Halaman

Rabu, 10 Oktober 2007

BAJU LEBARAN

Masya Allah, saya tersentak sadar saat merapikan pakaian anak-anak. Ternyata baju mereka yang pantas untuk Shalat Iedul Fitri sudah tidak ada yang muat. Lha wong mereka sudah tinggi tinggi, cingkrang semua. Karena memang tidak biasa beli baju baru kalau tidak perlu, makanya saya sampai lupa. Bukan pelit, tapi saya belajar membeli karena perlu, bukan karena ingin. Hati-hati saja, dosa mungkin sudah banyak, mudah-mudahan saat ditanya dari mana asal dan bagaimana membelanjakan harta saya dan keluarga bisa menjawab dengan jawaban yang menyenangkan pemilik harta.

Karena sudah masuk minggu kedua Ramadhan, sudah hari pegawai gajian, maka hari Sabtu Ahad, yang namanya tempat perbelanjaan penuuh sekali. Masa, baru mau parkir saja setengah mati. Ya sudah keluar lagi saja. Alamat saya harus cari pada hari dan jam kerja nih. Berarti, saya mesti perginya berdua princess. Mudah-mudahan, dia nggak rewel duduk di sebelah dan saya nyetir.

Alhamdulillah, dengan hunting yang kilat, dapat 4 baju koko dan 1 gaun mungil, yang sedikit disulap agar pas dengan ukuran mereka (yang laki-laki kecil agak susah ngepasnya kalau tidak diajak).

Selesai puasa di bulan Ramadhan, maka Hari Raya Iedul Fitri (lebaran) akan datang. Hampir semua orang menyambut dengan gembira. Baju baru? Tidak hanya anak-anak yang mengharapkannya memakai di hari yang fitri ini.

Anak-anak saya memang tidak peduli dengan baju lebaran. Bukan tidak mau sih, kalau ada alhamdulillah, tidak ada ya tidak masalah. Benar-benar tidak masalah lho! Mereka tetep PD, nggak malu, semangat berangkat shalat, dan silaturrahim.Yang penting ada yang pantas dipakai shalat Ied. Ya, mereka tahu kalau shalat harus memakai pakaian bersih, rapi, dan yang paling bagus yang dimiliki. Tidak harus baru! Mereka lebih menikmati puasa, shalat tarawih, libur, main sama adik dan masnya, masak sama mama.

Tidak ada komentar: