Seringkali, orang salah mengerti dengan maksud "ala raja" di sini. Memang banyak orangtua yang memperlakukan anaknya "bagaikan raja", dan orangtua sendiri rela menjadi "bagaikan pelayan" bagi anaknya.
Padahal, mendidik anak "ala raja" adalah mendidik anak sebagaimana anak raja dididik. Hai.....anak raja itu (yang bener lho ya!) dididik sangaaat bagus. Mereka justru HARUS menempatkan diri dengan benar. Mereka HARUS menghormati orangtua, "Mikul dhuwur mendhem jero", menghormati orang yang dituakan, sangat "ngabekti" (berbakti) terhadap orangtuanya. Jadi sangat salah jika mendidik anak ala raja adalah menempatkan anak sebagai raja dan orangtua sebagai pelayan.
Bahkan, anak raja dididik untuk selalu mengedepankan kepentingan orangtuanya dibanding kepentingan dirinya sendiri. Demikian juga mereka harus menjunjung tinggi leluhurnya, tetuanya, dan tidak egois serta mementingkan diri sendiri, sombong, tinggi hati, dan durhaka.
Nah, didikan untuk menghormati orangtuanya pun adalah hormat pada orangtua yang TERBAIK. Ya, mereka dididik untuk hormat pada orangtua secara BENAR, jika memungkinkan PERFECT.Tidak heran, anak raja akan menempatkan orangtuanya "bagaikan dewa". Dan hormat mereka pada orangtua akan terus sampai orangtua sudah meninggal dunia. Mendo'akan orangtua, selalu menaati segala "wejangan" orangtua, tidak melanggar larangan orangtua, dll akan menjadi bentuk penghormatan kepada orangtua.
Kalau dipikir, tidak jauh berbeda dengan ajaran Islam. Kalau tidak salah, Nabi Muhammad pernah berkata; "Andaikan boleh, aku akan menyuruh anak untuk menyembah orangtuanya." Kalau aku salah, mohon dikoreksi. Maklum, ilmunya masih sangat "cethek".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar