Hhhhh.........hari yang panas. Ini pasti karena ulah manusia yang tidak pandai mensyukuri nikmat Allah. Ya, seringkali kita manusia tidak bersyukur. Sehingga kita memperlakukan bumi ini seenaknya. Sama sekali nggak menghargai anugerah Allah.
Udara bersih, gratis, bukannya dijaga kebersihannya malahan dikotori, dinodai, diracuni dengan asap rokok!! Jahat sekali ya manusia itu. Gimana kalau udara bersih itu harus membayar? Gimana kalau siapapun yang mengotori harus membayar mahal? Karena sangat mahal, mendekati mustahil membuat udara yang terkontaminasi asap rokok kembali bersih segra. Dimana ya letak toleransinya? Mengapa justru orang yang nggak merusak udara, nggak merokok, yang dituntut untuk tolerasni, menghargai, menghormati perusak seperti mereka???
Air, gratis, bukannya dijaga kelestariannya malahan dihambat masuk kembali ke tanah dengan ditutupnya pori-pori tempat mereka bisa meresap. Semua tanah ditutup lantai semen, aspal, dan material lain yang membuat air tidak bisa meresap kembali ke tanah. Akibatnya? Banjir, tanah longsor, air bersih kurang karena air tidak bisa tersuling secara alami oleh tanah dan material alam lainnya.
Buang sampah sembarangan, juga bentuk lain tidak bersyukurnya manusia atas nikmat Allah yang GRATIS !!!!
Seringkali aku mendapati seorang anak kecil yang keluar dari sebuah toko dengan Ibunya. Anak itu membeli sesuatu makanan, dan langsung membuka dan membuang sampahnya begitu saja di tempat dia berdiri!!! Dan..........ibunya sama sekali nggak peduli saudara-saudara!!! Nah.....dengan hati-hati aku mengarahkan anak ini agar membuang sampahnya di tempat yang seharusnya. Weee.....lha kok Ibunya langsung memungut sampah itu, dan dia simpan! Hei.......ayo sama-sama didik anaknya. The problem is bukan hanya masalah sampah tidak masuk tempat sampah lho!
Walah.......walaaaahh.........aku nggak habis pikir. Mau jadi apa negara ini kalau seorang pendidik, seorang Ibu, pencetak generasi, tidak melakukan tugas mulianya mendidik anak dan menyiapkan generasi mendatang. Membuang sampah di tempatnya adalah didikan sederhana yang akibatnya sangat tidak sederhana!
Antri! Ini juga sudah menjadi barang "langka" di negeri yang katanya sih tinggi toleransinya? Toleransi dengan yang salah? Toleransi dengan yang merokok sembarangan, mengotori udara seenaknya? Toleransi dengan yang membuang sampah sembarangan? Toleransi dengan suap?
Sepulang dari Belanda, aku harus langsung ke Surabaya tanpa pulang dulu ke rumah. So, hanya transit di airport. Waduuuh....aku mempunyai pengalaman memalukan, menyedihkan, memprihatinkan. Sewaktu di airport di luar Indonesia, baik saat berangkat maupun transit, hm.........aku menikmati sekali ketertiban dan toleransi yang terjadi. Apalagi aku membawa serta Princess kecilku. Nyaman rasanya. Sampai di Cengkareng? Baru mau masuk penerbangan domestik, sedang enak-enak ngantri bersama berlian-berlianku.........ada seorang ibu (nggak pantes banget jane kelakuan seperti itu dibilang ibu) nyelonong seenaknya.
"Maaf ya Bu, bukannya harus ngantri?" Aku mencoba sabar. "Mengapa?!" Begitu dia dengan sangarnya menjawab. " Ya memang begitu aturannya." Aku mulai sebel, namun males ribut dengan orang nggak mutu seperti dia. "Suka-suka gue dong!" Ealaaah.... kok ya ada orang seperti ini..........hidup lagi!! Ha ha ha......mendengar jawaban-jawaban nggak sopan cenderung kurang ajar dari orang nggak mutu ini, ya Pacarku tercinta langsung naik pitamlah. He he he........selesai deh sama suamiku tercinta orang ini dibuat diam. Secara, mana terima dia kalau aku, istrinya yang cantik jelita ini (narcistnya kumat!!) diperlakukan nggak baik, kurang ajar, apalagi sama orang nggak mutu itu. He he he........sekali suamiku bicara, klakep......diem deh.
Saat chek in.......lhadalah, tiket n pasporku sudah dipegang petugasnya. Lha kok ada seorang yang "kelihatannya" cukup sekolah, tiba-tiba nyelonong naruh tiket, dan seenaknya berdiri di depanku! Eeee....e......e...... aku cuma menghela nafas panjang biar nggak emosi. Aku sangat capek, sesudah menempuh penerbangan 12 jam, langsung ketemu ketidak teraturan seperti ini??? O............M..................G........ Aku hanya berdo'a semoga ini adalah ujian bagiku, kesabaran dan kekesalanku diganti dengan keberkahan hidup matiku, dan..........orang itu dibalas sama Allah dengan lebih lebih lebih ..................atas kelakuan mereka itu.
Dengan sedih dan kecewa, aku meneruskan perjalanan. Ingin rasanya negeriku kembali "indah" dengan kelakuan warganya yang santun, mencerminkan budaya yang luhur, bermoral, agamis, yang (maaaaaf banget) justru aku temui saat aku di negeri jauh, yang katanya egois, nggak punya adat timur, kok malah santun ya?
Jika kita mulai dari sekarang. Mendidik diri kita masing-masing, introspeksi diri, akan otomatis memberi contoh dan mendidik anak-anak kita. Semoga akan memberi multiplier effect yang bagus dan besar. Sehingga bangsa ini kembali bangun dari tidur panjangnya, besar, luhur, maju, bermoral, agamis, hm.......... pasti akan mengagumkan pertumbuhannya.
Ingin negara baik..........jadilah masing-masing Anda menjadi orang baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar