He he he.........memang!! Aku ngiri abis!!!
Aku melihat tayangan di televisi tentang seorang Ibu yang mempunyai anak asuh dari berbagai peristiwa. Salah satunya ada seorang anak sebatang kara yang nggak tahu di mana Ayah Ibunya. Dia ditemukan sedang bingung di sela-sela kerusuhan di Ambon. Anak itu diambil, diasuh, hingga sekarang menganggap Ibu itu adalah "Mommy"nya.
Lalu ada seorang lain lagi yang menampung orang "buangan", he he he...... soalnya mereka ini hampir selalu ditolak oleh masyarakat. Mantan napi, mantan pengguna narkoba, dll ditampung dan dididik ketrampilan sampai mereka bisa menghasilkan uang untuk bisa menghidupi diri dan keluarga mereka.
Saking ngirinya, aku kadang sampai meneteskan air mata. Kagum banget sama kehebatan mereka.
Tapiiii........aku belum mau melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Kenapa? Karena sekarang ini fokusku adalah........berlianku!! Ya, mereka adalah amanah dari Allah yang utama bagiku. Lhaa..... ngurus mereka aja masih belang bentong gini, mau nambah lagi ngurus anak orang? Waaa...... ntar malahan semuanya berantakan, Allah apa nggak murka coba? Alesan? He he he .....maybe. Tapi aku cuma ngukur diri aja sih. Aku nggak mau sok kuat, sok hebat, dan sok sok yang lain.
Duluuu......saat masih SMA, sepulang sekolah setelah beristirahat sejenak shalat dan makan siang, aku ngajar Pramuka dan ekskul lain di SD. Wuih...... nggak pernah mau dan bisa tidur siang seperti anak lain sebayaku sejak aku kecil. Nggak ada capeknya lho. Mungkin itu yang menyebabkan tubuhku "ungil" ya. Jauuuuh lebih kecil dari kakak-kakak dan adikku. Kurang istirahat di saat diperlukan untuk tumbuh kembangku.
Lalu saat kuliah, setiap hari Minggu aku ke Tanah Abang, di daerah kumuh, ngajar anak-anak jalanan yang nggak sekolah, gratis. Sendirian, naik metromini. He he he malahan aku juga yang beli buku untuk mereka belajar, komplit dengan sekedar makanan kecil. Setiap aku turun dari metromini, waaah...... mereka sudah menyambutku riang. Lalu mereka akan menuntunku masuk melalui jalan super sempit (bukan jalan sih, sekedar bisa lewat) menuju tempat belajar. Kenangan itu rasanya cukup menghiburku. Setidaknya saat aku sempat, aku masih bisa berbuat.
Tapii.....pernah juga aku ngiri dengan orang (perempuan) yang "sukses" di karirnya. Eeee..... tapi langsung perasaan itu amblas setelah menyadari bagaimana mereka PASTI sangat kurang kalau nggak mau dibilang nggak ada, waktu dan kondisi prima untuk mengasuh anak-anak mereka sendiri. Apalagi jika disamping karirnya yang sukses masih melakukan kegiatan sosial di hari liburnya. Waaaah........ aku nggak ngiri blassss!!! Lha berarti kan dia nggak pernah ada waktu buat anaknya sendiri? Trus??? Apa hebatnya coba??? Kecuali anak-anaknya sudah gede kali ya??? Sudah kuliah semua, so waktu mereka juga terbatas untuk bertemu Ibunya.
Atau......mereka wanita super, wanita huebat, wanita bionic, yang bisa hebat di karir, masih sempat ngurus anak jalanan, juga punya waktu dan tenaga serta pikiran dan hati "prima" untuk anak-anaknya. Pasti dia mempunyai waktu 100 jam sehari. He he he...........TOP dah!! Ya kalau gitu aku nyerah lah! Secara, aku perempuan "normal". Waktu, pikiran, tenaga, dan hati terbatas. Aku memang nggak sehebat mereka itu, yang hebat di karir dan hebat ngurus keluarganya. Pikiran, hati, dan tenaganya selalu prima! Wuiih........kok bisa ya??
Ya sudah, aku ngurusi anak sendiri dulu aja. Ini bisa lolos menjadi anak-anak baik, shaleh dan shalihah, menjadi pribadi yang utuh sebagai seorang muslim dan muslimah juga sudah Alhamdulillah banget. Lalu....aku juga ngurus usaha sendiri, foundation sendiri, karyawan sendiri, dan..... diri sendiri. Aku sudah sangat senang jika anak-anakku baik, karyawanku dan keluarganya bisa "hidup" dari rejeki Allah melalui bekerja di usahaku atau foundationku.
Waaaah..........Dewi itu ya hanya seperti ini. Ngaku!!! Perempuan biasa, yang semoga anak-anaknya akan menjadi anak hebat......di mata Allah! Penghuni Syurga...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar