Halaman

Senin, 07 Juli 2008

"CURHAT"

Suatu hari suamiku cerita kalau ada teman kantor (perempuan) yang sudah tidak sekantor lagi, telpon. Awalnya hanya bertanya suatu hal, lalu dia "curhat". Nah, anehnya dia curhat tentang rumah tangganya, suaminya. Ya, suaminya sendiri lho yang dia ceritakan. Waduuuh.........jelek lagi!!! Sebelum sebelumnya, dia sudah pernah cerita tentang hal itu. Berawal dari mengaku yang bermasalah itu adiknya (memfitnah kan???) sampai akhirnya mengatakan kalau itu dirinya sendiri.

Dia bilang suaminya bla....bla.....bla....., intinya suaminya jelek deh. Yang sampai-sampai dia ketakutan, nggak bisa tidur, dsb. Lha, memang suamiku konselor pernikahan, psikolog, dokter, atau polisi? Sudah gitu, yang tambah aneh lagi, dia pesan "Jangan bilang siapa-siapa......berarti apa termasuk jangan bilang ke aku (istri dari orang yang dia curhatin)????".

Lhadalah......apa apaan lagi itu?? Masa dia ngatur-ngatur suamiku?? Waaah....nggak bener nih! Kalau manusia yang baik, tentu saja sebelum dia bicara masalah serius, dipikir dulu. Masa suamiku disuruh jaga rahasia dia (yang notabene istri orang lain) dari aku (yang Allah amanahkan sebagai istrinya). Lha kan aneh bin ajaib kalau suamiku jagain rahasia istri orang dari aku istrinya sendiri. Apa nggak kebalik?? Suamiku HANYA BOLEH jaga rahasia istrinya sendiri, AKU!! Itu baru bener!! Apalagi ini tentang kejelekan suaminya??

Duh....duh....duh.....duniaaaa......... kalau mau rusak jangan ajak orang donk! Eng ing eng............ Dewi emosi???? Ha ha ha............. nggak kok, sebel aja! Lagian, jadi orang mbok ya sedikit mikir. Mending juga ke konselor kalau punya masalah. Lha ini??? Kok malah curhat ke suami orang!

Sebagai perempuan, apa dia nggak mikir bagaimana perasaanku sebagai istri yang suaminya dia suruh jaga rahasianya. Kalau suaminya yang seperti itu (jaga rahasia istri orang) gimana coba? Nanti dia cari suami orang lagi, buat curhat kalau suaminya ngerahasian sesuatu dari dia tentang istri orang?? Lha kan bisa makin rusak dunia persilatan kalau seperti itu. Kenapa nggak ceritanya ke profesional aja, keluarganya, atau ke teman perempuan deh, atau ke aku, lha dia juga kenal kok sama aku. Nah, lebih aneh lagi kan kalau kenal aku tapi minta suamiku ngerahasiain sesuatu tentangnya dari aku?? Sorry ya, suamiku kan hanya untukku bercurhat. He he he.............. sudah ada sertifikat hak patennya. Legitimate from Allah.

Sebagai istri, lha kalau aib suaminya sendiri dia "umbar" ke orang lain yang notabene suami orang, apa nggak berarti dia buka aib dia sendiri juga? Itu juga kalau ceritanya benar ya. Karena saat aku tanya ke suamiku, "Apakah dia babak belur, ada lebam, atau tanda fisik lain?" Katanya sih nggak ada. Nah......mengapa mesti ketakutan, nggak bisa tidur, dsb? Kalau itu nggak bener, atau dia tambah-tambah ceritanya, kan sudah memfitnah suaminya sendiri namanya. Kasihan ya suaminya punya istri seperti itu. Suamiku pasti bersyukur banget punya istri seperti aku, yang menjaga keluarga banget. Hua ha ha.............. narcistnya kuuummaaaat.............

Jangan bebani suami orang dengan menceritakan kejelekan suaminya sendiri. Mana pakai "ngrusak" aturan rumah tangga orang lagi! Ya, di rumahku, TIDAK BOLEH ada rahasia antara aku dan suamiku. Naaah....kalau ngelarang suamiku cerita ke aku, berarti nyuruh suamiku untuk "melanggar" janjinya kepada istrinya sendiri, untuk dia (istri orang) yang mana suamiku sama sekali nggak punya kewajiban apapun!!!! Bahkan HARAM hukumnya suamiku menjadi tempat dia curhat........... apalagi tentang kejelekan suaminya. Bagaimana mungkin suamiku bisa bantu dia menyelesaikan masalahnya, kalau suamiku "disuruh" buat masalah di rumah kami, dengan ngerahasiain masalahnya ke aku istrinya??

Naah.....saat aku sms an sama dia (bukannya aku "ngelabrak" lho, not me, karena kenal ya memang sms an kan biasa to? Itu juga dia yang sms duluan), dia nggak ngaku kalau ada masalah n cerita ke suamiku. Weeee....apa berarti dia mau bilang kalau suamiku pembohong? Kalau suamiku "ngarang" cerita tentang rumah tangga dia? Lha memangnya suamiku "nyinyir" ngarang-ngarang cerita tentang rumah tangga orang? Apa untungnya bagi suamiku? Gimana mungkin suamiku memfitnah seperti itu? Aneh!! Daaan.....ini yang bikin aku nggak suka!! Sudahlah dia cerita yang menjelekkan suaminya sendiri ke suamiku, pake nyuruh suamiku ngerahasiain, eeee......nuduh suamiku bohong dan hanya ngarang cerita itu lagi.

Walaaah....kalau ke kantor itu mbok diniatkan ibadah. Jadi ya bekerja dengan baik, nggak ngomongin orang apalagi ngomongin kejelekan suaminya (atau istrinya) sendiri, jangan ganggu suami orang dengan masalah pribadi, jangan makan gaji tanpa memberi imbal balik yang sesuai.

Lho, kok ngelantur?? Ya, kebiasaan "curhat" ini sangaaaat tidak baik dan BAHAYA. Curhat ke teman lawan jenis bisa membuat jatuhnya kasihan, simpati, dan bukan mustahil akan "merusak" ketenangan rumah tangga. So, akhirnya bukan menyelesaikan masalah, malah nambah masalah.

Naaah.....Kalau ada masalah, ceritanya ke profesional, keluarga, atau Allah, Tuhannya. Jangan suka egois, seolah semua orang harus fokus pada masalah dia, tanpa peduli kemungkinan itu akan merugikan mereka, membebani mereka, atau bahkan merusak ketenangan mereka dan keluarga mereka. Mari kita Introspeksi diri, bisa jadi kitalah yang membuat masalah datang! Dan bukan orang lain yang salah sehingga masalah itu ada!!! Jika ada masalah, jangan menambah masalah dengan membebani orang lain sesuatu yang BUKAN tanggungjawabnya. Apalagi malahan menuntut orang lain itu meninggalkan tanggungjawabnya demi keegoisan anda. O.....M.......G.......!!!

But, still love you ............PACARKU forever................ suamiku. Cuekin aja orang lain, apalagi yang seperti itu. Emang gue pikirin???!!!! Gituin aja. Mendingan kita curhat2an berduaan..................... forever!

3 komentar:

Agus Supriyanto mengatakan...

Hhhhhmmmmmmmmmmm................

Tulisan ini koq lebih banyak menjabarkan apa yang bergejolak di hati ya.... Padahal intinya cuma satu: jangan ajak suami orang merahasiakan sesuatu terhadap istrinya sendiri... :D

Nah karena yang bicara "hati", jadi ya rada-rada muter-muter. So far, it's naturally. Gak ada yang keliru koq tentang perasaan itu.

Yang salah jelas yang curhat. Tapi gak sepenuhnya salah juga koq. Mencari orang yang bisa dipercaya di jaman ini memang syusyah. Apalagi orang yang bisa "menentramkan".

Tul gak bapaknya Rafi?

Salam,
Agus Supriyanto

Unknown mengatakan...

Sorry, menurutku sih COMPELETLY SALAH !!! Aku sama sekali nggak melihat ada kebenaran pada orang yang curhat ke suami orang n suruh main rahasia dengan istrinya sendiri. Dan.....sorry again, Bapaknya Rafi HANYA boleh "menentramkan" hati Ibunya Rafi, ME !!! Ha ha ha......

Anonim mengatakan...

kadangkala curhat ngga mesti cari jawaban,..
masalah sendiri, curhat sendiri, ya jawab sendiri

http://www.curhatgue.webs.com/