Aku sering merasa gerah dengan candaan laki-laki (biasanya yang merasa mulai mapan secara finansial) tentang poligami. Sebenarnya memang terserah aja masing-masing, mau menjalani atau tidak, urusan dan tanggung jawab mereka sendiri. Pahala atau dosa kan mereka yang tanggung. Tapi jika mereka bicara di depan mata, apalagi pernah ada yang melontarkan candaan itu ke suamiku? Waaah....panas juga rasanya hatiku, meski suamiku bukan penganut poligami. Mana mungkin? Istrinya hebat gini kok. Hahaha.......
Hm.....seringkali mereka akan mengatakan ini sunah, sesuai ayat Al Qur'an, jalan tol ke surga, dll dalil yang memang terdengar Islami. Tapi aku kok sanksi ya? Beneran, secara obyekyif, aku merasa ini hanya salah pemahaman atau interpretasi personal atas ayat atau hadist. Dan.....hei....jangan-jangan "disesuaikan" keinginan hati masing-masing, so....nggak fair, alias "ada udang di balik peyek". Ha ha ha .... Lho, berani-beraninya kamu Dew!!!
Sorry.....sorry.......jangan pada sewot dulu ya.
Ini sekedar analisa logis dari seorang Dewi, yang memang belum begitu faham tentang ayat Al Qur'an dan hadist, tapi berusaha memahami dan menjalankan sedikit yang diketahuinya dengan kecerdasan yang Allah anugerahkan. Tapi, segala kebaikan itu semestinya akan membuat siapapun, dengan hati nurani tentu saja, merasa nyaman. Kalau hati nurani tidak merasa nyaman, jangan-jangan ada yang salah. Ekstreemnya, pasti ada yang salah.
Bagi laki-laki yang melakukan, nggak perlu berdalih macam-macam deh. Apalagi mengatakan "nyunah" segala. Kasihan donk Nabi Muhammad dijadikan "bemper" atas perbuatan kalian. Bertanggungjawab aja atas perbuatan sendiri. Nggak perlu membela diri, nggak perlu berdalih macam-macam. Nggak mau ngaku alasan sebenarnya ya sudah, bukan urusanku juga. But, kalau masih punya nurani sih, pasti nuraninya mengatakan yang sebenarnya kok.
Memang sih ada surat Al Qur'an yang mengatakan membolehkan menikahi sampai 4 perempuan, namun jika tidak bisa berlaku adil, maka nikahilah satu saja. Dan memang Nabi Muhammad mempunyai istri tidak hanya satu tetapi ada empat, namun ingat, sebelum ayat itu turun, istri beliau 9!!!
Yang aku lihat adalah, pada jaman dulu, di belahan dunia manapun (bukan hanya di Arab) perempuan memang sepertinya hanya obyek, salah satu simbol kehebatan, kekayaan. Mempunyai istri banyak menunjukkan "kelas" tersendiri. Biasanya yang istrinya banyak itu Raja, Pemimpin klan, ketua bandit, dll. Pokoknya orang yang cukup berkuasa atau kaya. Dan belum tentu orang baik-baik lho!
Jadi, mempunyai istri lebih dari 1, BUKAN ajaran Islam, tetapi justru warisan jaman purba, jaman jahiliyah, jaman sebelum ada peradaban yang namanya ISLAM. Nah, bahkan Nabi Muhammad pun punya istri 9 sebelum surat Annisa itu turun. (tolong dikoreksi jika aku salah). Jadi BUKAN sebelum ayat itu turun istrinya 1, lalu karena turunnya ayat itu maka beliau menambah menjadi 4. SAMA SEKALI BUKAN. Sorry, itu fakta!!
Menurut analisaku (walaaah sok amat, Dew??) Allah itu begitu santun, mengingat keadaan saat itu rata-rata laki-laki memang sudah beristri banyak, sehingga agar tidak terlalu keras, maka diijinkan sampai 4 (jika bisa adil). Lha Allah juga kasihan dengan yang sudah terlanjur beristri banyak kan?? Mau dikemanakan istri-istri ini? Pasti akan jadi masalah sosial besar-besaran kan kalau langsung harus 1 saja?? Nah, justru karena ayat itu, Nabi Muhammad menceraikan sebagian istrinya dengan di undi, dan disisakan 4 saja.
So, Nabi mempunyai istri 4 bukan karena ayat itu, tetapi karena warisan jaman jahiliyah. Nabi BUKAN menikah lagi karena ayat itu, tetapi justru MENGURANGI istri karena ayat itu.
Ada lagi, jika polygami itu sunah, kenapa Ali RA tidak diijinkan untuk menikah lagi (memadu Fatimah) alias berpolygami? Hadistnya sahih lho. He he he tapi nggak populer ya?? Tahu deh, kenapa nggak ada yang mempopulerkan hadist ini. Sorry, untuk yang ini nggak berani analisa apa-apa. Ha ha ha.....cemen amat, Dew! Ngeper nih ye?? Takut ya?? He he he....nggak sih, males aja membicarakan sesuatu yang sudah PASTI akan ditanggapi sesuai "selera". Tapi sih akhir2 ini....para pelaku maupun fans nya poligami mengatakan bahwa itu dikarenakan yang akan dinikahi Ali adalah anaknya Abu Jahal! Weeeks......sejak kapan Rasul secemen itu penilaiannya? Orang setahuku alasannya karena Nabi tidak mau Fatimah disakiti hatinya kok. Yeee.........jangan ngasal dweh.
Yang pasti, masa iya, Nabi "meragukan" kekuatan hati Fatimah untuk sekedar menerima perempuan lain sebagai istri Ali jika memang poligami ini sunah, baik, malah pernah dengar ada yang bilang; "Jika perempuan ikhlas menerima suaminya polygami akan masuk syurga seperti lewat jalan Tol." Lhaa....mana mungkin Nabi menghalangi putri tercintanya masuk surga lewat Tol?? Atau setidaknya menjadi contoh polygami kalau memang itu sunah dan bagus, atau dianjurkan?? Juga apa iya Ali gitu loh, masih diragukan mengenai berlaku adil, dibanding orang-orang sekarang yang dengan sombongnya melakukan poligami? Masa iya ada laki-laki sekarang yang merasa lebih "nyunah", bisa lebih adil dari Ali, sahabat sekaligus menantu Rasul? Siapa yang lebih nyunah selain Fatimah (putri tercinta Rasul) dan sahabat?? Karena anak Abu Jahal? Sejak kapan Rasul pendendam? Please.....dweh!
Masalah ustadz ini, penceramah itu, atau siapapun melakukan poligami, dan mereka (KATANYA) rukun2 aja, tetep aja bukan berarti polygami itu sesuatu yang "dianjurkan" dalam Islam. Lagian, mereka juga manusia to? Mereka juga punya nafsu to? Mereka juga "tidak kebal" salah dan dosa to? Mereka juga bukan orang suci yang tahan godaan dan bisa mengendalkan nafsunya.
"Tapi si ini berpolygami sukses, Si Itu istri-istrinya rukun, Si dia bla....bla....bla......" Whatever!! Aku nggak mau debat bahwa sebenarnya kenyataan jauh lebih banyak polygami yang nggak bagus akibatnya. Itu urusan mereka, tanggungjawab mereka, dosa atu pahala juga milik mereka masing-masing!
Ha ha ha.......sudahlah, mau poligami ya nggak usah bawa-bawa ayat atau sunah. Mau karena lingkungan sosial yang terkesan menganggap polygami itu "hebat" karena berarti "dianggap" sudah mampu, sudah faham Islam, atau bahkan kalau karena nafsu juga nggak papa kok. Urusan masing-masing!! Lagian, yang melakukan, menanggung akibatnya, bertanggung jawab nanti, kan masing-masing juga.
Nggak perlu juga ngajak-ngajak orang lain, apalagi mempengaruhi seolah yang berpolygami itu lebih baik keIslamannya dari yang tidak. Apalagi mengatakan orang yang kontra, tidak setuju, menolak, sebagai orang yang belum siap atau belum ngerti agama? Naaaa.....jadi sombong kan, merasa sudah lebih siap, sudah lebih ngerti agama, sudah lebih bisa bersikap adil, lebih hebat, dll. Kalau menurutku sih, orang yang berpoligami adalah orang yang tidak pandai bersyukur, sombong, tidak bisa/tidak mau menahan nafsu syahwatnya, tidak menghargai & menghormati perempuan, dan belum memahami perintah Allah. Jangan protes ya, itu pendapatku pribadi. Suka2 akulah berpendapat. Kan kalian juga bebas berpendapat. Resiko dan konsekuensi atas pendapat masing2 ya dipertanggungjawabkan sendiri di hadapanNya nanti.
Malah kalau melihat dari runtutan kisah tersebut, sejarah tersebut, aku menyimpulkan:
"Islam TIDAK menyuruh laki-laki berpoligami! Yang ada JUSTRU Islam mengaturnya, karena poligami ada sejak jaman dulu kala sebelum Islam atau ayat tentang poligami turun. Maka, bagi yang melakukan poligami sebelum dia "bersentuhan" dengan Islam, maka setelah memahami Islam, diminta untuk membatasi (baca: mengurangi) istrinya maksimal tinggal 4 saja (contohnya Nabi Muhammad saw sebelum ayat itu turun istrinya 9 dan "mengurangi"nya setelah ayat itu turun). Namun bagi yang sudah memahami Islam saat belum lagi berpoligami, hendaknya jangan berpoligami (seperti dicontohkan oleh Nabi saat melarang Ali).
Hm......jangan pada sewot ya, yang pro poligami. Memang perlu kecerdasan dan harus 'look beyond what You see' deh untuk memahami apapun itu. Gak bisa cuma pakai nafsu azah dweh..........wahahaha.......
Kita sama-sama belajar mengerti perasaan orang lain, terlebih istri yang sudah setia mendampingi dalam duka dan (jangan-jangan cuma sedikiiiiiit) suka. Atau malah belum ada suka yang Anda berikan ke istri Anda. Hanya karena kebaikan hatinya saja dia berpura-pura suka agar tidak ada masalah, atau karena dia qona'ah, pandai mensyukuri, meski punya suami yang nggak seperti yang dia harapkan.
Kita sama-sama belajar mengerti perasaan orang lain, terlebih istri yang sudah setia mendampingi dalam duka dan (jangan-jangan cuma sedikiiiiiit) suka. Atau malah belum ada suka yang Anda berikan ke istri Anda. Hanya karena kebaikan hatinya saja dia berpura-pura suka agar tidak ada masalah, atau karena dia qona'ah, pandai mensyukuri, meski punya suami yang nggak seperti yang dia harapkan.
Lhaaa..... jangan GR lho, mengira sudah "sempurna" sebagai suami, lalu pengen menikah lagi. Huuu...... orang baik sih nggak pernah "merasa" baik, dan malah SELALUUUU merasa harus memperbaiki diri. Selalu berusaha menjaga keutuhan keluarga, menjaga perasaan istri dan anak-anak, selalu berusaha membahagiakan keluarga.
So, better, nggak usah ngomongin poligami. Yang PASTI, poligami ada sejak jaman dulu kala, jaman jahiliyah. Poligami ada BUKAN KARENA ISLAM. Islam justru membatasi praktek poligami yang sudah ada jauuuuh sebelum Islam, dan sudah mendarah daging di kehidupan jahiliyah. Sorry, setuju atau tidak, itu FAKTA.
Yg beragama selain Islam, maafin ye.....aku gak ngerti jadi gak kompeten mbahasnya.
Yg beragama selain Islam, maafin ye.....aku gak ngerti jadi gak kompeten mbahasnya.
PEACEEE..........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar