Halaman

Kamis, 10 April 2008

MENDIDIK ANAK "ALA RAJA # 1"

Waktu aku kecil (anak-anak maksudnya, ntar ada yang tanya; "Emang sekarang besar??), Bu Puh (Eyang), Ibu, atau Bapak selalu mendongeng. Dongeng yang sebenarnya merupakan ajaran, mengandung pesan yang sangat dalam. Hm....cara mendidik yang menarik.

Dongeng yang beliau sampaikan sangat beragam. Salah satunya adalah kisah yang bertemakan keluarga kerajaan. Entah karena Bu Puh memang mempunyai banyak memori tentang kehidupan kraton, atau karena banyak hikmah yang bisa dijadikan contoh dalam tumbuh kembang kami, cucu-cucunya.

Semua sangat menarik bagiku. Ada kisah bagus (sangat sering dikisahkan dari berbagai kerajaan), bagaimana seorang raja mendidik anak-anaknya. Ya, anak raja selalu dididik "berbeda" dengan anak-anak pada umumnya. Mereka selalu dididik dengan cara terbaik, makanan terbaik, guru terbaik, sikap terbaik, dan hal-hal lain yang selalu "TERBAIK".

"Mengapa anak raja selalu mendapatkan yang terbaik?"
"Karena mereka nantinya mempunyai tanggung jawab besar, menjadi raja, memimpin seluruh rakyat dalam kerajaannya. Oleh karena itu, maka mereka harus mendapat yang terbaik. Hanya yang mendapat asupan terbaiklah yang sanggup memimpin dengan bijaksana. Hanya yang terbaiklah yang akan menjadi hebat."
Begitu jawaban beliau jika aku menanyakan alasannya. He he he....aku memang paling cerewet, banyak nanya, sekaligus kadang ngeyel kalau jawaban nggak memuaskan. Nyuwun gunging pangaksami Bu Puh, Ibu, Bapak.


Ada hal sangat menarik, yang sangat aku kagumi dan akan aku tiru jika aku mempunyai anak adalah; semua yang terbaik itu didapatkan anak raja dalam kondisi apapun. Hm...sekarang sudah berusaha niru.


Maksudnya??
Ya, banyak kisah raja-raja yang dikhianati atau negerinya dikuasai musuh, kemudian mereka dibuang atau mengasingkan diri di hutan. Jelas, kondisinya sangat minim. Jangankan fasilitas istana, bahkan jauuuh lebih minim dibanding kehidupan rakyat jelata yang miskin. Tapi, mereka tetep memberikan yang terbaik untuk anaknya, calon raja.

Makanan, yang terbaik. Yang sehat, mempunyai nilai gizi yang baik, yang mampu mendukung aktivitasnya dalam mempersiapkan diri menjadi raja (baca: pemimpin). Secara, di hutan, maka tentu bukan makanan mewah atau mahal, namun terbaik. Termasuk bagaimana cara mendapatkan makanan tersebut. Dan, makanan ini bukan sekedar makanan fisik, namun juga mendapat makanan rohani dan tempaan mental yang terbaik. Mereka juga dididik berpuasa, menahan hawa nafsu.

Pakaian, yang terbaik. Bukan yang termahal lho!! Dan, pakaian ini bukan hanya secara fisik, tetapi lebih pada "pakaian" rohani. Tindak tanduk (tingkah laku), berbicara, unggah ungguh, waah....pokoknya hebat banget!

Biarpun di hutan belantara, mereka tetap harus, wajib, BELAJAR. Dan.....pelajaran dan guru terbaik yang mereka dapat. Heiii....bukan Doktor lulusan luar negeri terbaik atau gimana lho. Ternyata, pelajaran dan guru terbaiknya justru dari kehidupan sehari-hari yang selalu dijlentrehkan (dikupas tuntas, seperti acara TV aja...) oleh raja, pengasuh, atau siapapun yang mendampingi sang Pangeran. Berbagai ilmu dia harus kuasai. Dia juga dibekali ilmu mempelajari kehidupan.

So, tidak heran, jika saatnya tiba, maka sang pangeran telah siap menjadi raja. Meskipun selama ini dia hidup di hutan dengan berbagai kekurangan dan keterbatasan. Kesempatan akan tertangkap dan termanfaatkan dengan baik jika kita siap menagkap kesempatan itu.

Bayangkan jika pangeran diasuh ala kadarnya hanya karena segala keterbatasan. Saat ada kesempatan merebut kembali kerajaan, tentu dia tidak akan mampu berbuat apapun. Atau, dia akan menjadi raja yang lalim, yang tidak bisa mewujudkan kerajaan yang "Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Kerta Raharja".

Bagaimana kalau kita siapkan anak-anak kita, sebagai penentu bangsa ini di masa yang akan datang, "ala raja" tadi??

Tidak ada komentar: