Halaman

Kamis, 05 Juni 2008

HARI LINGKUNGAN HIDUP

Hari ini, katanya sih, hari lingkungan hidup. Salut juga sih, banyak pihak yang peduli lingkungan hidup.

Hm.....kalau bicara masalah lingkungan, maka aku sangat prihatin dengan keadaan lingkungan hidup di Indonesia yang menyedihkan. Rasanya air sudah sangat kesulitan untuk kembali ke tanah karena sebagian besar tanah sudah ditutup. Aspal mulus, beton sana sini, sampai halaman rumah yang dilapisi keramik mulus.

Lalu aku sempat berfikir; "Apa yang orang-orang lakukan saat mereka "ngaku" study banding ke luar negeri? Sebenarnya tidak hanya masalah lingkungan, tapi banyak hal. But, hari ini kita bicara LINGKUNGAN HIDUP. Katanya sih para petinggi negara ini entah yang di eksekutif maupun legislatif melakukan study banding ke luar negeri.

Di beberapa negara di Eropa, aku melihat bagaimana sejatinya peduli lingkungan hidup. Jalan-jalan di sana, sama sekali nggak mulus. Rata-rata pakai paving blok atau bata pres yang disusun berjarak cukup, tanpa semen. So, ada pori-pori yang akan menyerap air. Kalaupun di aspal, aspalnya terpotong-potong sepertinya memang sengaja diberi jarak, agar air bisa terserap tanah di bawahnya. Secara, di sana hujan bisa turun kapan saja tanpa peduli musim apa. Tapi banjir sangat langka. Apa malah nggak pernah ya???

Makanya jika naik mobil, tidak nyaman. Agak geradak geruduk kadang-kadang. Tapi memang mereka harus nrimo dan ngalah dengan yang namanya lingkungan. Toh, lingkungan juga untuk mereka. Kenyamanan berkendara mereka korbankan demi lingkungan hidup.

Daerah hijau, waaah....sepertinya di "anak emaskan" oleh pemerintah dan masyarakat di sana. Banyak banget daerah hijau yang sengaja dibuat, sehingga rumah mahal dan kecil-kecil, karena mereka harus ngalah lagi sama daerah hijau. Mana terawat lagi! Ngiriii habis deh!!

Buang sampah sembarangan, sepertinya mereka "anti" melakukan itu. Mungkin mereka sudah terbentuk turun temurun perilaku itu sehingga sudah menjadi "habit" atau bahkan "attitude". Dibentuknya atau dimulainya pasti sudah sangat lama dan saat pertama duluuuu pasti ada unsur paksaan. Ya, karena aku jarang melihat adanya "ancaman" bagi yang tidak menjaga kebersihan.

Tapi, heiii....aku sempat melihat adanya tulisan yang isinya ancaman denda yang sangat besar bagi yang buang sampah sembarangan di dalam sebuah kendaraan umum. Jika kita membuat kotor apakah itu sampah atau coretan, akan didenda 80 Euro !!! Tuh.....kan....... dan, denda itu bener-bener diterapkan lho! Memang sih aku belum pernah lihat sendiri orang yang didenda karena buang sampah sembarangan. Tapi adik iparku sendiri yang orang sana, saat salah parkir (biasanya di situ boleh parkir, tapi saat itu tidak boleh dan adikku nggak tahu) tahu-tahu mobilnya sudah nggak ada. Dan dia harus ambil mobilnya keesokan harinya di kantor pemda dengan denda 100 Euro!

Mungkin kita juga harus memaksa masyarakat kita agar nantinya mempunyai kebiasaan, lalu menjadi "habit", dan akhirnya menjadi "attitude". Tapi, apa iya kita nunggu "DIPAKSA" oleh pemerintah dengan aturan dan denda? Kenapa mesti nunggu dipaksa oleh orang lain, meski itu pemerintah? Iiiih............. kayak............. he he he............ maaf, kerbau! Mesti dilecut dulu biar nurut.

Lalu di Arab. Mereka sampai mengimpor tanah untuk menghijaukan kota-kota mereka. Mereka buat keran-keran air di setiap pohon yang mereka tanam karena tidah ada air yang bisa meresap ke tanah. Mereka harus berjuang untuk menghijaukan tanah mereka.

So, mari kita mulai dari diri dan rumah masing-masing. Kita jaga bumi tercinta yang telah Allah anugerahkan secara gratis kepada kita, demi kepentingan kita sendiri juga. Jangan hanya menjadi slogan-slogan tanpa penerapan nyata.

Indonesia ini negara kaya, paru-paru dunia, kenapa mesti rusak oleh kita sendiri? Mengapa kita tidak bersyukur atas anugerah indah yang membuat iri bangsa lain ini? Heei.............. jahat sekali kita ini kalau demikian. Jahat terhadap Sang Pemilik, Allah. Anugerah dibalas dengan pengrusakan????

Mari kita rubah kelakuan kita yang tidak baik ini dengan sikap syukur yang benar, mengembalikan lingkungan hidup seperti seharusnya.

Selamat Hari Lingkungan Hidup.

Tidak ada komentar: