Halaman

Minggu, 18 November 2007

ANAKKU BERLIAN

Saya memang sering menggunakan penyebutan “berlian” untuk anak-anak saya. Banyak tanggapan mengenai hal ini, yang sayangnya seringkali tidak seperti yang saya maksudkan. Kebanyakan, mereka menganggap/mengira anak-anak saya “hebat”, super kids, juara terus, loncat kelas, dsb. Semua serba material tolok ukurnya. Anak saya tidak seperti anak lainnya. Anak ya anak. Tdak ada bedanya kecuali attitude nya.

Padahal menurut saya, anak memang bagaikan berlian (memang sih pasti lebih dari itu). Berlian itu indah, menyenangkan, berharga (mahal) bahkan di black market, keras sampai bisa untuk memotong kaca, pilihan, hasil dari proses yang sangat panjang. Demikian juga anak. Mereka adalah “yang terpilih”, mereka adalah “pemenang” dari jutaan “kandidat” yang berebut mencapai ovum. Bahkan anak yang menyandang cacat fisik dan mental sejak lahir, mereka tetap berlian. Mereka sudah sempurna Allah ciptakan. Dibalik kekurangan mereka pasti ada kelebihannya. Seperti juga anak yang dilahirkan dengan fisik dan mental yang “normal”, dibalik kelebihannya pasti juga ada kekurangannya.

Kita orangtua diberi amanah untuk menjaga, merawat, memoles, melakukan shaping, dan treatment lainnya yang diperlukan agar berlian ini tetap terjaga keindahannya, tetap berharga, tetap kuat, menyenangkan hati siapapun yang melihatnya (berinteraksi dengannya), memberi manfaat bagi sekitarnya.

Ya, anakku memang berlian.

Tidak ada komentar: