Wiiiih.........cemburu! Ha ha ha.............. hayooo......siapa yang belum pernah cemburu atau dicemburui??? Atau, siapa yang "sudah" tidak lagi merasakan cemburu atau dicemburui?? Waduuuh.........kasian deh loe!! Nggak nikmat banget hidupnya. He he he ................Kepompong kupu kupu........kasihan deh loe!
Ngomongin cemburu, biasanya sih nggak bisa dipisahkan dengan yang namanya "cinta". Deeeee........kalau ngomongin cinta aja, pada melek deh! Tapi memang sih mau diakui atau tidak, cemburu dan cinta ya erat banget kaitannya. Mereka tu sodaraan, sedulur. Masa sih kalau nggak cinta bisa cemburu? Masa sih bisa bilang cinta tapi "sama sekali" nggak ada cemburunya? Ya nggak mungkin lah!! Masa nggak mungkin donk!! He he he .....jayus ya??
Ada seorang istri yang sedih, nangis, sebel, ngadu, curhat, atau apapun namanya ke aku. Dia bilang kalau dia dianggap kuno, paranoid, nggak PD, sakit jiwa, dan sebutan jelek lainnya oleh seseorang. Malahan dia juga suruh ibu itu ke psikiater!! "Waduuuh.......siapa yang tega banget itu, Bu?" Dengan bijak dan lembut aku bertanya. Ehem........sok banget ya aku??? Ya iyalah.........biar dia tenang.
"Hikcs......hikcs.......yang ngatain itu teman kerja suami saya Buu...... huu....huu..... seolah dia tuh hebat, pinter, baik, hua.......wa........"
"Lha memang apa hubungannya dia berani ngatain Ibu seperti itu?"
"Saya juga nggak tahu. Dia perempuan. Tapi memang dia suka curhat masalah rumah tangganya ke suami saya. Saya nggak suka, saya protes sama suami saya. Lha saya bukan apa-apa, cuma waspada. Banyak lho Bu, selingkuh hanya gara2 hal sepele. Curhat, perhatian, gitu. Apa salah kalau saya jaga rumah tangga saya sendiri Bu? Huaaa.......huaa........masa dia ngatain saya sakit jiwa, suruh ke psikiater, pake ngasih literatur segala. Sok banget ya Bu. Padahal kan saya Ibu rumah tangga didikan Ibu Dewi yang selalu update pengetahuan saya. Yang dia tahu pasti nggak seberapa dibanding saya." Ssst........dia ikutan narcist kayak aku!!
Eh........nangisnya itu aku yang bikin lebay. Aslinya gak gitu amat. Biar seru!! Biar menarik. Biar gayeng bacanya. Seperti sinetron gitchu!! Ha ha ha.........ups, maaf ya kesedihan orang kok dijadikan guyonan. Nggak kok, biar sharingnya nggak streng, relax aja man............ Masalah narcist, aku nggak ngajarin lho!!
"Trus, kenapa orang itu yang ngatain Ibu seperti itu? Kan Ibu protesnya ke suami, bukan ke dia? Apa hubungan dia dengan suami Ibu?"
"Entahlah Bu, suami saya sih nggak anggep dia selain teman. Mungkin karena sekarang suami saya nggak mau lagi diajak curhat. Dia mungkin sebel sama saya karena itu, mengira saya cemburu, saya marah. Lha biarin aja saya kalaupun cemburu sama suami sendiri ya Bu. Yang penting nggak ganggu suami orang seperti dia ganggu suami saya dengan masalah rumah tangganya. Apa bukan dia yang paranoid, sakit jiwa, nyebarin aib suaminya kan sama aja nyebarin aib sendiri ya Bu. Seperti kata Ibu, jangan sekali-kali nyebarin aib suami. Sejelek-jeleknya dia kan suami kita. Kalau ngadu ke ahlinya aja, seperti ke Ibu."
Lho??? Masak dia bilang aku ahlinya?? Alamaaak.......... gara-gara aku sering memberi masukan, memberi arahan, "ngerih-erih" kalau ada yang murka dan sedih di depanku. Eee........aku mendapat begitu banyak gelar. Mulai konsultan pendidikan, konsultan rumah tangga, konsultan gizi anak, psikolog, sampai konsultan bisnis. Walaaaah....... apa ya pantes to?? Aku tuh sekedar share apa yang aku punya. Yah.....itung-itung belajar juga dari masalah orang lain.
"Ibu, tenang aja. Ibu sama sekali nggak salah. Nggak perlu ke psikiater, mahal!! Mending uangnya dipakai untuk belanja bahan makanan sehat, beli buku bagus, ke SPA biar tambah cantik, senam, atau......... nraktir saya. Yang sakit tuh bukan Ibu, tapi yang sakit masih di RS sana, diopname. Ibu sangat berhak menjaga rumah tangga Ibu sendiri. Ibu berhak protes sama suami seperti itu, karena memang bukan "hak" perempuan itu curhat sama suami Ibu. Haram!! Yang bisa membuat rumah kita aman, kuat, bahagia, ya kita sendiri. Tapi yang bisa ngrusak?? Banyak!!
So, biarin aja anjing menggonggong.........Ibu tetep jadi istri dan Ibu yang baik. Kalaupun Ibu cemburu.......ya sah-sah aja donk! Cemburuin suami sendiri. Ibu cemburu karena masih cinta kan? Bagus itu. Cinta dan cemburu jangan hanya saat pacaran atau pengantin baru! Selamanya. Jangan seperti teman suami ibu yang segitu jahatnya ngumbar aib suaminya sendiri. Apalagi sampai ngatain Ibu? Mending juga cemburuin suami seperti Ibu, lebih bermartabat dibanding nyebarin aib suami. Ok?! Jadi kapan traktir saya nih?"
Ha ha ha........aku memang sering memberi masukan lalu aku ajak dia bercanda. Tapi tetep serius lho maknanya. Makanya mereka senang dan nggak merasa digurui. Lha........aku juga bukan guru. Hi....hi.....hi...... akhirnya kami sudah ber ha ha hi hi berdua. Tanpa gosip, tanpa rumpi, tanpa ngomongin kejelekan orang lain, even teman suaminya yang sudah ngata-ngatain dia itu. Memang beda sih! Eh.......terbukti ya Ibu rumah tangga ini jauuuuh lebih intelek dibanding wanita karir teman suaminya itu. (Ingat tulisanku sebelumnya kan?) So, kalau suaminya nggak mau ketularan bodoh ya jangan terlalu bergaul sama wanita karir teman kantornya itu (yang bodoh ceritain aib suami sendiri ke orang lain), Mending makin dekat dengan istrinya yang intelek dan santun itu kan....................
Lalu dia pergi dengan hati berbunga, penuh cinta dan tetep dibumbui cemburu pada suaminya. He he he.........aku memang mengatakan ke dia jika cemburu tuh tetep diperlukan untuk keindahan romantika rumah tangga, meski sudah puluhan tahun menikah. Hanya orang nggak punya cinta atau nggak pernah dicintai yang mengatakan cemburu bukan tanda cinta, kuno, nggak mutu, dsb. So, cuekin aja!!! Kepompong kupu-kupu...........kasihaaaaaan deh loe!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar