Halaman

Senin, 18 Februari 2008

P3K Luka Bakar


Lenganku terkena setrika panas. Wow.....sakit rasanya. Panas, wuihhh........tersenggol tangannya saja sudah nggak karuan rasanya. Waduh....waduh.... aku jadi malu sendiri. Lha cuma panasnya setrika saja sudah kesakitan, ya jangan berbuat yang nggak disuka Allah, kan panasnya neraka pasti jauuuh lebih dari ini.

Yah, peringatan mungkin agar aku lebih berhati-hati bertindak, bersikap, agar menghindari panasnya neraka.

Hai....hai.... tapi tetep kita harus tahu cara penanganan luka bakar to?? Nah, biar yang lain juga tahu, aku akan posting artikel ini ya. tentang luka bakar dan penanganannya. Semoga bermanfaat.

Oleh: Dokter HANDRAWAN NADESUL

--------------------------------------------------------------------------------
Luka bakar bukan luka biasa. Ada perbedaan dalam proses terjadi, dan kerusakan yang ditimbulkannya. Maka cara penanganannya, tidak sama dari obat, dan terapinya. Perawatan pertama luka bakar amatlah penting dan menentukan nasib kesembuhannya. Untuk itu tak boleh salah. Maka penting diperhatikan bagaimana mengobati luka bakar pertama kali.

LUKA bakar mengenal beberapa stadium. Paling ringan jika hanya membuat lapisan kulit luar merah meradang. Paling berat jika otot dan tulang di bawah kulit sampai gosong. Berbeda stadiumnya, berbeda derajat kesembuhannya. Begitu juga cacat yang disisakannya.

Luka bakar oleh panas berbeda sifatnya dengan luka bakar akibat cairan kimiawi. Begitu juga dengan luka bakar oleh sengatan listrik, atau sambaran petir. Lebih lama menyembuhnya luka bakar kimiawi dibanding luka bakar panas. Sementara luka listrik dan petir lebih berbahaya ketimbang luka bakar kimiawi.

Bukan odol tapi es batu
Ada kebiasaan masyarakat yang kurang tepat, jika terjadi luka bakar sering dilapisi odol pada lukanya. Namun apa pun jenis dan keparahan luka bakarnya, bukan odol obatnya tetapi dengan langsung memberikan kompres es. Proses pembakaran dalam jaringan dihentikan dengan cara mendinginkan bagian jaringan yang terbakar.

Membubuhi odol atau apa pun pada luka bakar selain tidak tepat, berisiko terinfeksi, karena odol belum tentu steril. Padahal luka bakar, apalagi jenis yang terbuka, berarti pintu masuk bibit penyakit ke dalam lapisan kulit sudah menjadi terbuka. Dengan mudah bibit penyakit menyusup ke dalam kulit, dan infeksi terjadi.

Pada luka bakar paling ringan pun lapisan kulit sudah lebih rapuh dimasuki bibit penyakit, dibanding kulit sehat dan normal. Kulit yang meradang akibat terbakar lebih mudah disusupi bibit penyakit dibanding kulit normal. Maka justru kulit terbakar harus dilindungi dari bahaya tercemar bibit penyakit. Caranya dengan menutupnya memakai kassa steril, dan tidak mencemarinya.

Luka bakar derajat tinggi dihitung dari berapa luas persentase kulit yang terbakar, dan di kulit bagian tubuh mana luka itu terjadi. Semakin besar persentase luka bakarnya, semakin buruk prognosisnya. Sebaliknya semakin rendah stadium luka bakarnya, dan semakin kecil persentase luka bakarnya, semakin tidak memerlukan perawatan rumah sakit.

Merawat sendiri di rumah
Luka bakar kecil dengan stadium rendah, tidak memerlukan perawatan rumah sakit. Tentu dengan catatan, sterilitas luka bakar terjamin selama perawatan di rumah.

Luka bakar tidak boleh tercemar air mandi, air dapur, air cuci tangan, dan air apa pun dari luar. Cemaran air yang akan menumbuhkan infeksi pada luka bakarnya. Hadirnya infeksi, akan menghambat proses penyembuhan luka bakarnya.

