Halaman

Jumat, 27 April 2012

Memang Itulah Tugas Kita

Tidak jarang orang bertanya padaku, mengkonsultasikan anak-anak mereka padaku. Salah satunya tentang betapa bandelnya anak-anak mereka. Sementara menurut mereka anak-anakku itu semua baik, pinter, santun, sama sekali tidak merepotkan. Hahaha......siapa bilang? Anak2ku juga anak2 biasa lho.....

Keunikan anak memang dalam segala hal.
Anakku ada yang sangat terorganisir, rapi, bertanggungjawab, dan pembersih sejak kecil. Sewaktu masih batita, setiap habis mandi sore, dia harus rapi wangi lengkap dengan ikat pinggang, topi, dan sepatu, lalu JJS jalan-jalan sore seputar kompleks ketawa ketiwi ketemu teman-teman mainnya. Namun sampai pulang ke rumah...............masih rapi! Harum, bersih, dan lalu melepas sepatu, topi, ransel kecil buatanku yang isinya minuman dan makanan kecilnya, dan diletakkan pada tempatnya tanpa disuruh. Dia tidak suka ketidak rapian. Bahkan saat SMP dia akan menata sprei kasurnya hingga terlihat rata. 

Sedang anakku yang lain, sejak kecil memang suka-suka. Meski setiap habis mandi sama rapinya dengan saudaranya, namun tidak sampai sepuluh menit kemudian dia sudah berkeringat, baju berantakan, dan sepulang bersepeda dia akan meletakkan sepedanya tanpa berhenti terlebih dahulu. Sepeda dia biarkan meluncur sendiri setelah dia turun. Dan tentu saja sepeda akan mendarat sedapatnya. Braaakkkk..........sementara si empunya cuek entah ke mana. Jika ditegur dia akan tertawa menceritakan kehebatan sepedanya itu mendarat sendiri dengan cara yang lucu. Ya, dia sudah mahir bersepeda roda dua tanpa bantuan roda kecil sama sekali saat usianya belum genap 3 tahun.

Sampai ABG sifat-sifat itu tidak berubah. Yang satu rapi jali yang lainnya slordig. Tapi...........mereka semua bisa menjadi ketua OSIS di sekolahnya, aktif di Rohis, dan pelatih bela diri. Kegiatan yang berbeda adalah si rapi menjadi pembina Pramuka sedang si slordig menjadi pemain band andalan sekolahnya.

Seperti kemarin kembali aku mendapati kamar salah satu berlianku yang ampun amburadul banget. Meja tidak hanya dipenuhi buku-buku yang berserakan, tapi juga ada botol minuman air mineral, baju, kelereng, bahkan sampah plastik bekas pembungkus kaos kaki yang barusan aku belikan kemarin. Hhhhh...........sebel!

Dan mereka semua tetaplah anak-anakku, berlian-berlian indahNya yang diamanahkan padaku, yang kadang bandel, ngeyel, sok tahu alias sotoy, membuat jengkel, perlu selalu diingatkan, diarahkan, diluruskan, ditegur, kalau perlu dengan nada yang berbeda........keras. Meski mereka memang pinter, santun, baik, namun ya tetap saja tidak jarang membuatku kerepotan, sebel, kesel, BeTe, kadang galau. Aku hanya harus optimis, berpikir positif, dan pastinya tidak boleh bosan mengingatkan dan mengarahkan mereka. Karena itu bagian dari tugasku sebagai orangtua. Dan aku yakini itu sebagai salah satu ibadah wajibku.

Jadi........begitulah mereka karena memang itulah (salah satu) tugas kita. Percayalah, suatu saat nanti kita akan merindukannya.

Jumat, 13 April 2012

C I N T A

Cinta seorang ibu itu tulus, murni, tak berpamrih. Sampai kapanpun, bagaimanapun keadaannya, ibu selalu cinta pada anak-anaknya. Sebuah kebahagiaan jika cintanya berbalas. Meski menyakitkan, namun seorang ibu TETAP mencintai anaknya yang tidak mencintainya. 

Melihat gambar ini, membuat iri ibu manapun. Kebahagiaan tiada tara melebihi mempunyai dunia seisinya jika mempunyai anak seperti ini.

Anak-anakku, berlian-berlian indahku, I Love U.................


Penuh Cinta