Malam ini aku sepintas melihat tayangan film di TV. Entah apa judulnya dan di satasiun televisi apa, karena memang hanya sambil lalu, karena aku tengah menidurkan princessku sendiri. Meski selintas, karena ada yang menarik maka akupun menyisihkan sedikit perhatianku pada film sambil tetap meninabobokan buah hatiku, agar bisa mengambil pelajaran.
Ada rombongan pengawal kerajaan yang mengawal seorang putri (princess) untuk diantar ke kerajaan calon suaminya. Dalam perjalanan, rombongan diserang pasukan musuh. Singkat cerita, semua pengawal mengejar pasukan musuh sehingga kereta kuda berisi putri dan dayang-dayang tanpa pengawal diserang.
Sang putri segera memerintahkan dayang-dayangnya untuk melompat dari kereta sekaligus dia ajari cara melompat agar mereka tidak mengalami luka yang membahayakan. Sementara dia sendiri di dalam kereta menunggu penyerangnya. Saat penyerang berhasil masuk kereta ternyata sang putri bergelayutan di pintu kereta dan kemudian dengan sebelah tangannya dia menarik dan melemparkan tubuh penyerangnya yang seorang prajurit terlatih (pasti kuat) dan...........laki-laki.
Wow, meski itu hanya film, aku belajar dari situ. Ya, sang putri memang disiapkan untuk menjadi seorang pemimpin. Maka dia smart, cerdik, melindungi, kuat, berani, pantang menyerah, namun tetap cantik dan anggun. Mengapa? Karena dia dididik dan disiapkan untuk itu. Jadi dia memang disiapkan dan siap menjadi seorang pemimpin.
Apakah kita akan menyiapkan putri kita menjadi IBU (baca: pencetak generasi), sekedar menjadi “kanca wingking” suaminya, sekedar pencetak uang, pekerja kantoran, atau apa? Itu menjadi tugas dan tanggung jawab kita orangtuanya (bapak ibunya). So, mau anak laki-laki atau perempuan, mereka akan menjadi seperti bagaimana kita mempersiapkan mereka. Sudahkah kita melakukan tugas kita itu? Atau, ......kita masih terlena dengan diri kita sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar