Halaman

Selasa, 16 April 2013

Belajar Bisa Di Mana Aja...

Aku ingat waktu kecil pemalas banget. Saking malesnya, sejak baru mulai masuk SD aku sudah kerjakan semua soal di buku kelas 1. Lalu setelah selesai aku minta dibelikan buku kelas dua. Demikian jika aku merasa punya waktu kosong dan aku males melakukan hal lain maka aku minta dibelikan buku kelas-kelas berikutnya. Terutama matematika, sehingga aku terkesan, dianggap, dituduh, didakwa pinter padahal cuma karena sudah duluan ngerjain. Jd ya bisalah! Hehehe..... Sehingga setelah itu aku bisa seharian santai dan hanya melakukan hal yang aku suka entah itu membaca (buku cerita), latihan nari, atau berkelana di kebun dan sawah memenuhi keingintahuanku.

Hihihi.....aku dulu sok ilmuwan gitu. Setiap lihat sesuatu dan ingin tahu, maka aku akan mencaritahu meski harus berpanas-panas atau bangun dini hari. Aku juga akan melakukan percobaan seenaknya atas keingintahuanku. Misalnya saat mendapatkan ajaran tentang air liur anjing yang dikatakan najis, aku gak percaya gt aja, aku penasaran dan lalu 'memaksa' guru IPA ku untuk meneliti bersamaku. Juga hal lain, aku nyebelin banget deh kalau sudah mulai ingin tahu.

Eh....kemalasanku kadang mendapat respon salah. Masku yang saat aku masih piyik dia sudah kerja dan berbase camp di negara tetangga, juga yang kuliah di lain kota mengira aku sangat rajin karena kebetulan saat dia di rumah pas aku ngerjain buku pelajaran. Dia gak tahu waktuku nglayap jauh lebih banyak karenanya. Hehehe....pencitraan! Sampai sekarang dia masih ngira aku itu sangat rajin belajar. Biarin ajalah males aku jelasinnya. Padahal guru SMP ku pernah protes; "Kalau kamu jadi pelajar teladan gini, apanya yang bisa diteladani teman-temanmu? Wong kamu males banget." Hehehe.....maaf Pak, kan Bapak yang suruh saya mewakili sekolah, sebagai murid ya saya patuh, bapak ibu guru adalah orangtua saya di sekolah. Trus kalau saya menang dan dikirim ke tingkat propinsi kan bukan salah saya kan Pak? Begitu kira2 aku jawab. Iiiih....bandel banget gak sih aku! Lha kok mas Sudirman Said seniorku di kampus juga mengira aku rajin? Maaf mas kalau pencitraanku berhasil. Padahal aku dulu gak pernah nyatet di kelas karena aku nglungsuri catatan mbak Lisa, kakak kelas yang rajin banget dan bukunya komplit plit, yang teman mbak Susi.

Nah, sekarang si cantikku ternyata mirip denganku. Dia suka ngerjain soal saat dia mau. Bahkan sudah ngerjain untuk semester depannya saat semester awal baru dimulai. Tentu saja dia jadi banyak tanya karena memang belum pernah dijelasin gurunya. Dan dia sukanya nanya ke ayahnya. Suatu hari karena sebel digangguin terus, ayahnya penasaran dan lihat bukunya.

"Dek....ini kan buku semester depan. Kok sudah dikerjain? Lalu ngapain donk besok-besok adek ke sekolah?" tanya ayahnya heran.

"Papaa.......ya ke sekolah itu ketemu teman-teman." jawab princessku kalem sambil terus asyik ngerjain bukunya.

"Lho? Bukannya sekolah itu belajar? Kok ketemu teman-teman sih?" ayahnya makin sebel dan keki.

"Iiiiiih.....Papa ini, kalau sekolah emang buat main, ketemu teman. Kalau belajar ya bisa di mana aja, gak harus di sekolah." jawab si cantik tetep cuek, hanya raut mukanya aja yang nyengkureng gak setuju gitu.

Ayahnya gubrag diam seribu basa sambil gemeretuk gemessss.........


Minggu, 14 April 2013

Kelas Inspirasi


Wuiiiih....baru sempat menuliskan pengalaman hebatku ini sekarang. Kelas Inspirasi! Ya, pengalaman hebat yang masih terkenang2 hingga kini. Sepertinya bakal selamanya.....

Bermula saat aku mendapatkan sebuah tawaran dari seseorang untuk menjadi volunteer di kegiatan yang dikomandani oleh Pak Anis Baswedan Indonesia Mengajar, sebagai inspirator, mengajar sehari dalam program Kelas Inspirasi. Meski awalnya aku gak ngerti apa itu, namun aku berminat ikut. Kedinginan di suhu -15 dercel sambil mengisi formulir dan menulis sebuah essay mengantarkan aku terpilih sebagai salah satu volunteer tersebut. Ya, ternyata melalui seleksi lagi. 

Tanggal 20 Februari.....berarti aku harus sudah di Jakarta pertengahan Februari supaya bisa ikut. Alhamdulillah tiket Lufthansa sudah di tangan, aku segera confirm untuk pulang dan memasang alarm pengingat agar sehari sebelumnya melakukan online boarding. Tidak masalah jatah visaku yang sampai akhir Februari kubiarkan hangus. Lagian, sudah dua bulan aku pergi, sudah cukup juga tugas kutunaikan meski masih kangen dan ingin berlama2 dengan berlian gantengku di sisa waktu visaku.


Oom Bondan Winarno, CEO Kompas Group, dosen, arsitek, pengacara, psikolog, bahkan ada seorang bapak usia 80 th ikut menjadi volunteer sebagai inspirator. Pembekalan yang singkat namun cukup bermanfaat, tidak mengurangi dag dig dug yang mendera dengan semakin dekatnya hari H. Email bernuansa pribadi dari Bapak Anis, merupakan booster penyemangat bagiku yang semakin membuatku yakin bahwa aku pasti bisa!

Treng........teng........hari H pun tiba. Jam 5 pagi sudah siap di halte transJakarta, moda angkutan yang baru kali kedua kunaiki. Tas berisi laptop yang bagiku yang berbadan mungil terasa sangat berat, tak mengurangi antusiameku untuk 'mengajar', menginspirasi anak-anak bangsa, memberi mereka mimpi indah yang akan mereka raih, menyiapkan mereka menyongsong asa. Karena bagiku, mereka adalah Indonesia di masa depan! Sama dengan anak-anakaku sendiri.

Seru, menyenangkan, heboh, mengharukan, entah apa lagi kata yang pantas disebutkan. Kuajak anak-anak bermimpi, bukan hanya untuk menjadi sepertiku, bukan hanya mengenai profesiku, namun aku ajak mereka mimpi untuk menjadi diri mereka sendiri di masa depan. Lalu aku memotivasi mereka untuk meraih mimpinya. Tidak ada yang boleh menghalangi mereka untuk meraih mimpi indah mereka itu. Tidak ada satupun! Entah itu kondisi fisik mereka, kondisi ekonomi orangtua mereka, cercaan orang-orang yang menyangsikan mereka, bahkan diri mereka sendiri jangan sampai menghalanginya.

"Kapan mama ke sini lagi?" Pertanyaan mengharukan yang membuatku tersanjung. Belum lagi kujawab pertanyaan itu sudah disusul dengan rajukan; "Kan ibu harus periksa buku mimpi saya yang tadi ibu ajarkan. Sering-sering ke sini ya mama......" Lalu yang tak kalah menyenangkan saat tangan-tangan mungil berebut menarik tanganku untuk dicium yang cukup mengagetkanku yang sedang mondar-mandir karena jam terakhir adalah jam kosong untuk istirahat bagiku yang kugunakan untuk mengeksplore sekolah dan lingkungannya. Belum lagi Bapak Kepala Sekolah yang sangat kooperatif, dan guru-guru hebat yang legowo menerima kami dan ikhlas kelas kami ambil alih sehari penuh. 



Teman-teman tim Kelas Inspirasi 50 yang hebat, heboh, keren, membuatku bangga menjadi bagian dari mereka. Sungguh, Kelas Inspirasi tidak akan aku lupakan. Bravo kelas inspirasi, terima kasih semuanya, aku bangga menjadi bagian dari program ini, aku bangga menjadi bagian dari kalian semua.Tugasku menginspirasi, namun akulah yang makin terinspirasi.

Sampai sekarang, anak2 itu masih sering menghubungiku, sms, whatsapp, menceritakan tentang mimpi mereka, tentang buku mimpi yang aku ajarkan dan sudah mereka buat dan mereka bawa setiap hari, tentang senangnya mereka pernah ketemu aku, pernah aku ajar di kelas, juga betapa mereka merindukan kehadiranku lagi di sekolah mereka untuk melihat mereka, mendengar mereka merajut mimpi. Juga Kepala Sekolah dan guru2nya, mereka ingin aku datang lagi ke sana untuk kembali berbagi, menginspirasi.

Aku makin yakin, mimpiku sendiri, yang sudah kutulis, kususun kepingan puzlenya, kupupuk sejak lama, aku perjuangkan dengan berbagai upaya, akan terwujud. Mimpiku itu adalah, Indonesia Jaya, dan anak-anak bangsa menjadi tuan rumah di negrinya sendiri, di surga dunia yang sudah Allah anugerahkan sebagai tanah tumpah darah mereka. INDONESIA

“ The great pleasure in life is doing what people say you cannot do. ”
— Walter Bagehot


Salam Kelas Inspirasi,

Dewi KI 50 Feb 2013

Kamis, 04 April 2013

MIMPIKU, MENCETAK BERLIAN BANGSA INDONESIA

Kubawa ke sini tulisan lamaku, sebagai motivasi buatku pribadi, dan semoga juga bagi pembacanya.

Berlian Bangsa.
Mungkin orang mengira mimpiku adalah mendirikan sekolah, yang berarti sekolah Berlian Bangsa adalah mimpiku. Sebuah sekolah dengan gedung dan berbagai kelengkapannya.

SALAH. Ya, salah besar jika mereka mengira mimpiku adalah sebuah sekolah. Sama sekali bukan. Sekolah hanyalah salah satu caraku mencapai mimpiku, untuk mendidik semua anak Indonesia. Caraku memberi kesempatan kepada orang lain yang ingin bergabung, yang ingin anaknya menjadi bagian dari berlian. Namun.......... aku tidak sempat jika harus berhenti, menunggu, apalagi mundur ke belakang. Kalau mau, ayo ikut berjalan bahkan jika perlu berlari bersamaku. Karena memang waktu tidak bisa berhenti meski sebentar.

Tidak ada waktu untuk bergosip,
Tidak ada waktu untuk mengeluh,
Tidak ada waktu untuk bergunjing,
Tidak ada waktu untuk segala macam fitnah dan hal-hal negatif lainnya...
Dan jangan berharap sedetikpun aku luangkan waktu untuk itu

Jika ada yang menghalangi caraku ini, jika ada yang merusak salah satu alatku ini, maka aku tetap akan mencetak berlian bangsa dengan jutaan cara dan alat lain. Aku masih bisa didik anak-anak Indonesia. Belajar tidak mengenal batas waktu, tempat, usia, dan status sosial. Semua anak berhak belajar. Karena mimpiku adalah mencetak berlian-berlian bangsa Indonesia. Itu sudah aku mulai sejak sangat lama sekali. Dan akan terus aku lakukan selama-lamanya. Bahkan akan terus aku hidupkan semangat ini, meski setelah aku mati.

Aku tidak ingin menyia-nyiakan anugerahNya. Aku terlahir di surga, Indonesia. Maka aku harus mengembalikan Indonesia ini menjadi seperti semula.....surga. Dan berlian-berlian bangsa ini, seluruh anak-anak Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah di negeri mereka sendiri........INDONESIA. Mereka tidak boleh lagi dijajah oleh siapapun. Anak Indonesia itu hebat, maka mereka harus tetap hebat dan semakin hebat. Semua anak Indonesia harus hebat.

Aku tidak akan menyalahkan siapapun. Aku tidak akan menyalahkan pemerintah. Aku tidak akan menyalahkan keadaan. Karena aku tidak bisa merubah siapapun, kecuali diri sendiri. Tugasku hanyalah mengusahakan, dan aku yakin Allah yang akan menggenapkannya.

Dan............duniaaaaa tunggu! Akan terlahir berlian-berlian indah dari bangsaku ini yang akan mengembalikan kejayaan bangsaku, INDONESIA..... Allah bersamamu!! Bismillah.......

be prepareeee.................