. Ha ha ha...., ini sempat jadi perdebatan di sebuah milist. Kenapa? Karena menurut moderator dan faham sebagian besar anggota milist tersebut, baby jangan dibawa ke dokter sampai tingkat tertentu. He he he memang sih apa yang mereka anut itu bener, karena juga dari sumber yang cukup andal. Namun, kita juga harus ingat, bahwa kondisi setiap orang itu berbeda. Yah, setiap rumah tangga, keluarga besar, dan lingkungan masyarakat itu tidak sama satu dengan lainnya.

Belum lagi, bagaimanapun juga, buku, milist, asosiasi, atau komunitas manapun, bahkan dokter sekalipun, hanyalah berhak memberi masukan yang akan menjadi acuan bagi orangtuanya dalam mengambil keputusan. So, menurutku sih, jangan mengkalim pendapat kita yang paling benar dan orang lain salah. Apalagi menggeneralisir orang.

Ada lagi, sekarang ini banyak wanita yang setiap hari bekerja keluar rumah dari pagi sampai sore, bahkan malam. Belum lagi ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Nah....siapa yang jaga dan urus anak-anak di rumah??? Pembantu, baby sitter, pengasuh, atau orangtua (nenek). Untuk kondisi ini, kita juga mesti "tahu diri". Jangan asal memberi instruksi. Maunya treatment ideal, nggak peduli itu ngrepotin, nyusahin, pokoknya bikin capek n ruwet. Kalau mau yang ideal, ya kerjain aja sendiri. So, ngertiin mereka juga. Ingat lho, seharian, merekalah yang bersama anak-anak. Bukan ibunya. Jangan sampai malah mereka mengurus anak kita dengan sakit hati. Lha wong kalau ibunya sendiri aja DIJAMIN belum tentu bisa seideal kalau hanya nyuruh.

So, be wise!!