Halaman

Selasa, 16 September 2008

ZAKAT ......PART # 1

Waduuuuh......nggak terasa, bulan Ramadhan sudah melewati setengah perjalanan. Padahal, belum lagi sempat "berbuat" mengingat besarnya janji Allah akan "imbalan" atas amalan kita di bulan seribu bulan ini. He he he.......aku memang orangnya berpamrih. Ya, aku selalu berpamrih akan kasih sayang dan keridhoan Allah. Aku berusaha untuk tidak berpamrih pada yang lain selain Allah. Tapi kepadaNya.......aku selalu berpamrih, selalu berharap, selalu meratap, selalu mengemis.....cintaNya.

Badan-badan AMIL sudah mulai gencar memproklamirkan diri sebagai penerima..... eh maksudnya pengepul sekaligus penyalur zakat. Baik zakat fitrah maupun zakat maal. Demikian juga para penerima .... hm.......yang "merasa" mustahiq, juga mulai berduyun-duyun mendatangi tempat-tempat penyalur zakat. Mulai dari badan atau lembaga, masjid, sampai perorangan, sibuk menerima.......eh.....mengepul ya dan menyalurkan zakat fitrah dan zakat maal.

Aku nggak begitu tahu bagaimana lembaga amil menyalurkan zakatnya. Aku berharap mereka cukup amanah dan menyalurkannya dengan misi yang sesuai dengan maksud diwajibkannya zakat tadi. Dan......aku juga berharap mereka tidak "menitipkan" pesan alias iklan atas organisasi mereka dibalik penyaluran zakat yang mereka terima dari umat. Mmm.......boleh nggak sih "numpang beken" seperti itu? Seterah kaleee.....

Tapi aku juga mengenal perorangan yang selalu menerima eh....mengepul lah, dan menyalurkan zakat orang lain setiap tahun. Kadang juga perorangan maunya menyalurkan lagi zakatnya sendiri saecara langsung ke mustahiqnya. Entah mereka nggak percaya sama badan amil, atau karena hal lain. Aku nggak tahu yang sebenarnya, meski beberapa cerita alasan mereka ke aku.

Anehnya, kenapa yang menerima pembagian zakat itu dari tahun ke tahun orangnya itu-itu juga, bahkan makin nambah banyaknya. Lha terus apa ya fungsi dan misi zakat itu sebenarnya? Masa dari tahun ke tahun menerima zakat mulu sih? Lha apa gunanya donk zakat kalau si mustahiq selamanya mustahiq? Lha makin lama jangan-jangan makin banyak donk mustahiqnya??? Wuuiiiiih....... nggak Islami banget!!

Waaah.....sebenarnya sejak lama hal ini mengusik pikiran dan perasaanku. Nggak mungkin Allah menetapkan sesuatu tanpa tujuan "indah", namun hanya agar orang kaya berbagi dengan kaum dhu'afa. No way! Itu terlalu sederhana dan tidak mendidik. Mana mungkin coba, Allah memerintahkan sesuatu tanpa maksud, misi, dan filosofi yang mulia? Mana mungkin "hanya" sebatas memberi dari si kaya kepada si miskin???

Aku sih sangaaaat yakin akan adanya misi besar dari perintah membayar zakat ini. Mengentaskan kemiskinan, misalnya? Hm.......sangat mungkin lho. Tapii..... pengentasan kemiskinan tidak akan terjadi jika hanya dilakukan pemberian sebagian harta si kaya kepada si miskin setiap tahun, bukan? Pengentasan kemiskinan (dalam arti sebenarnya) tidak mungkin dengan mendidik si miskin menadahkan tangan tiap tahun, bukan? Ya pastinya, Allah nggak mungkin suka dengan "peminta-minta"......rutin lagi.

Naaah......untuk cerita selanjutnya........sabar ya......besok diterusin. Princessku mau minta ASI dulu. Nggak mau disambi ngetik dianya. Jadi.......sabar........

To be continued........ha ha ha....kayak blognya Rafi ya?

Tidak ada komentar: