Yang beneeer ?? Boleh merokok?
Ha ha ha, baca terus donk!!
Memang sekarang sudah banyak tempat umum yang menyediakan area khusus untuk merokok. Yah, tetapi penggunaannya belum terlihat efektif. Para perokok tetap saja asyik merokok di tempat umum tanpa malu atau risih. Seperti juga pelaku kesalahan lain yang tidak pernah malu atau risih.
Biarpun banyak tempat memasang gambar rokok yang dicoret alias dilarang merokok, tetep saja orang yang merokok lebih bebas dibanding orang yang tidak merokok dalam memanfaatkan udara bersih dan segar yang memang sudah sulit didapat di Jakarta ini atau mungkin juga di kota lain ya?
Malah, di ruang yang tertutup semua, sirkulasi juga muter saja karena ber AC, tetap saja para perokok bebas menggunakannya untuk merokok. Dan............sayangnya hampir tidak ada yang “berani” menegur meski ada larangan merokok di area tersebut. Karena memang biasanya yang salah lebih galak dan anehnya apabila terjadi perdebatan orang sekitar biasanya akan menyalahkan yang menegur (cerewet amat sih!??).
Ya, dunia ini kok saya rasa makin aneh. Kalau kita berbuat benar malah banyak tidak dibela orang. Kita akan dianggap tidak toleran atas kesalahan kecil orang. Lho!!!! Padahal sekecil apapun kalau salah ya harus dibilang salah dan disalahkan, ditegur supaya tidak makin besar. Jangan dibela! Yang benar yang harus dibela. Tapi, yah....begitulah kenyataannya. Mungkin orang sudah terlalu banyak berbuat salah sehingga kalau membela kebenaran takut dibilang munafik atau takut kesalahannya juga akan dibongkar. Kan setiap orang pasti punya salah to?
“Maaf ya Pak, bisa rokoknya dimatikan? Saya tidak tahan asapnya. Ada anak kecil dan bayi pula.”
“Ini kan tempat umum.”
“Justru karena ini tempat umum, maka saya minta Bapak jangan merokok di sini.”
“Suka-suka saya dong, orang ini tempat umum. Saya kan juga berhak merokok di sini.”
“Bapak yang baik, jika ini bukan tempat umum, jika ini tempat pribadi Bapak, maka memang benar suka-suka Bapak. Tetapi oleh karena ini tempat umum, maka Bapak tidak bisa suka-suka. Karena ini tempat umum, Bapak WAJIB menjaga kebersihan udara di sini dan sama sekali tidak berhak mengotorinya dengan asap rokok atau polutan lain. Tuhan menciptakan udara segar untuk semua manusia. Semua manusia berhak atas udara bersih itu, bukan udara dengan asap rokok. Maka jika Bapak mau mengotori udara dengan asap rokok, sebaiknya di tempat yang bukan untuk umum.”
Begitu pernah saya menegur orang yang merokok di tempat umum. Dan, tidak ada satu orangpun yang membela saya. Mereka diam, atau malah menyalahkan saya yang mereka nilai tidak toleransi terhadap orang lain. Mereka tidak membela saya yang mereka nilai “sok”, yang mereka nilai ikut campur urusan orang lain, dsb.
Baru urusan menegur orang merokok di tempat umum saja ternyata sudah berat dan banyak “serangan”, gimana kalau menegur perbuatan lain yang sudah dianggap “biasa” meski itu salah? Nah, bagaimana kita ingin negara kita baik, bersih, tidak ada koruptor, jika untuk kesalahan (yang dianggap kecil karena sudah biasa dilakukan orang) kita tidak diberi kesempatan untuk mngingetkan pelaku kesalahan?
Padahal menurut saya merokok itu berarti sudah merusak tubuh yang Allah ciptakan untuk kita rawat seperti juga bagian diri kita yang lain (akal dan rohani kita). Jadi merokok itu ya salah!! Meski di ruang tertutup dan dihisap sendiri asapnya. tapi kan terserah, dia juga yang nanggung akibat dan yang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya itu. Yang jelas; “BIASAKANLAH YANG BENAR DAN JANGAN MEMBENARKAN YANG BIASA!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar