Halaman

Jumat, 26 Oktober 2007

Tips Menyusui

Sering saya dengar berbagai keluhan seorang ibu yang mau menyusui anaknya. Saya harap, setelah membaca ini, semua ibu menyusui anaknya sesuai hak anak.

Yakinlah bahwa anda bisa menyusui karena itu janji Allah.
Keyakinan yang sungguh-sungguh akan hal ini sangatlah penting. Ya, keyakinan yang tidak hanya di bibir. Ibu, saya yakin, hati nurani anda tidak akan pernah bohong, apakah anda hanya mengatakan yakin atau memang sungguh-sungguh yakin. Allah mengatakan “susuilah anakmu selama 2 tahun” maka PASTI kita semua bisa menyusukan selama itu. Allah tidak mungkin mendzalimi kita, memerintahkan menyusui tanpa memberikan kemampuan untuk itu.

Berikan ASI mulai bayi lahir, kapanpun dia mau.
Ini yang namanya full ASI bu, bukan kita yang merasa sudah memberi secara full, tetapi bayi kitalah yang merasa sudah cukup. Tanda-tandanya? Yang jelas, bayi kita tidak akan mengatakan “Ma, adek sudah kenyang” tapi dia tidak rewel, tidurnya pules, buang air kecil sering, buang air besar bagus, berat badan “normal” (jangan selalu menuntut bayi anda “gendut” ya bu), dll. Banyak panduan tentang bayi yang sehat kok bu.
Jangan males ya bu! Kalau bayi tidur terus ya disusui saja. Jangan dibiarin, nanti kurang nyusu nggak sehat. Capek nggak papa bu, kan kesempatan ini tidak bisa diulang. Lagian, ibu akan langsing kembali tanpa harus diet. Ibu cantik, anak sehat, bapak senang, semua bahagia.

Jangan diberi susu formula atau makanan apapun.
Ini sangat penting mengingat kebiasaan saat ini, bayi diberi susu formula atau makanan tambahan sebelum waktunya dengan alasan ASI kurang, bayi rakus, dll. Bu, selama 6 bulan berilah bayi HANYA dengan asupan ASI saja. Setelah 6 bulan, baru diberi makanan tambahan, namun susunya tetap ASI saja. Jangan diberi susu formula. Sebagai informasi bu, biarpun sudah diolah, susu formula itu dari ibu sapi lho bu. Kalau mau ya hanya untuk tambahan pada makanan bayi supaya lebih enak sehingga bayi semangat makan. Karena, apabila ibu beri susu formula, cepat atau lambat produksi ASI akan menurun dan kemudian berhenti.

Makanlah cukup makanan yang bergizi.
Makanan bergizi bukan berarti mahal lho bu. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, kalsium, pasti semua sudah tahu ada di makanan apa. Nah, semua itu secukupnya. Jangan juga berlebihan, mentang-mentang menyusui, makannya seperti kelaparan. Nanti malah ibu yang gemuk.

Ikhlas
Iya bu, kita harus ikhlas, jangan ngeluh, jangan merasa berat (meski sudah pasti berat). Ingat lho bu, masa-masa ini tidak akan pernah terulang. Dengan keikhlasan kita, kitalah yanh akan menikmati masa menyusui ini dan akan mendekatkan kita dengan bayi tercinta.

Jangan dengarkan pendapat “negatif”.
Setiap kita melakukan hal baik, pasti ada suara negatif yang datang. Cuekin aja bu! Akhir-akhir ini, yang negatif ini makin banyak! Sedih ya?! Apa memang orang sekarang lebih suka yang negatif? Apalagi seperti itu. Pokoknya, kalau setiap ibu memberikan yang terbaik untuk anaknya, masyarakat yang negatif akan hilang. Kan anggota masyarakat itu keluarga. Nah, kalau tiap keluarga sudah baik, ya masyarakat akan baik. Setuju dong?!

Atasi semua kendala yang menghalangi pemberian ASI.
Ini sebenarnya mirip dengan poin no 6 tadi. Yang menghalangi kan pasti negatif. Kendala ini termasuk bagi ibu bekerja. Gimana mau ngasih ASI nya? Nah, untuk yang satu ini pembahasannya panjang. Kapan-kapan aja ya. Tapi bisa kok. Yang jelas karena ibu bekerja tidak hilang lho kewajiban memberi ASI.

Tidak ada komentar: