Pertengahan tahun 2007 di hari libur, kantor suami mengadakan “Family Gathering”. Katanya sih, seluruh keluarga diundang untuk acara tersebut. Anak-anak tentu saja menyambut gembira mengingat selama ini papanya lebih banyak menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, dan perasaannya untuk keperluan negara. Yah, kami hanya mendapatkan sisa-sisanya saja. Kami sudah membayangkan kebersamaan dengan keluarga yang indah, bermain bersama.
Tapi ternyata...........................
Karyawan laki-laki maupun perempuan bergabung dalam satu permainan, anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, melakukan permainan yang berbeda. Aku dan bayiku, tidak ada yang peduli. Ya, kami “telantar” nggak jelas di lapangan panas terik. Sementara papanya disuruh ninggalin kami begitu saja karena acara karyawan sudah mulai. Memang ada tenda, ada makanan, tetapi semua nggak jelas dan nggak “welcome”. Tidak ada kami dipersilahkan ke mana, makan apa, ngapain. Semua......... liar!!!
Mereka mengambil suami dengan "paksa" seolah itu bagian dari pekerjaan kantornya. Aku tidak tahu suami terpaksa atau justru menikmati, seperti orang lain pada umumnya. Aku juga tidak tahu apakah dia "sadar" telah mengambil hak kami, hari kami, uang kami, untuk "kesenangan" bersama para karyawan lainnya. Ya, tanpa meminta persetujuanku dengan seenaknya kantor menarik bayaran, mengambil hari libur, atas acara mereka yang sama sekali tidak menguntungkan aku dan anak-anakku.
Aku sangat tidak setuju dengan acara seperti itu yang sebenarnya hanya “mengambil” kembali suamiku dari keluarga agar “lebih akrab” dengan karyawan lainnya. Apa belum cukup 5 hari seminggu dan lebih dari 8 jam seharinya? Buat apa mereka harus menjalin keakraban bahkan di luar jam dan hari kerja? Tidak sadarkah mereka sudah “merusak” keakraban yang seharusnya lebih diperlukan yaitu keakraban keluarga? Belum lagi acara-acara lain yang sering mereka buat baik di dalam maupun di luar jam kerja demi yang mereka sebut menjalin keakraban? Ulang tahun, makan siang bersama, buka puasa bersama, pisah kenal, dsb dsb.
Tidak sadarkah mereka bahwa mereka mungkin sudah sangat jarang menjalin keakraban dengan keluarga? Tidak sadarkah mereka sudah sangat jarang makan bersama keluarga, ulang tahun, buka puasa bersama keluarga, dsb dsb? Tidak sadarkah mereka sudah membuat kerusakan jalinan suci keluarga, merusak bangsa dan negara dengan acara-acara yang mereka buat itu?
Sejauh itukah? YA!! Definitely!! Aku berani mengatakan itu karena memang begitu menurutku, mengapa negara ini terpuruk, salah satunya karena tidak lagi adanya kesolidan rumah tangga dengan cinta kasih dan keikhlasan. Mengapa? Karena dirusak oleh kita sendiri dengan dalih B E K E R J A !! Materialistis, cari uang, dsb sudah didewakan di negeri ini. Bahkan seolah semua yang mendukung kelancaran dan kenyamanan bekerja sangat dipentingkan meskipun harus MERUSAK jalinan yang diikat oleh agama yang bernama KELUARGA.
Bukankah seharusnya orang bekerja agar rumah tangganya makin baik dan berjalan bagus? Bukankah rumah tangga adalah roda utama yang harus diputar? Bukankah bekerja untuk mendukung rumah tangga dan bukan sebaliknya? Bukankah bekerja hanyalah faktor pendukung saja dan bukan instrument utama dalam kehidupan?
Jahat sekali materialisme itu!!!
Bagaimana prioritas yang seharusnya ?????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar