Sejatinya, tanggung jawab mengurus keluarga tak dapat diserahkan pada satu pihak, ibu atau ayah saja. Terlebih bila ayah dan ibu sama-sama bekerja. Karena seperti yang mungkin Anda alami, membagi waktu dan konsentrasi untuk bekerja sekaligus mengurus anak dan rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu kerja sama dan kekompakan antara suami dan istri dalam mengurus keluarga sangat diperlukan.
Namun bicara soal berbagi peran tak semudah membalik telapak tangan. Selain perlu komitmen yang jelas, ayah dan ibu pun dituntut punya kemampuan manajerial yang tak kalah tangguh. Beberapa langkah berikut dapat membantu Anda dan pasangan berbagi peran dengan lebih nyaman dan "damai":
Awali Dengan Kesepakatan
Bicarakan masalah pembagian peran dengan suami sejak awal. Pahamilah bahwa dua orang yang bekerjasama akan membawa hasil lebih baik dibanding menyerahkan seluruh tanggung jawab pada satu orang saja. Buatlah kesepakatan bahwa tanggung jawab mengurus keluarga ada di tangan Anda berdua. Dengan komitmen yang sama, Anda dan pasangan akan lebih siap menghadapi berbagai kendala yang mungkin dihadapi.
Buat Kalender Keluarga
Seperti halnya mengurus perusahaan, mengurus keluarga pun memerlukan sistem manajerial yang baik, agar kepentingan semua anggota keluarga terpenuhi. Mulailah dengan membuat kalender atau agenda keluarga mingguan. Setiap akhir pekan, catat aktivitas keluarga dalam sebuah agenda, sehingga semua tahu hal atau momen-momen penting yang perlu mendapat perhatian khusus. Tandai hari-hari dimana Anda dan pasangan memiliki jadwal rapat, presentasi atau tugas penting, dan tandai juga aktivitas anak, terutama yang memerlukan kehadiran orang tua seperti jadwal mengambil raport, lomba, atau penampilan seni.
Dengan cara ini, ayah dan ibu dapat mendampingi anak saat diperlukan, bergantian sesuai dengan load kerja masing-masing.
Rencanakan dan Siapkan Lebih Awal
Salah satu sumber “keributan” dalam keluarga biasanya adalah ketidaksiapan dalam menghadapi suatu tugas atau kewajiban. Sehingga saat tiba waktunya, Anda harus tergopoh-gopoh mencari dan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan.
Hal ini bisa diatasi dengan mempersiapkan semua kebutuhan itu sebelumnya, sehingga saat tiba harinya, Anda tak perlu bingung. Lakukan dan bagi tugas bersama pasangan, misalnya di akhir pekan ayah membelikan perlengkapan prakarya dan pelajaran anak untuk seminggu ke depan, sementara ibu menyiapkan bekal dan perlengkapan tersebut semalam sebelumnya.
Sesuaikan Dengan Kemampuan
Urusan membantu anak belajar, akan lebih mudah dan menyenangkan bila disesuaikan dengan mempertimbangkan skill yang dimiliki ayah dan ibu. Jika ibu lebih mahir dalam bidang science dan matematika, maka ibulah yang sebaiknya turun tangan membantu anak dalam bidang ini. Begitu pula jika Ayah memang memiliki kemampuan bahasa dan seni yang baik, maka sewajarnya ayah yang membantu anak dalam bidang ini. Pasti akan terasa jadi beban bila Anda atau suami harus mengajari anak tentang hal yang Anda sendiri pun kurang menguasai. Sebaliknya, jika Anda suka, maka suasana belajar pun akan lebih menyenangkan.
Menikmati Waktu Luang
Setelah sibuk bekerja dan mengurus keluarga, ayah dan ibu juga pantas mendapat "jatah" waktu luang untuk diri sendiri. Anda mungkin berpikir ini akan sulit dilakukan karena segala kesibukan, tapi sebenarnya dengan sedikit kompromi, semua bisa dilakukan. Di akhir pekan, jika ayah ingin golf bersama teman-teman, maka anak-anak dapat beraktivitas dengan ibu, sebaliknya jika ibu ingin ke salon atau ada janji shopping dengan teman-teman, ayah dapat mengajak anak-anak ke taman bermain. Meski hanya memerlukan waktu beberapa jam saja, kegiatan-kegiatan ini dapat membuat ayah dan ibu lebih relaks dan menghilangkan stres. Ayah dan ibu yang gembira, pasti membuat interaksi antar anggota keluarga lebih menyenangkan pula.
Sumber: Sahabat NESTLE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar