Halaman

Minggu, 25 April 2010

Di manakah Letak Kebahagiaan??

Kiriman seorang sahabat.

Menurut Anda dimana letak kebahagiaan itu???

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan.

Lewatlah sebuah motor di depan mereka. Berkatalah petani ini pada istrinya: "Lihatlah Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah. Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah."

Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan, melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka.

Pengendara motor itu berkata kepada istrinya: "Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita."

Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi perbincangan, ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat di hadapan mereka: "Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu. Mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok."

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya: "Betapa bahagianya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. Sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing masing."

Kebahagiaan tak akan pernah kau miliki jika kau hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain.

Bersyukurlah atas hidupmu supaya kau tahu di mana kebahagiaan itu berada.

Rabu, 21 April 2010

'MOBIL' DINASKU YANG BARU

Mobil dinas adalah hal penting bagiku. Duuuh........... sombong amat sih? Ya bukan begitu. Karena kan aku harus selalu ditempelin perangko indahku. Aku harus membawa berlianku yang masih kecil ke mana-mana. Begitu juga saat Princess masih bayi, aku perlu mobil dinas yang cukup besar untuk membawa segala aneka rupa perlengkapan bayinya yang seabreg-abreg. Carseat, mainan, tas baju, botol susu dengan full isi ASI yang sudah diperah, dll termasuk camilan dan susu UHT buat mamanya. Hehehe............ namanya juga ibu menyusui, perlu ngemil n minum banyak. Hmm........ ini alesan aja kali ya, dasar gembil aja tukang ngemil.

Sekarang, Princess kecil sudah cukup besar. Nah lo! Pernyataan macam apa itu? Maksudnya, Princessku bukan bayi lagi yang harus selalu membawa perlengkapan penuh jika hanya bepergian dekat. Sekitar kompleks misalnya. Berarti mobil kecilpun sudah cukup untuk kami berdua beraktifitas seputaran kompleks rumah kami saja. Mobil besar sesungguhnya sangat merepotkanku. Naik motor? Hehehe............. malu deh ngakunya, aku nggak bisa! Hikcs............ padahal di garasi ada motor Honda grand black Astrea yang kami beli tahun 1993 lalu. Iiiih.......... tuwir amat ya itu motor? Emang! Umurnya sama dengan umur berlian sulungku. Dan aku benar-benar tidak bisa naik motor. Bukan karena motornya tua aku malu lho. Secara, papa mertuaku sangat sayang sama aku. Sejak aku menikah, beliau selalu wanti-wanti agar aku, Dewi, menantu cantiknya ini, jangan naik motor atau naik mobil yang tidak ada mesinnya di 'hidung' mobilnya. B e r b a h a y a. Gitu. Sebagai menantu yang taat, ya aku nurut ajah. Alhamdulillah kok ya aku bisa membeli mobil berhidung juga akhirnya. Mungkin do'a beliau juga.

Kembali ke pokok masalah, aku ingin beli mobil baru yang kecil untuk menunjang aktifitas rutinku yang hanya di sekitar kompleks.

Sudah sejak lama aku survey harga di dealer-dealer. Waah............ lumayan mahal juga ternyata. Mulai 900 an, 1 koma sekian, hingga yang muahaal........... Hhhh............. sayang juga ya. Jadi agak pesimis nih. Tapi aku tidak patah semangat. Aku rajin berkeliling ke dealer-dealer yang tidak terlalu jauh dari rumah sehingga after salesnya nggak merepotkanku.

Aha! Suatu hari aku melihat dealer baru dibuka dekat kompleks perumahan tempat aku tinggal. Jika melewatinya aku selalu melirik untuk melihat kemungkinan ada mobil inceranku yang mungil dan berwarna pink, warna favoritku. Ternyata memang ada saudara-saudara. Langsung saja aku niatkan untuk suatu saat aku datangi.

Lalu suatu pagi setelah antar Princess sekolah, terima laporan karyawan sebentar, aku meluncur ke dealer yang aku maksud. Tanya harga, lihat barang, nawar, (ini hobby ibu-ibu kalau membeli sesuatu) ternyata harga yang bisa dapatkan cukup Ok. Hanya 500. Murah. Langsung aku kasih DP 100, minta penjualnya merapikan segala sesuatunya dan akan aku ambil siang hari sebelum menjemput Princess. Aku ingin memberi kejutan buat cantik kecilku ini saat menjemputnya. Mobil baru! Aku segera pulang setelah mampir ke bank menyiapkan uang pelunasannya dengan niat nanti aku kembali dengan kendaraan umum agar bisa mengendarai langsung mobil baruku nanti.

Tanpa menunggu lagi, siangnya aku mengambil mobil baruku, menjemput Princessku yang terbelalak lebar dan semangat sekali menaiki mobil baruku, dan tak lupa aku foto mobilku itu untuk aku E-mail ke pacarku karena dia belum tahu jika aku membeli mobil dinas baru hari itu.
Inilah gambar 'mobil' dinas baruku itu.

Bagus kan?

Akhirnya aku bisa memberi contoh ke karyawanku & orang-orang di sekitarku yang selalu gengsi dan malu (meski sebenarnya bukanlah orang kaya) jika mau bike to work dengan sepeda murah. Padahal, bike to wrok atau malahan bike to everywhere nggak harus memakai sepeda mahal!

Tidak perlu malu naik sepeda murah. Heii.......... sekarang aku setiap hari menggowes mobil dinasku yang baru itu dengan bangga dan riang penuh semangat. Pagi, siang terik, sore, bahkan agak malam pun aku gowes sepedaku untuk segala keperluan yang memungkinkan bersepeda. Sekaligus OR bukan? Sekali gowes keperluan selesai, badan sehat, hemat!

Hehehe.......... tapi belum berani lewat jalan raya. Maklum baru bersepeda lagi setelah lebih 20 tahun nggak menggowes ria.

SELAMAT HARI KARTINI.


Selasa, 20 April 2010

KINDNESS

Dear friends
I thought of sharing this with U.
Mathure
One day, a poor boy who was selling goods from door to door to pay his way through school, found he had only one thin dime left, and he was hungry.

He decided he would ask for a meal at the next house. However, he lost his nerve when a lovely young woman opened the door.

Instead of a meal he asked for a drink of water! . She thought he looked hungry so brought him a large glass of milk. He drank it so slowly, and then asked, How much do I owe you?"

You don't owe me anything," she replied. "Mother has taught us never to accept pay for a kindness."

He said ... "Then I thank you from my heart."

As
Howard Kelly left that house, he not only felt stronger physically, but his faith in God and man was strong also. He had been ready to give up and quit.

Many year's later that same young woman became critically ill. The local doctors were baffled. They finally sent her to the big city, where they called in specialists to study her rare disease.

Dr. Howard Kelly was called in for the consultation. When he heard the name of the town she came from, a strange light filled his eyes.

Immediately he rose and went down the hall of the hospital to her room.

Dressed in his doctor's gown he went in to see her. He recognized her at once.

He went back to the consultation room determined to do his best to save her life. From that day he gave special attention to her case.

After a long struggle, the battle was won.

Dr. Kelly requested the business office to pass the final bill to him for approval. He looked at it, then wrote something on the edge, and the bill was sent to her room. She feared to open it, for she was sure it would take the rest of her life to pay for it all. Finally she looked, and something caught her attention on the side of the bill. She read these words ...

"Paid in full with one glass of milk"

(Signed) Dr. Howard Kelly.

Tears of joy flooded her eyes as her happy heart prayed: "Thank You,
God, that Your love has spread broad through human hearts and hands."

There's a saying which goes something like this: Bread cast on the water comes back to you. The good deed you do today may benefit you or someone you love at the least expected time. If you never see the deed again at least you will have made the world a better place - And, after all, isn't that what life is all about?

Kamis, 08 April 2010

Sesal kemudian tidak berguna

ungkapan yang tepat untuk renungan di bawah ini, semoga bisa menginspirasi kita semua

Kisah nyata kiriman seorang sahabat dg amanah tuk diceritakan kembali agar orang lain mengambil pelajaran:

Ini adalah kisah nyata di kehidupanku. Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada. Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku
Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.
Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.
Tapi kini aku tahu.
Semua ucapanku selama ini salah dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.
Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya.
Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.
Dia berkata, " setiap kali kami ajak dia makan siang,mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas.
Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, " aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang."
Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan."
Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.

Teringat akan amarahku pada suamiku, aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan, dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, " perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin,sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu."
Membaca itu,benar2 baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku.betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.

Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, " ibu capai?istirahat dulu saja"
Dengan kasar kukatakan, " ya jelas aku capai,semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak,urus cucian,masak, ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik. "
Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.
"Pak kenapa cari klinik yang termurah? Saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula"
Dan suamiku menjawab, " Tak usahlah terlalu mahal. Aku cuma ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas."
Tuhan..Maafkan hamba Tuhan, hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.

Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.
Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.
Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.
Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini kuucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu.

Istrimu
Rina