Halaman

Senin, 28 Januari 2008

MESIN CUCI NGAMBEK, PRINCESS MAIN AIR

Setelah hari Jum'at mobil ngambek, eee..... hari ini (sejak kemarin sebenarnya) mesin cuci gantian ngambek cari perhatian. So, cucian yang biasanya masuk bleng, keluar sudah hampir kering, tinggal dianginin, kali ini masih "kuyup".

Ya sudah nggak masalah, bersyukur saja masih bisa muter bersihkan kotoran. Bersyukur juga badan sudah agak enakan setelah beberapa hari flu berat. Angkut-mengangkut cucian basah pun terjadi. Si cantik Vania dengan riang mengikutiku dari belakang sambil nyanyi dan berlenggang lenggok menari mengikuti aku yang sengaja bawa cucian basah sambil menari supaya princess cantik merasa sedang main dengan mamanya.

Wiiiihhhh......... kok baunya kurang sedap ya? Mesti direndem pewangi dulu neh.

"NO NO NO......anak cantik mboten pareng!"
"Whoaaa............MA MA MA PA PA PA....TA TA TA...TE TA TE TA MAMA......MAMA..........."
"Adek boleh nangis, silahkan! Kalau Mama ngendika mboten pareng ya tetep mboten pareng. Tidak karena adek nangis Mama terus ijinin. Jadi percuma adek nangis kalau tujuannya supaya Mama ijinin main air kotor. Mama lebih baik anaknya nangis tapi tahu mana yang boleh mana yang tidak daripada anaknya diam manis tetapi bodoh, tidak tahu mana yang boleh dan mana yang tidak dan mengira nangis akan menyelesaikan segalanya. OK?!"

Princess cantik langsung diam dari nangis, tidak jadi main air kotor, dan memberikan senyum manisnya dengan airmata yang masih berlinang. Langsung aku peluk erat, aku berikan soen sayang, dan aku puji karena kehebatannya. Namun, seperti biasa setelah itu dia tetep berusaha lagi dan lagi dan lagi untuk main air kotor yang tadi dilarang. Namun segera berhenti sebelum sampai ke air itu karena mendengar aku berkata tegas :

"STOP STOP STOP! Mboten pareng! Anak cantik, hayo mboten pareng! Tadi Mama sudah ngendika mboten pareng, maka sampai kapanpun tetep mboten pareng. Adek tahu kan kalau Mama larang berarti memang tidak boleh. Pernahkah Mama larang yang sebenarnya boleh? NO! Jadi adek harus tahu kalau itu mboten pareng. Dan......cinta Mama tidak berkurang karena Mama melarang adek. Stu dua ti............"
"GAAAAAAAAAAAAAAAA.................................."

Segera dia berlari menuju arahku untuk berpelukan manja mendengar aba-abaku tadi. Lucu! Dia lalu berjalan mengikutiku lagi kemanapun aku pergi dan apapun aktivitasku. Air menggenangpun tak terhindarkan karena aku lengah, dan tangan mungilnya membalik ember berisi air kotor. Ya sudah segera aku pinggirkan dia agar tidak terpeleset, bersihkan airnya, dan....beres. Full senyum meski capek harus ngepel lagi. Ya, aku harus senyum tulus agar berlianku tidak takut dan merasa bersalah.

Tentu saja buku mungil "Kumpulan Mengenal" tidak pernah lepas dari kepitan ketiak kecilnya, sampai Mas-masnya sering mengomentari; "Waduh deeek, pasti bukunya bau banget, sini Mas cium dulu ketek adek yang bau sedep itu!". Ha ha ha... mereka memang sangat sayang sampai yang bau aja diciumi terus. Setelah makan dan mandi, princess seperti biasa minta ASI dan..........terlelap.

Ssssstttttttttt mumpung dia tidur, kerja dulu ya.........
Berlian kami memang sangat membahagiakan. Selalu menghibur disaat cibiran orang karena aku melepas karir kantor yang katanya diperebutkan banyak orang "hanya" demi ngurus anak. Mereka yang tidak tahu bahwa bagiku menyiapkan generasi jauuuh lebih penting dibanding "hanya" sebuah karir.

Tidak ada komentar: