Halaman

Senin, 21 Juli 2008

Tukang Cuci Pulang Kampung

Pagi-pagi ada yang ketok pintu dengan terburu-buru.

"Assalaamu'alaikum............"
"Wa'alaikum salam. Ada apa Ta?"
"Ibuuuu......saya mau pamit, mau pulang kampung aja."
"Lho, kenapa kamu? Apa Ibu salah?"
"Huuu.....saya seneng Bu kerja di sini, betah, tapi saya nggak tahan sama suami saya."
"Eeee....kenapa, apa dia main tangan?"
"Dia main perempuan Bu......hu....nggak tahan Bu, saya mau pulang aja bantuin Emak jualan di kampung."
"Lha katanya suamimu nganggur, kok main perempuan? Emang ada yang mau sama dia?"

Weee.....lha kok aku nanyanya gitu ya? Embuhlah keluar gitu aja. Habis aku kesel n prihatin. Kok laki-laki itu tega. Nikahin anak orang, diajak hidup susah, istri banting tulang kerja cuci gosok, dianya nganggur n ngrokokan. Lhadalah kok ya pakai nyakiti hati istrinya.

Hhhhhhhhhh........ya sudah deh aku kasih uang ongkos pulang kampung. Kasihan dia. Mungkin ada yang berprasangka dia bohong. Tapi aku percaya dia. Mama kenal keluarganya, tahu bagaimana keluarganya. Lha aku sangat percaya Mamaku to? Yo wis, yang jelas, sekarang aku mesti "disco" sendiri lagi..................Waaah..... hikcs......hikcs.......hikcs......mana mesin cuci lagi ngadat!

Sudah ah, mau "main air" dulu. Bye now..................

Tidak ada komentar: