Halaman

Kamis, 09 Oktober 2008

PRINCESS IKUT SHALAT TARAWEH

Di milis alumniku, PTKDK IKASTAN, sedang ada posting tentang anak yang shalat di masjid dan......he he he.....mengganggu, ada yang marah. Biasaaa.... ada yang pro ataupun kontra. Ya nggak rame kalau semua seide. Nggak ada diskusi, selesai deh!

Aku jadi ingat kejadian Ramadhan kemarin, saat Princessku Vania, ikutan taraweh di masjid. Biasanya sih, aku larang dengan memberi alternatif pilihan kegiatan di rumah yang menyenangkan......taraweh berdua sama Mamanya......Me! Ya, dia seneng banget shalat lama, berkali-kali, namun sering gangguin aku kalau sudah bosen. Padahal kalau shalat ya mesti diselesaiin kan? Selama masih kondusif sih aku tetep terusin dengan berbagai "jurus". Kadang sambil gendong, kadang biarin dia gangguin, kadang.....dicuekin! Ha ha ha..............

Memang sih, sejak bayi merah, setelah nifasku selesai, saat aku shalat dia aku taruh di baby bounce, di sebelahku dengan muka cantiknya memandangi wajahku. Setelah dia bisa merangkak dan jalan, dia akan berseliweran di sekitarku shalat, lalu menirukan, kadang ...... naik punggung atau minta gendong. Dia akan tertawa-tawa senang jika aku gendong, lalu aku ruku', maka dia bergelantungan. Lhaaa....memangnya mamanya ayunan? Saat sujud......dia akan segera berbalik naik punggungku. Hm....bagus juga sih, karena sudah 4 yang begitu, aku jadi biasa posisi punggung lurus, tidak melengkung, sehingga tubuhku nggak bungkuk. Nggak perlu jadi peragawati kan, untuk punya tubuh tegak. Bisaaaa........aja!

Mungkin untuk sebagian orang akan menganggap shalatku nggak sah? Tapi aku yakin Allah Maha tahu, Maha Maklum, Maha Bijak, Maha Segalanya, sehingga shalat seorang ibu yang mempunyai bayi, tentu saja berbeda dengan orang yang tidak mempunyai kendala apapun. Shalatku memang lebih variatif, lebih menuntut kreatifitas tinggi seorang Ibu, lebih.....lama. Ceileee...... Shalatku HARUS menarik, menyenangkan, membuat babyku merasa bahwa shalat itu bukanlah beban. Heii...... saat aku shalat, aku juga memberi pembelajaran kepada bayiku sejak masih sangat "piyik". Dia jadi tahu, kita harus, malah kalau bisa, perlu shalat. He he he ........

Setelah bisa jalan, umur 11 bulan kurang, aku request Mama untuk membuatkan mukena untuk Vania dengan sulaman tangan yang sama dengan punyaku. Hanya saja yang ini super mungil and lucu. Seneng ya.....punya Mama mertua pinter dan baik. Ngiri....ngiri....deh!! Xi....xi....xi......suamiku aja sering ngiri tuh!

Kembali ke taraweh, saat masih awal Ramadhan, masjid masih dipenuhi jama'ah, memang Princess selalu aku ajak beraktifitas di rumah berdua saja. Terlalu riskan kalau shalat taraweh di masjid. Dia tentu juga akan cepat "empet" karena penuh sesak dan krodit. Namun, saat akhir Ramadhan, dimana jama'ahnya sudah menyusut sampai nyaris tinggal 10%-20% saja. So, saat Princessku maksa ikut taraweh,aku ijinkan.

"Mamaaa.....nanti kalau Adek bosen gimana? Kalau naik tangga gimana? Kan shalatnya lamaan dibanding shalat fardhu. Kalau Adek keluar masjid saat kami shalat gimana?"

Mas-masnya protes berat, tapi karena mereka mengkhawatirkan keselamatan adeknya. Bukan karena takut terganggu shalatnya. Hmm.....dasar berlian mereka itu.

"Tenaaang......nanti Mama juga ke masjid, jagain kalau Adek yang pinter itu punya ide yang berbahaya.......Mama siap menangkap dan menciumnya."

Heiiii.....ternyata, Princessku shalat dengan rapi. Sangaaat tertib malah untuk bayi yang belum genap 2 tahun. Dia bersedekap rapi di antara Papa dan Masnya. Ruku' dan sujud (yang nyaris ndlosor) pun dia lakukan sesuai aba-aba Imam. Ehem...... bangga rasanya.........dasar narcist ya??

But.....heiii.....rupanya ada beberapa anak kecil, yang sepertinya seumuran Mas Rafi, bukannya shalat malahan lari sana sini. Lhaa....Princessku terganggu, dan nengoklah dia dengan tangan masih bersedekap di dada dan mulut komat kamit lucu. Lalu dia berjalan ke arah anak-anak tadi, sambil terus bersedekap dan komat-kamit.

"Kakaaak........sssstttt, jangan ngobol (he he he....dia memang suka ketinggalan huruf "r" nya yang di tengah). Ayoo....shalat, ntar nggak boleh ikut ke masjid sama Mama lho." (sambil ekor matanya melirik ke arahku yang di luar masjid mengawasi) Ha ha ha......lutuuuu be'eng deh. Karena, setelah memberi peringatan, mulut mungil itu kembali komat kamit.

Secara, anak-anak itu memang sudah sangaaaat besar dibanding Princessku, mereka malahan lari ke mana-mana. Weeeeiii......Vaniaku malahan ngejar sambil tetep bersedekap dan komat-kamit. Dia memberi peringatan lagi, kali ini tidak lagi nyaris berbisik seperti tadi, tetapi malah.......nyaris teriak! Waduuuuh......aku jadi nggak enak sama jama'ah lain. Wwfff.....kan tidak semua orang mempunyai pandangan yang sama. Tidak semua orang mengerti jika anak kecil itu perlu belajar dan boleh salah. He he he.....mungkin mereka nggak pernah jadi anak kecil??

Setelah aku rasa suasana menjadi tidak kondusif karena makin "heboh", begitu Princess melintas dekat aku, langsung aku sambar, digendong, dicium, digemesi, tak lupa aku puji kehebatan dia, pinternya dia, dan memberi kompliment janji akan disayang Allah karena kehebatannya tadi.

Namun dia nggak mau masuk rumah. Dia complain, tetep pengen balik ke masjid. Mungkin dia merasa nggak salah. Dia merasa justru sebagai pemberi peringatan kepada anak-anak yang jauh lebih besar dari dia. Hhhhh........ dasar berlian, dia nggak nangis, hanya protes. "Kenapa Maa? Adek mau shalat di majid sama Papa, sama Mas. Kakak ngobol."

Akhirnya, Ibu sebelah rumah yang barusan melepas tamunya pergi nyamperi kami. "Adek kok di luar? Aduuuh......cantiknya pakai mukena. Bagus sekali, siapa yang mundhutke?" Vania memang akrab dengan Ibu itu, karena sejak bayi banget sudah menarik hati dan perhatian beliau. Apalagi setelah Princessku bisa ngomong. Dari balik pagar pun beliau akan memanggil-manggil jika mendengar celoteh lucu Vania.

Akhirnya sampai taraweh selesai, Papa dan Mas Masnya pulang, salim sana sini, kamipun masuk rumah. Di gendongan Papanya Princess meloncat kegelian karena dikejar Mas Masnya. "Jangan Emaaaassss................."

Tidak ada komentar: