Hai....., buah hati, buah cinta, berlian.
Hm...... apapun sebutan yang kita berikan kepada anak-anak kita tercinta. Ya, kita semua orangtua mestinya ingin yang terbaik untuk putra putri tercinta. Mulai dari mereka lahir, malah seharusnya sejak memilihkan calon Bapak / Ibu mereka, sampai dewasa.
Jika kita mulai sejak anak lahir, tentu pemberian asupan gizi yang masuk tubuhnya akan menjadi perhatian kita. Ya, susu!!
Sekarang ini sedang marak kampanye "Kembali ke ASI" setelah banyak orangtua memnyusukan anak-anak mereka ke Sapi alias memberi susu formula. Berbagai media informasi tentang ASI ini juga sudah banyak ditemui. Dan....mendadak, banyak yang "merasa" sebagai ahli dan lebih tahu dari orang lain. he he he......padahal, setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan.
Yah....semangat yang sedang menggelora kadang membuat kita lupa diri untuk bertenggang rasa dengan orang lain. Juga, bahwa masih banyaaaak lagi orang lain yang lebih faham, berpengalaman, ber"ilmu", namun lebih wise dan lembut dalam penyampaian sehingga terkesan "netral". Padahal, dia sudah dari dulu kala menimba ilmu, memperjuangkan, menyebarkan, dan memasyarakatkan ASI. Malah, di saat ASI belum lagi kembali dipopulerkan seperti sekarang. Dan dia harus berjuang beraaaaat..... sendirian!!
Nah, apapun itu, ada aturan dan guidence yang harus dipakai. ASI, misalnya. Di dalam Al Qur'an diperintahkan pemberian ASI selama 2 tahun. So, ya sudah, 2 tahun. Jangan melebih-lebihkan sampai 3 tahun, 4 tahun, malah ada yang sampai SD. Ya, itu tetep salah kalau menurut guidence yang aku anut. Susukan anakmu selama 2 tahun!!
Lalu, treatment jika anak sakit. Ha ha ha...., ini sempat jadi perdebatan di sebuah milist. Kenapa? Karena menurut moderator dan faham sebagian besar anggota milist tersebut, baby jangan dibawa ke dokter sampai tingkat tertentu. He he he memang sih apa yang mereka anut itu bener, karena juga dari sumber yang cukup andal. Namun, kita juga harus ingat, bahwa kondisi setiap orang itu berbeda. Yah, setiap rumah tangga, keluarga besar, dan lingkungan masyarakat itu tidak sama satu dengan lainnya.
Belum lagi, bagaimanapun juga, buku, milist, asosiasi, atau komunitas manapun, bahkan dokter sekalipun, hanyalah berhak memberi masukan yang akan menjadi acuan bagi orangtuanya dalam mengambil keputusan. So, menurutku sih, jangan mengkalim pendapat kita yang paling benar dan orang lain salah. Apalagi menggeneralisir orang.
Ada lagi, sekarang ini banyak wanita yang setiap hari bekerja keluar rumah dari pagi sampai sore, bahkan malam. Belum lagi ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Nah....siapa yang jaga dan urus anak-anak di rumah??? Pembantu, baby sitter, pengasuh, atau orangtua (nenek). Untuk kondisi ini, kita juga mesti "tahu diri". Jangan asal memberi instruksi. Maunya treatment ideal, nggak peduli itu ngrepotin, nyusahin, pokoknya bikin capek n ruwet. Kalau mau yang ideal, ya kerjain aja sendiri. So, ngertiin mereka juga. Ingat lho, seharian, merekalah yang bersama anak-anak. Bukan ibunya. Jangan sampai malah mereka mengurus anak kita dengan sakit hati. Lha wong kalau ibunya sendiri aja DIJAMIN belum tentu bisa seideal kalau hanya nyuruh.
So, be wise!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar