Halaman

Jumat, 01 Agustus 2008

WANITA SUPER DI MATA SI "MBOK"

Bersyukur sekali aku sekarang dibantu Mbok, pembantu Mama yang selalu datang setiap pagi membantuku nyuci, bersih-bersih rumah, dan setrika. Orangnya sudah cukup tua meski aku yakin umuenya tidak setua penampilannya, rajin, bersih, berkerudung. Memang kerjanya lambat, tapi bagiku tidak masalah dan cukup membuatku terbantu.

Dia perempuan Jawa sederhana, dengan cara berfikir sederhana, dan menyampaikannya secara sederhana pula. Perbincangan ringan sering kami lakukan. Ha ha ha....bener kata Mama; "Dia lain sama yang dulu (masih muda), ini banyak omong." Ya, aku sih kalau ada waktu mau aja menemani ngobrol. Toh dia nggak suka ngomongin orang alias bergosip.

Pagi ini tumben-tumbenan dia ngomentari aku:
"Bu, panjenengan itu kok wanita super. Apa-apa dilakukan sendiri. Ngurus kantor, masak, ngurus anak. Lha kalau kantor kan pikiran, nggak masalah sendiri. Tapi kalau masak sama anak-anak kan bisa dikasih orang saja ngurusnya. Apa nggak capek?? Saya ngelihatinnya saja capek. Nggak seperti orang-orang, satu anak satu baby sitter."

He he he ...... aku mesti menjelaskan secara sederhana juga to??? Mbok.....mbok...... ada-ada saja bilang aku ini "wanita super". Hhhhh.........

"Mbok, kalau masalah kantor, malahan aku lebih banyak serahin ke orang lain, karyawan. Tapi kalau ngurus anak, aku nggak bisa nyerahin ke orang lain, baby sitter misalnya. Mengapa? Karena, setiap urusan yang kita serahkan ke orang lain pasti ada cocok dan tidaknya. Nah, kalau urusan kantor, nggak cocok resikonya rugi uang. Kalau urusan anak, ruginya di "kelakukan" anak, terbawa sampai tua, bahkan sampai mati. Terus, kalau urusan kantor, aku teken kontraknya sama orang lain. Kalau urusan anak, teken kontraknya sama Gusti Allah. Makanya kalau anak aku sebisa mungkin ngurusi sendiri. Lha.....kalau masak, ya kalau memang ada yang masakin ya nggak papa. Tapi kalau aku sempat ya kenapa nggak sih?"

"Tapi kan capek, Bu. Saya kok ngelihatnya kasihan, repoooot banget. Nggak pernah istirahat. Ibu Dewi itu memang wanita super. Saya pernah matur Ibu mertuanya, kok Bu Dewi itu nggak ada capeknya. Katanya Ibu, memang Bu Dewi itu pinter ngurus anak, ngurus suami, cari duit juga. Ya semoga berkah...."

"Amiiin....... Mbok, hidup cuma sekali. Nggak papa capek. Kalau istirahat kan nggak lapor Mbok. Ini juga belum tentu cukup untuk "sangu" mati kok Mbok........"

"Oalah Buu..... orang seperti Ibu memang pantes kaya. Pinter, cantik, rajin, baik lagi. Nggak punya capek. Lha orang lain kalau seperti Ibu apa nggak shoping aja kerjanya. Pasti Pak Martis itu bahagiaaa sekali punya istri Bu Dewi."

"Ha ha ha ........ apa iya to Mbok, aku pantes dipuji setinggi itu? Yang penting do'anya tadi, supaya berkah, bisa untuk sangu mati."

Si Mbok nggak salah. Memang banyak orangtua (IBU) yang lebih prefer menyerahkan urusan anak ke orang lain, dan urusan cari uang dipegang sendiri. Yah....beda persepsi memang sama aku. He he he ...... mungkin aku orang aneh di jaman ini???

Tidak ada komentar: