Halaman

Senin, 08 September 2008

MENYANTUNI ANAK YATIM

Bulan Ramadhan, tentu saja hampir seluruh umat Islam merayakannya dengan menjalankan ibadah wajib, puasa Ramadhan. Hmmm.......janji akan pahala berlipat, hapusnya dosa, di bulan seribu bulan ini memang "ajaib". Umat Islam berlomba-lomba berbuat baik. Mulai dari menahan hawa nafsu, menjauhi perbuatan maksiat, menjaga aurat, sampai bersedekah.

Indah memang. Jika semua itu dilakukan dengan niat dan pelaksanaan yang baik dan benar tentunya.

Panti asuhan anak yatim dibanjiri para ahli sedekah, para dermawan, yang ingin menyalurkan infaq, sedekah, sumbangan, bantuan, dan istilah lain yang maksudnya adalah untuk menyempurnakan kesucian ibadah Ramadhan.

Waaah.......mereka pastilah sangat bersukacita menyambut kehadiran para dermawan ini. Kebahagiaan semestinya akan hadir di hati anak yatim mendapat perhatian yang besar dan banyak. Bukan mustahil mereka berbuka dan sahur dengan menu yang "mewah" setiap hari, sumbangan para dermawan.

Kenapa ya, pengurus pantinya tidak mengarahkan agar anak asuhnya tidak dibanjiri kemewahan sesaat sepaerti itu? Bukannya lebih baik dananya untuk keperluan lain yang lebih penting?

Heiii.......masjid-masjid dengan majelis ta'limnya tidak kalah bersemangat mengadakan acara buka bersama dan pemberian santunan kepada anak yatim ini. Berbondong-bondong anak yatim beserta keluarganya datang ke masjid unyuk menerima santunan. Bagus ya??? Kelihatannya sih iya. Tapiii.....

Saat aku lewat sebuah masjid yang setiap tahun rutin memberi santunan ke anak yatim itu..........

Kok, anak yatim dan keluarganya setiap tahun yang datang itu lagi itu lagi ya? Apa mereka nggak ada yang berubah menjadi mampu setelah sekian tahun selalu disantuni? Lhaaa.... ternyata aku curi dengar, ada yang menggunakan uang santunan untuk "nonton", ada yang menggunakannya untuk beli HP (bekas sih, tapi katanya miskin. Pentingkah HP?), ada yang menggunakannya untuk berpesta di restoran cepat saji saat buka (kalau masak jauuuh lebih sehat dan hemat), dll keperluan konsumtif yang sangat nggak penting bagi mereka. Selidik punya selidik, mereka melakukan itu setiap mendapat santunan, setiap tahun!!! Bukannya untuk memperbaiki hidupnya. O....M....G.....

Lalu, setelah acara selesai, banyak diantara mereka yang tidak shalat, membuang amplop sembarangan setelah uangnya diambil, dan tak jarang memaki karena uangnya dirasa kurang untuk membeli barang nggak penting "inceran" mereka!

Orang-orang yang sibuk bekerja juga masih sempat (disempat-sempatin) mengadakan buka bersama di panti asuhan. Mereka dengan semangat ingin "membahagiakan" anak yatim di panti tersebut. Sementara...............

Anak-anak mereka sendiri nggak pernah sempat berbuka puasa bersama mereka karena kesibukan mereka. Sedihnya anak-anak ini ya......Punya Ibu Bapak komplit, berkecukupan harta, tapi bahkan tersingkirkan dari hati dan perhatian orangtua mereka untuk sekedar buka puasa bersama orangtuanya. Tetapi orangtuanya menyempatkan berbuka puasa dengan anak yatim.

Ibu dan Bapak yang budiman,
Menyantuni anak yatim itu bagus. Tapi.......bagaimana jika kita menyantuni akhlaq mereka dengan ajaran dan didikan? Jangan ajak mereka berpesta pora, tapi berikan sumbangan sederhana diiringi nasihat dan ajakan mensyukuri nikmat yang ada?

Bapak Ibu yang mulia,
Membahagiakan anak yatim itu sangaaaat bagus. Tapi.......bagaimana jika kita bahagiakan anak-anak kita sendiri juga? Mereka adalah titipan Allah. Mereka juga butuh perhatian, kasih sayang. Mereka sangaaaat butuh kebahagiaan bersama ayah bundanya. Santunilah mereka dengan cinta kasih tulus orangtuanya, tidak hanya di bulan Ramadhan tapi juga bulan-bulan lain sepanjang hidupnya.

Tidak ada komentar: