Halaman

Sabtu, 27 Oktober 2007

WANITA KARIR VS IBU RUMAH TANGGA

Wanita Karir, ya, wanita karir.

Apa sih sebenarnya yang dimaksud wanita karir? Kalau selama ini sih, yang orang maksud wanita karir tuh “wanita yang kerja kantoran”. Iya, wanita yang tiap hari (Senin sampai Jum’at, atau lebih malah) pergi ke kantor untuk bekerja dan mendapatkan imbalan sejumlah uang yang disebut gaji. Itu kata orang-orang.

Orang jaman sekarang biasanya menganggap wanita seperti itu hebat, pinter, wah, cantik, kaya, keren, membanggakan, dll sebutan yang rata-rata “bagus”. Memang tidak salah dengan anggapan seperti itu, mengingat jaman sekarang ini memang jaman materialisme. Jadi apa-apa yang berbau materi itu dibanggakan, dielu-elukan.

Dan seakan-akan hanya wanita yang tidak mempunyai kesempatan sebagai “wanita karir” tadilah yang akhirnya “terpaksa” menjadi ibu rumah tangga. Yang menyedihkan, yang bukan “wanita karir” sering dianggap rendah, bodoh, nggak keren, miskin, dll. Nggak OK lah pokoknya. Lebih-lebih lagi, malahan wanita yang bukan “wanita karir” itu sendiri yang minder, dan mengatakan aku Cuma ibu rumah tangga biasa. Lah, seolah-olah, wanita yang hebat, pinter, cantik, kaya, keren, dsb tadi adalah wanita karir, dan sisanya yang nggak bisa apa-apa itu masuk kategori “ibu rumah tangga”. Sudah gitu pakai kata “biasa” lagi. Melas amat sih? Itukah yang mereka sebut Ibu Rumah Tangga? BIASA?

Sedih bangets deh kalau aku mendengar orang, apalagi seorang wanita berpendapat seperti itu. Bagaimana negara ini bisa maju dan berani bersaing dengan negara lain, kalau wanitanya sebagai tiang negara, mempunyai pandangan rendah seperti itu? Apakah itu yang namanya emansipasi? Kalau menurutku sih, justru itulah penjajahan atas wanita.

Iya, karena merendahkan peran penting seorang wanita sebagai pencetak generasi. Seolah mencetak generasi itu pekerjaan gampang, sehingga cukup diserahkan pada pembantu, baby sitter, atau menjadi sambilan saja (yang utama tetap bekerja mencari uang), atau diserahkan pada wanita yang tidak mendapat kesempatan menjadi wanita karir. Tapiiiiiiiiiii............... ngakunya yang diutamakan tetep anak! Lhadalah!!!! Kok yo teganya....teganya.............teganya...........

Yang seringkali membuatku pribadi berdecak kagum (sangaaat kagum, malah), yaitu wanita yang berkarir tetapi sekaligus mencetak generasi. Hebat sekali mereka itu. Saluuuuuuuut! Mereka itu “wonder women” kali ya. Bagaimana nggak hebat?! Mereka tinggal di Jabodetabek, yang pasti berangkat ke kantor sebelum jam 6.00, sampai rumah lagi setelah jam 18.00, tetapi masih bisa meng ”handle” anak-anaknya. Wow, hebat!Belum lagi kalau mereka lembur, tugas luar kota, atau bahkan luar negeri.

Hebat memang, 12 jam meninggalkan anak-anaknya tetapi tetap bisa “ngurus “ mereka. Padahal, setahuku sih (berdasar pengalaman), anak-anak itu sepanjang hari sangat perlu dampingan ibunya (orang dewasa dengan keilmuan dan keahlian cukup, yang sangat peduli dan sayang sama mereka). Terlebih saat anak-anak usia balita. Tiap jam, menit, detik bersama mereka itu sangat berarti bagi perkembangan mereka. Setiap saat adalah GOLDEN MOMENT. Nggak ada yang bisa terlewati begitu saja.

Ya, berdasar pengalamanku, menjadi ibu rumah tangga itu sangat tidak mudah. Perlu banyak keilmuan dan keahlian untuk profesional dalam pekerjaan dan profesi ini. Dan, keikhlasan yang luar biasa mengingat tidak adanya kompensasi yang material. Lha kan nggak digaji sama sekali untuk pekerjaan penuh dedikasi selama 24 jam sehari, 7 hati seminggu sepanjang hidupnya! Imagine that!!!

Lebih mudah menjadi wanita karir (sangat jauuuuh lebih mudah malah). Karena aku juga sudah mengalami keduanya. Aku juga pernah merangkap jabatan tersebut, tetapi nggak sanggup deh. Kenapa? Karena, menjadi IBU tidak bisa disambi (menjadi sambilan saja, hanya mengambil sisa waktu ). Sementara kalau aku kerja kantoran juga, yaaaa....... waktuku kan habis dijalan, di kantor, belum lagi tenaga, pikiran, perasaan juga sudah dikuras.

Jujur aja deh............. masa iya sih setelah bekerja di kantor seharian, masih PRIMA gitu tenaga, pikiran, perasaan, dan potensi kita? Boong kali ya........... Mungkin, ini bisa dilakukan jika karir sebagai wanita karirnya hanyalah sampingan. Yang utama ya Ibu Rumah Tangga. So, hanya bekerja sebagai wanita karir setelah semua urusan anak beres! Ha ha ha.......... itu hanya bisa dilakukan kalau kita pemilik kantor!! Ya nggak? Ya nggak?

Kalaupun memang menjadi wanita karir............ ya terserah! Itu kan pilihan hidup masing-masing. Tetapi................ jangan sekali sekali merendahkan profesi Ibu Rumah Tangga. Just........... lakukan semua urusan secara profesional.

So, jangan pernah sebut "CUMA IBU RUMAH TANGGA, BIASA. OK?!

Tidak ada komentar: