Halaman

Selasa, 07 Oktober 2008

OSENG BUNCIS..........MAK NYUUUS..........

Hari Senin, pacarku sudah mulai ngantor lagi. Hm......dia rupanya "ketagihan" naik kereta api ekspress sejak mobil dipinjam Mama, lebih nyantai dan cepat sampai. So, aku mesti nganter dia sampai stasiun pagi-pagi sesuai jadwal kereta itu. It's OK. Demi cintaku, ha ha ha......seperti lagu aja ya.

Karena berlianku masih pada libur, aku bisa nganter papanya tanpa membawa Princess yang masih terbuai mimpi. Masnya so pasti siap menjaganya selama aku pergi ke stasiun kereta api. He he he ....asas manfaat, mumpung libur dimanfaatkan jagain adek. Lagian, kasihan juga si Adek dibawa-bawa sedang lelap gitu. Masnya juga enjoy kok jagain adek, puas nyiumin. He he he .....rupanya dia menggunakan asas manfaat juga. Mumpung jagain bisa ciumin.

Pagi hari, karena pada nggak puasa syawal, tapi libur, yaaa......mesti masak buat sarapan. Nasi goreng sepertinya pas nih. Secara, anak-anak sudah biasa aku masakin setiap mau makan sejak mereka masih "belajar" makan. Fress terus makanannya. Hicks....hicks.....salah sendiri ya jadi repot! Biarin aja deh, kan sehat kalau makan yang fres, nggak over cook karena dipanasin berkali-kali.

Waah.....tukang sayur masih pada libur, belum balik dari kampung. Ke pasar? aku tuh agak males ke pasar tradisional bawa Princess. Makan siang seadanya pun terjadilah. Dengan simpanan bahan yang ada di kulkas dan sedikit kreatifitasku. Ha ha ha ..... tetep aja sip margusip kata berlianku. Bagi mereka, Mamanya kan chef paling top di muka bumi ini.

"Yuuurr........." Eeee......siang siang terdengar suara tukang sayur. Bergegas aku ke depan. Hm....ada buncis muda, tomat, cumi, cabe. Lumayaan.....bisa "hidup" lagi nih meja makan ntar sore.

Di kulkas masih ada wortel merah. Akhirnya aku jodohin aja si buncis muda dengan wortel merah simpananku. Dengan bumbu minimalis seperti biasa, ditambah banyak cinta, jadilah oseng buncis wortel yang renyah namun sedap. Tak lupa aku tunjukkan cara masak bahan sederhana namun sehat dan sedap ini pada berlianku. Ya, aku yakin suatu saat "ilmu" masak ini akan mereka perlukan. Terutama saat mereka harus jauh dariku berbeda negara, jika mereka harus menuntut ilmu. Aku yakin, "langkah" mereka nantinya akan jauh. So, aku harus siapin mereka untuk menempuhnya.

Dibantu berlianku, termasuk Princess yang dengan serius "motek-motek" buncis dengan tangan mungilnya, akupun "berlaga" di dapur. He he he.......tahu donk hasil potongan buncis oleh tangan cantik itu? Mana saat motong dia tuh kusyu' banget, sampai bibirnya mancung dan bikin Mas Masnya gemes. Wah....hasilnya complicated!

Karena memang masakan praktis, hanya beberapa menit sudah terhidang oseng buncis bersama cumi goreng tepung di meja makanku. Ups......hanya beberapa menit pula semua itu "lenyap" dari meja makan, karena dilahap berlian-berlianku. Tapi dasar mereka anak shaleh, biarpun selera masih menggebu, tetap mereka sisakan untuk Papa yang belum pulang kantor.

"Kasihan kalau Papa tidak ikut merasakan hasil karya kita yang mak nyuus ini." Begitu mereka berkomentar menutupi rasa sayang mereka pada Papa tercinta. Ha ha ha....maklum, terkadang mereka gengsi untuk saling mengungkapkan rasa cinta antara mereka. Dan menutupinya dengan cara lain seperti tadi. Papanya juga sering mengungkapkan rasa sayang melalui candaan kepada anak-anak, main bareng, "berantem", saling ledek, wah.....pokoknya seru!

Berlianku, tetep aja indah di mata hatiku. Keep shining...............

2 komentar:

Anonim mengatakan...

norak....

Unknown mengatakan...

hahaha............ biarin!!