Pagi ini aku antar Pacar ke stasiun untuk nyambung naik kereta ke kantornya dan berlianku nyambung angkot ke sekolah. Princess ternyata meneruskan tidurnya setelah tadi ikut shalat subuh di masjid. Dia terlihat nyaman di carseatnya dengan senyum manis di bibir mungilnya itu.
Waaah......... ternyata jalanan jauh lebih ramai dari sebelumnya. Gara-gara peraturan baru pemda DKI yang "memaksa" anak-anak masuk sekolah jam 6.30, maka kemacetan bukan hilang tetapi justru menjadi lebih pagi. Kasihan....... terlihat mereka grusa grusu, panik, dan makin semrawut. Setelah Papanya turun di stasiun, aku terkena palang kereta api. Hm....... nggak tega rasanya melihat anak sekolah yang naik motor dan kelihatan buru-buru, juga para orangtua yang nganter anaknya dengan membonceng 2-3 anak sekaligus. Aku ngalah saja dengan mereka. Semua terlihat panik meski masih jam 6 pagi. Mungkin sekolah mereka masih jauh. Semrawut sekali jalanan.
Airmataku nggak bisa aku bendung. "Mbrebes mili". Aku biarkan mereka mendahuluiku, meski kadang mereka main serobot. "Oalah nak....... mbok ya hati-hati." Begitu aku nasihati mereka meski hanya bisa mbatin. Lalu ada juga anak sekolah yang sejak aku berangkat sampai aku balik arah masih di pinggir jalan yang sama. Tapii..... saat aku balik kok dia ngusap2 matanya? Duuuuh.......apa dia nggak dapet angkot lalu nangis takut telat ya? Mau nolong....... tapi posisiku susah dan aku bawa Princess kecil. Akhirnya aku hanya berdo'a buat dia. Lalu...... beberapa anak kecil berseragam sekolah susah nyebrang. Akhirnya aku berhenti memberi kesempatan. Lha kok mereka malah ragu dan nggak nyebrang? Sampai tan ten ton mobil di belakangku. Waaah......... makin takut mereka nyebrang. Yo wis, aku jalan lagi. Mau baik kok susah ya???
Ini semua terjadi sejak diberlakukan peraturan baru, masuk sekolah jam 6.30!!! Aku dengar sih, yang masuk kantor siangan memang tertolong sekali dengan peraturan baru ini. Seneng mereka!! Nggak mikirin anak-anak "gedandapan" mesti masuk pagian, Pak, Bu!! Mendingan biar para pegawai yang ngalah, kerjanya berangkat siangan, pulang maleman dikit. Tapi anak-anak jangan dikorbanin!!! Buat mereka nyaman belajar, cukup istirahat, cukup tidur. Jangan salah ya, bukan dimanja lho!! Disiplin mah tetep!! Bangun subuh ya HARUS! Tapi bukan berangkat sekolahnya yang subuh.
Malahan aku dengar sekolah unggulan ada yang masuknya lebih pagi lagi. Padahal, masuk sekolah unggulan tuh syarat nilai UAN juga tinggi! Eeee.......ternyata biaya sekolahnya juga tinggi!!! Padahal setahuku sih, mestinya gratis.....tis.....tis. Mereka harusnya hanya beli buku untuk diri sendiri, seragam, dan ongkos. He he he..........sok tahu amat Dew!! Ada peraturannya nggak?!! Ups........sorry, nggak tahu sih. Hanya logika aja! Habis pakai uang rakyat tapi nggak transparan sih.
Gini...... Kalau memang sekolah negri itu harus bayar, kenapa nggak pernah dengar adanya peraturan bahwa di DKI itu biaya masuk anak SD sekian, SMP sekian, SMA sekian. Juga SPP tiap bulan sekian. Atau, kalaupun ditentukan oleh sekolah, mestinya ada juga peraturan yang mengatakan bahwa biaya diatur oleh sekolah masing-masing. Atau apalah, yang penting ada tertulisnya berapa dan untuk apa. Lhaa.....kan semua fasilitas baik gedung, meja, kursi, buku perpustakaan, laboratorium, kurikulum dan operasional disediakan oleh negara dengan uang rakyat? Gaji guru juga dari negara, bukan?! Malahan ada insentif tambahan untuk guru dari DKI.
Trus........buat apa bayaran yang dipungut? Kenapa tiap murid masuk bayar? Tiap bulan bayar? Tiap tahun bayar uang OSIS, tetapi tiap ada kegiatan masih harus bayar? Nggak peduli yang nggak mampu. Memang sih yang keberatan disuruh ngadep, bawa surat keterangan tidak mampu. Waduuuuh......... kok nggak ada "pride" nya gitu Pak, Bu?? Kan mereka berhak nyekolahin anaknya di sekolah negri? Mereka juga berhak nanya uang yang mereka bayarkan untuk apa, karena sekolah dijalankan dengan uang rakyat!!!! Malahan saat Idul Adha tiap anak juga dipungut buat korban! Lhaaa.....yang berkorban bukannya hanya untuk yang mampu??
So, yang bisa masuk sekolah unggulan ya yang nilai UAN tinggi (belum tentu pinter lho!!) juga yang punya uang banyak. Sayangnya........entah sengaja atau tidak, sering orangtua menuntut anaknya masuk sekolah unggulan karena........GENGSI!!! Walaaaah.......... kasihan amat kamu, Nak.......... Kalau aku sih bilang ke berlianku; "Mama sih bangganya pada kalian bukan karena bisa masuk sekolah unggulan, tetapi........... di manapun kalian berada, kalianlah unggulannya. Unggulan dari segi pribadinya. Anak Islam yang shaleh dan shalihah."
Lagi......makin favorit, unggulan, apapun istilahnya suatu sekolah, maka nilai UAN yang disyaratkan makin tinggi, uang masuk dan SPP makin besar, dan......... jam sekolah makin pagi (katanya.....), makin ketat. Lhaaa.......di mana letak sekolah unggulannya ya? Kalau sekolah unggulan mestinya sekolah yang mampu mendidik anak yang nilai UAN nya biasa aja atau malah jelek, menjadi pinter dan nilainya bagus, dengan proses belajar yang menyenangkan! He he he.......... berani nggak??????
Lain jika sekolah swasta........ Semua-muanya dibiayai sendiri. Mulai dari gedung, sarana prasarana, operasional, gaji, belum lagi segala macam iuran. Lagian, sekolah swasta sih bukan pakai uang rakyat! Weeeeee.......malah sering diprotes sana sini. Padahal, kalau nyekolahin di swasta ya mesti siap dengan biaya sendiri semua! Tidak ada campur tangan pemerintah dalam dana. So, uangnya murni dari pendiri. Yaa......orangtua nggak berhak ngutik-utik kan??? Sejatinya, bahkan jikapun "untung" secara materi, uang, maka itu ya haknya pendirinya, sudah capek mengupayakan pendidikan anak, korban dana, belum lagi........korban perasaan. He he he ....... Kalau mau ngutak utik masalah uang sekolah....... ya masuk aja di sekolah negri, yang biayanya memang dari rakyat.
Ha ha ha......... memang sekarang jamannya sedang kebalikan. Seperti kartun aja ya! "HARI KEBALIKAN........" Jadi setiap kelakuannya harus terbalik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar