Saya pernah bermimpi. Di dalam mimpi, saya tekadang mengalami perjalanan hidup (cerita) yang berdurasi berhari-hari (melebihi waktu tidur saya sendiri saat mimpi terjadi). Seperti kita nonton film atau sinetron. Dalam durasi setengah jam saja, cerita bisa tentang masalah yang berbilang hari atau bahkan lebih.
Mimpi-mimpi saya itu membuat saya berfikir tentang waktu hidup saya. Orang Jawa (orangtua saya tepatnya) sering mengatakan; “Urip iku mung mampir ngombe.” Lalu ada juga yang menggambarkan sehari di akhirat sama dengan seribu tahun hidup di dunia ini. Ya, sangat mungkin itu benar. Hidup kita yang sekian puluh tahun ini, sangat mungkin hanya dalam hitungan menit atau detik dalam real waktu (kehidupan kekal), seperti mimpi dalam tidur kita.
Kisah hidup di dunia jadi seperti mimpi saja. Tahu tahu sudah sekian puluh tahun lalu saya lulus SMA, padahal rasanya seperti baru kemarin. Masih merasa remaja saja. Tahu tahu anak sudah besar, perasaan belum lama mereka lahir. Dst.
So, mungkin tahu tahu saya dipanggil Allah, sementara belum berbuat apa-apa. Dewi!! Bersiaplah dari sekarang! Jangan tunda lagi!
Sangat mungkin hidup di dunia hanya seperti mimpi, hidup sesungguhnya adalah di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar