Halaman

Selasa, 23 Oktober 2007

SRI SULTAN HB X

Dalam acara Kick Andy edisi Sri Sultan Hamengkubuwono X, terlihat bagaimana kualitas diri seorang pemimpin. Tenang, wibawa, cerdas, berisi, santun, tegas, menentramkan, ngayomi, rapi, wah pokoknya hebat.

Kenapa beliau bisa seperti itu? Apa keturunan? Takdir? Anugerah?
TIDAK !!! Bukan karena itu. Kalaupun ada unsur itu hanya berpengaruh sangat kecil. Katanya bakat itu hanya berperan 1%, sedangkan usaha berperan 99%. Saya sih setuju, meski tidak seekstrim itu.

Saya sangat yakin Sri Sultan bisa seperti itu karena memang sejak lahir sudah dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin (sebelum lahir malah). Maka, beliau dilahirkan, dirawat, dididik, ditempa, untuk menjadi pemimpin. Ya, semuanya pasti akan diberikan yang terbaik. Bukan semua boleh atau semua mahal atau mewah lho!! Tapi, semua yang TERBAIK. Makanan yang terbaik (bukan terenak atau termahal), guru dan pendidikan yang terbaik (bukan sekolah termahal), pengawalan yang terbaik (bukan dikekang atau diikuti terus, tapi juga dibekali cara membela diri), dll.

“Ya jelas, anak raja, semua tersedia!”
Eit, tunggu dulu. Anak raja yang dibuang ke hutan oleh pengkhianat atau musuhnya, akan tetap disiapkan menjadi raja (baca: pemimpin).

Ya, dia tetap akan mendapatkan pendidikan sebagai calon pemimpin meski dalam keterbatasan dan kesederhanaan. Sejak sebelum lahir, dia sudah diyakini dan diyakinkan bahwa dia adalah calon pemimpin. Sehingga, dia rela menjalani kehidupan yang mungkin berbeda dan lebih berat dibanding dengan anak lain sebayanya yang tidak dipersiapkan menjadi pemimpin. Dan pada saatnya nanti dia memang sudah siap menjadi pemimpin. Bukan karbitan, bukan aji mumpung, bukan “nemu rejeki”, bukan kebetulan, bukan karena partainya menang, bukan karena punya masa, dsb. Ya, dia memang sudah disiapkan dan menyiapkan diri menjadi seorang pemimpin dari lahir!!! Bahkan, jikapun dia akhirnya tidak menduduki jabatan apapun, dia tetap seorang pemimpin!!

Bagaimana dengan anak anda? Anda menyiapkan mereka menjadi apa sejak sebelum mereka lahir? Orang kaya? Mapan? Pandai? Jujur? Pemimpin? Pekerja? Penyanyi? Atau asal dapat kerja? Atau bahkan jadi apa aja asal kaya? Dari mana saja asal kaya? Dengan cara apa saja asal menduduki jabatan? Atau anda justru sedang sibuk pada diri anda sendiri, karir anda, harta anda, eksistensi anda, dengan mengatas namakan semua itu untuk anak?

Jangan-jangan sampai sekarang belum kepikiran kalau anak anda harus anda siapkan?
“Susah amat sih, pokoknya sekarang badannya gendut, sehat, sekolah dulu, juara, les ini itu (nggak jelas), bisa bahasa Inggris, hafalan Al Qur’annya banyak, hebat, membanggakan, jadi apa nanti terserah dia!” apa iya seperti itu?

Atau memang sudah anda persiapkan baik-baik agar nanti mereka siap menghadapi kehidupan dan kematian mereka? (Iiiiiiiiiihhhhhhhhhh, serem amat?) Lho, memang semua kan pasti mati? Ya merekapun harus tahu dan bisa menyiapkan semuanya sebelum dan sesudah mati. Sehingga mereka hidup bermakna dan mati masuk syurga?!

Tidak ada komentar: