Halaman

Minggu, 02 Desember 2007

KASIHAN ADEK BAYI

Maret 2007.
Anak sulungku memperhatikan terus bagaimana aku mengurus adik bayinya yang berumur 3 bulan. Dia memperhatikan kami dengan sangat serius. Entah apa yang ada di benaknya.

“Untung dulu Mama urus kami sendiri waktu kami bayi.”
“Ada apa sayang?”
“Aku seneng mama urus aku waktu bayi, bukan baby sitter atau pembantu.”
“Memangnya kenapa kalau yang urus baby sitter atau pembantu?”
“Coba mama lihat adek Vania, keciil, pasrah diapain aja, nggak bisa ngapa-ngapain, terserah yang ngurusin mau diapain, dikasih apa ke mulutnya pasti dia makan, semuaaa bener-bener terserah yang urusin.”
“Memang iya. Bayi manusia itu memang secara fisik paling lemah dibanding bayi binatang. Kalau bayi binatang, lahir, nggak lama kemudian bisa berdiri, jalan, bahkan cari makanan.”
“Iya Ma, coba kalau bayi diurus oleh orang yang nggak sayang seperti sayangnya mama sama kami, kasihan kan?”
“Ya, Mama memutuskan urus kalian sendiri karena memang yang diberi amanah itu Mama. Memang ada amanah yang bisa didelegasikan pelaksanaannya ke orang lain. Tapi menurut Mama, khusus untuk pengurusan anak terutama bayi sampai umur 5 tahun, Mama harus yang langsung ngurus kalian. Ya, Mama merasa tidak ada yang pantas dan kapabel untuk mengurus kalian selain Mama!”
“Makasih ya Ma, Mama memang paling hebat di dunia.”

Itulah sekelumit percakapanku dengan buah hati sulung yang sudah beranjak remaja. Dia memang “Berlian”.

Tidak ada komentar: