Halaman

Kamis, 31 Juli 2008

PAKAI GULA KOK NGGAK MANIS???

Saat aku masak bihun kemarin, Rafi mengamatiku. Memang sih, mereka sudah biasa selalu "memata-matai" apapun yang aku atau Papanya lakukan. Heiii.....anak-anak Ibu dan Bapak sekalian juga lho!! Coba aja perhatiin! Mereka akan mengamati dan meniru meski "kelihatannya" mereka cuek. Makanya, kita mesti memberi contoh yang baik.

Bihun diseduh pakai air panas, dia tahu tujuannya hanya dengan mengamati. "Hm.....aku tahu, supaya bihunnya nggak kaku lagi kan, Ma? Jadi bisa dimasak apa aja. Dimasak rebus berkuah atau digoreng."

Wortel, ayam filet, kol, daun bawang, dll semua sudah masuk logikanya. Bumbu ditumis, OK lah dia juga tahu. Tapi............

"Kok pakai gula pasir sih, Ma? Kan ini harusnya masakannya gurih. Kalau pakai gula ntar jadi manis donk! Tapi selama ini aku lihat Mama masak selalu pakai gula pasir meski untuk masakan yang gurih. Tapi selalu hasilnya nggak berasa manis tuh? Tapi jadi gurih. Hayooo....Mama pakai "Magic" ya.......? Main sulap???"

Ha ha ha.........berlianku sayang, berlianku yang cerdas dan kritis. Rupanya selama ini dia mengamati apa yang aku lakukan.

"Masak sih Mama masaknya pakai magic segala, main sulap. Ya nggak lah yao....... Mas Rafi, gula dan garam dalam jumlah tertentu, akan menimbulkan reaksi dan menghasilkan rasa gurih. Naah...penyedap rasa yang dijual (yang Mama NGGAK PERNAH pakai), kan juga menggunakan tetes tebu sebagai bahan dasarnya. Gula juga dari tebu. Tapi Mama juga lupa reaksi kimia seperti apa yang menyebabkan memakai penyedap rasa dalam masakan itu berbahaya, sementara tambahan gula dan garam dalam masakan itu lebih sehat. Kalau Mas Rafi bisa lebih dulu tahu, kasih tahu Mama ya............."

Rasa syukur nggak pernah bisa pergi dari aku karena memang aku selalu mendapat berkah nggak terkira. Suami yang baik, anak-anak yang shaleh dan shalihah, mertua yang baik, juga masalah-masalah yang menyadarkan aku bahwa aku sangat memerlukan Allah. He he he........biar nggak sombong n lupa diri!!

Tidak ada komentar: