Halaman

Kamis, 10 Juli 2008

KIAT HEMAT SEORANG "IBU"

Aku mem "posting" pengalamanku menyiapkan biaya masa depan anak-anakku di sebuah milist. Waaahhh ternyata ditanggapi sangat bagus oleh seorang Konsultan Keuangan Keluarga dan Asuransi, lalu di "forward" ke milist lain. Waaah...... masa sih sampai segitunya? He he he........tapi bangga juga sih. Narcist.com!!

Tapi itu memang bener-bener pengalamanku pribadi lho!! Ya kalau memang bermanfaat dan bisa ditiru orang lain, aku akan tuliskan dengan versi "agak lebih lengkap" di sini. Kalau lengkap banget kayaknya nggak mungkin ya, wong ini merupakan sikap sehari-hari. So, Bon journey......................

Nyiapin dana "sekolah"

Aku SELALU menyisihkan dana dalam jumlah tertentu (ada minimalnya) setiap bulan dari penghasilan kami, sejak SETIAP anak lahir. Ya, setiap anak mempunyai tabungan ini. Uang itu akan menjadi "dead account", nggak boleh keluar kecuali untuk keperluan sekolah anak tersebut. Bahkan, jika saat perlu dana untuk sekolah aku masih sanggup memenuhi tanpa memakai "dead account" tadi, maka dana itu tetap tidak aku sentuh sama sekali. Sehingga terhimpun jumlah yang lebih besar untuk level sekolah selanjutnya. Ya....anggap aja siap-siap menghadapi inflasi juga to......

Heiii...... itu aku mulai saat penghasilanku masih sangat minim lho, seiprit!! Nah....justru karena sadar penghasilan minim tadi, maka aku menerapkan "siasat" dead account ini. Jadi, jangan pada merasa aku bisa begitu karena uangnya banyak. NO!!! Dan juga jangan karena merasa penghasilan kecil jadi harus habis atau malah kurang. Yakinlah, Allah PASTI memberi rejeki yang cukup untuk kita. Hanya kita perlu bijak menyiasatinya.

Lhaaa.....aku kan sadar diri kadang "tergoda" pengen ambil uang itu, apalagi jika "kepepet". Padahal, lebih sering kepepet daripada nggak. Ha ha ha ........ DASAR !! Namanya juga penghasilan masih seiprit. Oleh karenanya, aku puter otak gimana caranya agar dead account tadi "aman" dari nafsuku sendiri. Lha tanpa ba bi bu, setiap terkumpul jumlah tertentu aku belikan US$. Hm..... jadi susah nih cairinnya. He he he .... gitulah caraku agar si dead account "aman".

Eeeee..... lha kok tahun 1997/1998 US$ "melambung" tinggi. Ya aku putuskan untuk mencairkan si dead account tadi menjadi Rp. Waaah...... kalau rejeki memang nggak kemana. Langsung dead account ku menjadi 5 kali lipat!! Lumayan kaaann........

Bijak membelanjakan uang

Ya, kita mesti bijak membelanjakan uang kita. Bedakan antara "kebutuhan" dan "keinginan". Nggak usah ngiri dengan orang lain, nggak perlu terpengaruh godaan, hindari "window shoping" kalau nggak tahan godaan, dan minimalisir "jajan". Jangan berhutang untuk keperluan konsumtif. Hutang hanya boleh jika untuk keperluan yang produktif atau investasi (misal hutang untuk beli rumah akan menghemat uang kontrak).

Di sini termasuk mendidik anak untuk bijak juga, karena anak akan cenderung mengikuti pola kita. Kalau kita bijak membelanjakan uang kita, anak juga tidak akan "banyak tuntutan". Yakin aja deh!!!

Biasakan makan di rumah. Heiii.....jajan tuh BOROS habis!!! Nggak sehat lagi! Caranya, tiap pagi, siapkan sarapan berupa makanan sehat dengan kalori cukup. Sarapan itu sangat diperlukan tubuh untuk "bahan bakar" beraktifitas sampai siang hari setelah semalaman perut kosong. So, sarapan itu penting sekali. Lagian, dengan sarapan yang cukup, anak-anak cenderung tidak ada keinginan untuk jajan.

Biasakan juga anak dibekali minuman (ini wajib meski anak sudah SMA) dan makanan berupa kue yang agak "berat" untuk waktu break nya. Naaah....bagi anak yang masih kecil (SD) namun sekolah full day, lebih baik ikut catering di sekolahnya untuk makan siang. Jadi anak tidak perlu jajan sendiri. Untuk anak yang lebih besar SMP SMA nggak masalah makan siang di kantin, asalkan sejak kecil sudah kita didik tentang "bijak berbelanja" dan bagaimana mensyukuri anugerah Allah yang berupa TUBUHNYA. Sehingga dia tahu mana yang baik, sehat, dan mana yang hanya kenyang namun "merusak" tubuhnya.

Sore hari, sediakan "camilan" sehat yang dibuat sendiri atau sesekali boleh saja membeli. Namun tetap kita beli untuk sekeluarga, dan bukan masing-masing anak jajan sendiri. Ini membuat anak tidak terbiasa jajan dan cenderung selalu memikirkan seluruh anggota keluarga (kebersamaan).

Jangan terlalu sering "makan di luar". BOROS !!! Heiii.....kenapa nggak diganti aja dengan piknik, tapi bawa semua bekal makanan dan minuman sendiri? Asyik lho!!! Trus, gimana kalau nggak perlu amat, nggak usah deh pakai jasa pembantu. Ini sih cenderung untuk mendidik anak tidak bergantung pada orang lain, dan mereka terdidik mengerjakan semua kebutuhannya sendiri. Lha siapa tahu anak kita nanti tinggal di luar negeri........sudah siap deh mereka kita "lepas".

Naaa..... jika sudah menjadi kebiasaan hemat, ini sebenarnya tetap akan terbawa meski kita sudah "kaya". Iya!! Aku banyak kenal orang yang menurutku super kaya, eeeeee..............pola hiduonya tuh SEDERHANA, nggak foya-foya (untuk ukuran dia tentunya), dan mendidik anaknya baguuuus deh! Malahan orang yang sebenarnya pas-pasan banyak yang mendidik anak berfoya-foya (untuk ukuran dia juga sih).

Ha ha ha ........... bingung, ya?
Gini nih, ada orang yang nggak kaya tapi waduuuh.....gaya hidupnya sok! Suka belanja (meski ngutang), anak selalu berpesta saat ulang tahun, jajan anaknya seharian sampai lebih dari 3 kali, katanya nggak bisa hidup tanpa pembantu, dll. Sementara ada orang yang punya beberapa RS, restoran, rumah juga besar dan keren, eeeeee.........anaknya tuh setiap selesai makan cuci piring sendiri!! He he he......seperti anakku tuh! Waaaaaa.............berarti, aku akan jadi "KAYA" seperti dia ha ha ha.........................

Semoga aku kaya dunia akhirat, Amiiiin...............

Tidak ada komentar: