Halaman

Sabtu, 01 Maret 2008

SENIOR CITIZEN & JUNIOR CITIZEN

Tulisan seorang sahabat;

Istilah "Senior Citizen" terasa lebih enak terdengar di telinga kita, karena cenderung
ada konotasi lebih menghargai orang-orang yang lebih tua, dengan usia berkisar
50 tahun ke atas.

Pensiunan dapat dikategorikan juga "Senior Citizen".

Topik ini terlintas dalam pikiran saya saat sedang di jalan raya, kala itu melintas
sebuah bis pariwisata lux yang berisi Turis dari Luar Negri yang berusia kurang
lebih di atas 60 tahunan.

Mungkin Anda juga sering melihat sekelompok Turis2 asing di Airport, tempat2
wisata dan toko2 cindera mata. Mereka nampak sangat menikmati masa2 tua mereka.

Sebaliknya saya (dan mungkin juga Anda) tidak pernah melihat sekelompok
turis2 Indonesia yang berusia "Senior" sedang melancong ke penjuru dunia, untuk
menikmati masa2 emas mereka.

Mengapa turis asing senior mampu menikmati masa2 emas, setelah mereka
melakukan kerja keras sepanjang usia produktif mereka, sedangkan rakyat
Indonesia tidak mampu menikmati masa "kebebasan" mereka dengan
melakukan perjalanan wisata?

Saya memiliki pengalaman, dan saya yakin ada di antara Anda juga menyaksikan
bahkan melakoni apa yang saya alami kala berdinas di Singapore.

Sepanjang jalan Orchard Road terbentang berbagai shopping center dan mall2 yang
menyajikan exterior "wah" guna mengundang ("menjebak") masuk orang2 yang
melihatnya, agar membelanjakan uang yang dimiliki atas barang2 dunia yang "branded".

Ternyata "jebakan" mereka berhasil menyeret masuk wisatawan yang berkeliaran
di sepanjang jalan tersebut, dan lebih hebatnya lagi, yang terjebak tersebut sebagian
besar orang2 muda ("junior citizen") asal Indonesia.

Saya melihat kebahagiaan terpancar dari sinar mata dan raut muka mereka, mereka
sangat menikmati suasana belanja dan dengan tangan penuh tas2 belanja, mereka
masih berkeliling ingin "menghabiskan" uang mereka dengan ditukarkan barang2 dunia.

Dalam mall2 tersebut saya juga melihat Turis asing "Senior Citizen" sedang melihat2
barang dagangan dunia.

Perbedaan

Orang Indonesia menikmati dunia dan barang dunia kala masih muda dan produktif,
sehingga pada akhirnya saat pensiun sudah tidak memiliki uang lagi dan waktu
sangat bebas.
Sedangkan Orang asing menikmati dunia dengan mengunjungi berbagai belahan
dunia kala telah memiliki uang dan waktu.

Peran Pemerintah

Saat ini Pemerintah Indonesia belum mensyaratkan semua Perusahaan yang mempekerjakan karyawan memiliki program pensiun.

Adapun program pensiun Pemerintah hanya diperuntukkan bagi Pegawai Negri Sipil dan
TNI, itupun juga dengan nilai yang kurang memadai bagi lebih banyak golongan.

Jadi tanggung jawab masa depan Anda tidak berada di tangan Pemerintah, melainkan
ada di kepala dan tangan Anda sendiri.

Sudahkah Anda berpikir?

Anda mau melancong kemana saat memiliki waktu?
Mau ke Inggris nonton sepakbola klub kesayangan Anda?
Atau mau ke Menara Eiffel di Paris?
Kalau ke Swiss main salju bagaimana?
Naik gunung Himalaya juga ok?

Saya yakin Anda tidak mau menghabiskan waktu dengan hanya
duduk, makan (iya kalau ada uang untuk makan), tidur dan jalan
bolak2 di dalam rumah, melihat tembok kanan kiri.
Bengong, nonton tv, baca koran lalu tidur lagi.

Bagus kalau waktu Anda cepat habis dan segera dipanggil yang KUASA,
tapi kalau waktu Anda tidak habis2 dan diberi umur sampai 85 tahun,
bagaimana?

Saya sarankan istilah "menghabiskan" waktu segera Anda ganti dengan
"menikmati" waktu yang Anda miliki, yang selama ini Anda berikan kepada
MAJIKAN atau BOSS Anda.

Pertanyaan saya kepada Anda hari ini:
Apakah Anda sudah berpikir, bagaimana Anda menikmati waktu yang Anda
miliki saat menjadi "Senior Citizen"???

Ayo segera pikirkan dan berpikir, pakai otak Anda untuk menciptakan dan
menikmati masa depan Anda.

Jangan sampai Anda mendengar orang lain berkata kepada Anda:
"EMANGNYA GUA PIKIRIN",
kalau elu susah ya itu karena tindakan dan salah elu sendiri.

Jangan sampai menantu dan cucu berkomentar atas kehadiran Anda:
"Kok nengok cucu sampai setiap hari, pake makan segala"

Sakit2 dahulu, Sejahtera pasti

Lebih baik Anda sekarang sakit dan menahan godaan dunia untuk belanja dan pakai
kartu kredit serta nongkrong2 di Cafe, tabung sebanyak2nya uang Anda.
Pastikan masa depan Anda sejahtera dan nikmati perjalanan wisata ke tempat2
yang ingin Anda kunjungi di berbagai belahan dunia.

(Janganlah menambah beban dan menyusahkan Pemerintah
dengan menjadi gembel dan fakir miskin)

Selamat menata dan menikmati masa depan Anda,
Anda layak dan pantas hidup sejahtera.

Demikian sharing saya, semoga bermanfaat.
(Mohon maaf bila ada kata2 saya yang membuat Anda tidak berkenan)

Best Regards,
Freddy Pieloor
ANTARA INTERMEDIARY INDONESIA, PT.

1 komentar:

Riffat A.M mengatakan...

Ibu Dewi berlian yang saya hormati, perkenalkan nama saya dr. Taufik M. Sangat senang saat membuka blog ibu dan tulisan ibu yang sangat care terhadap warga senior. Terus terang perhatian masyarakat kita terhadap warga senior sepertinya agak kurang lain halnya di negeri seberang sana.
Melalui blog ibu saya hendak mengundang ibu pada acara kami khususnya diperuntukkan untuk warga senior di acara Cafe Warga Senior yang kami adakan di Cafe Batavia pada tanggal 18 Mei 2008. Untuk konfirmasi ibu bisa hubungi saya melalui HP 0817 811 344, kebetulan saya adalah aktivis dari Asosiasi Alzheimer Indonesia yang merupakan Asosiasi peduli warga senior