Halaman

Sabtu, 25 Agustus 2012

'BOK'

Keluarga kami itu gado2, campur aduk dari seluruh penjuru nusantara, bahkan juga belahan bumi lain nun jauh di sana. Sehingga kami mengenal banyak bahasa meski belum tentu bisa dan mengerti. Apalagi aku! Blo'on deh. Namun anak-anak kok ya gampang banget beradaptasi. Mereka bisa main seru atau saling marah meski bahasa mereka berbeda. Memang sih, sedikit2 mereka saling mengerti dan bisa bahasa satu sama lain, namun jika sudah marah atau reflek, tentu bahasa asli/sehari2 merekalah yang keluar :-(||> give up .

Contohnya keponakanku yang sejak lahir dan tumbuh di negaranya paman Sam, dia bisa berbahasa Indonesia bahkan Jawa karena ayah ibunya asli Jawa, namun jika marah ya yang keluar dari mulutnya adalah English. Karena jika harus marah dengan bahasa lain, maka dia harus berpikir lama terlebih dulu. Itupun yang keluar adalah bahasa baku yang biasanya membuat kami menahan tawa karena sungguh lucu. Kemudian keponakan yang setengah Londo, maka jika marah atau reflek berkomentar maka bahasa Belandalah yang keluar. Juga yang lahir dan besar di negara Francophone, yang menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa sehari-harinya, maka dia akan ngomel menggunakan bahasa Perancis meski saat ngobrol dengan princessku dan mas2nya menggunakan bahasa Indonesia atau English >:P phbbbbt.

Tapi karena itu juga maka anak-anak di keluarga besar kami juga cenderung mudah berbahasa asing. Yang bahasa sehari2nya English bisa berbahasa Indonesia bahkan Jawa, yang berbahasa sehari2 Perancis bisa berbahasa Indonesia, English, dan Belanda, demikian juga yang berbahasa Indonesia setidaknya mengerti dan bisa berkomunikasi dengan saudara sepupunya yang berbahasa English, Perancis, maupun Belanda. Malah si cantik Princessku itu mengenal bebek pertama kali dalam bahasa Belanda, karena memang melihat bebek pertamakali di sungai belakang rumah di Holland sana. Ya ampun nak......masa lihat bebek teriaknya "eend.........eendje........." gubrag banget deh, bilang aja bebek, meri. Hahaha.................

Demikian juga setelah bertemu dengan sepupu mereka baik saat sepupunya berkunjung maupun saat kami yang ke rumah mereka, maka pasti ada oleh2 berupa kata-kata atau kalimat yang sering digunakan oleh sepupunya. Seperti lebaran kemarin, kami ngumpul di rumah kakak dan ketemu saudara2 yang dari Solo dan Cilacap. Kalau Bahasa Jawa Solo tidaklah terlalu aneh bagi berlian2ku karena akupun terkadang menggunakannya. Namun ada bahasa Cilacap yang sering digunakan sepupu mereka yang bagi berlian2ku terdengar aneh. Setiap mengucapkan sebuah kata, sering ponakan gantengku mengakhirinya dengan kata 'BOK' dengan nada mirip bahasa Banyumas. Lama2 berlian2ku penasaran dan menanyakannya ke tantenya, dimana adikku bukanlah orang asli Cilacap. Katanya artinya 'barangkali'. Benarkah? 
*nanya ke orang asli Cilacap*