Luka bakar tingkat berat bukan saja perlu perawatan rumah sakit, tetapi jenis perawatannya pun tergolong khusus. Pasien ditempatkan dalam ruang perawatan yang bertutup kelambu, membebaskan luka bakar dari cemaran udara sekalipun.

Bukan cuma memerlukan jenis perawatan luka bakar semata, pemberian infus cairan juga diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan jika luka bakar sangat luas. Selain itu pemberian antibiotika diperlukan pula, untuk menjaga apabila sudah terjadi infeksi sewaktu luka terbakar berlangsung.

Luka bakar lepuh, yang sebelumnya muncul gelembung air, perlu lebih dilindungi dibanding luka bakar merah meradang saja. Gelembungnya jangan dipecahkan, dan biarkan gelembung air pecah sendiri. Kulit muda perlu dilindungi, karena masih rentan tergesek atau tercemari kuman.

Setelah dipastikan tidak terjadi infeksi pada luka bakarnya, pemberian obat yang merangsang pertumbuhan jaringan (kulit, selaput lendir) diperlukan. Dengan demikian luka bakar lekas menyembuh dengan terbentuknya lapisan kulit baru.

Mencegah penyembuhan sekunder
Tepatnya perawatan luka bakar menentukan nasib luka bakarnya. Apabila tidak tepat ditangani sejak awal, mungkin menyisakan kecacatan pada bekas luka bakarnya. Selain kecacatan parut pada kulit, mungkin juga tumbuh keloid, atau tekstur kulit yang tumbuh tidak normal. Maka bagi yang berbakat keloid, perlu memberi tahu dokter agar diberikan suntikan pencegahnya.

Agar penyembuhan luka bakar berlangsung normal, infeksi tidak boleh terjadi. Penyembuhkan luka jenis apa pun memerlukan sterilitas. Sehingga, lukapun menyembuh sempurna (penyembuhan luka primer) dan tidak menyisakan kecacatan kulit.

Tidak demikian halnya jika penyembuhan luka yang sudah terinfeksi. Infeksi terjadi pada luka bakar jika sejak awal tidak ditangani secara steril. Luka tidak dibersihkan secara sucihama atau tercemar air, terpegang tangan, serta dibiarkan terbuka dan terpapar udara juga kotoran dari luar. Luka bakar yang telanjur ditunggangi infeksi, akan menghambat proses penyembuhannya dan yang hampir selalu berujung kecacatan (penyembuhan sekunder).

Penyembuhan sekunder akan menumbuhkan luka parut yang membekas di kulit. Luka bakar derajat tinggi jika sampai mengenai otot dan tulang, dapat terjadi infeksi tulang juga (osteomyelitis). Penyembuhannya biasanya menjadi berkepanjangan. Maka luka bakar belum mengering dalam waktu seminggu, mungkin ada yang salah dalam perawatan awalnya. Perlu minta bantuan dokter untuk memeriksanya sebelum terlambat.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya mau cerita sedikit waktu sepupu saja kena luka bakar akibat kesiram air panas. dokter memberikan resep berupa salep namanya MEBO. kemasannya putih trus ada warna-warninya.
setelah pulang dari RS langsung dibawa pulang, pake obat itu cepat keringnya dan sembuhnya. ga terbentuk kulit parut. cepat juga keringnya.
nah, waktu saya kena setrikaan saya langsung aja pake obat yg sama MEBO itu di kulit. cepet tuh sembuhnya n warna kulit normal kok
nah, bagi ibu2 nih terutama bisa siapkan obat luka bakar di rumah masing2, takut kalo kena setrika, ato api dll

salam

Indarti/Jakarta

shafiq Pontoh mengatakan...

Istri saya baru saja tersiram minyak panas di kedua kakinya, dari betis ke bawah,
sudah disiram dengan air mengalir terus menerus...

Kemudian sekarang sudah dibawa ke dokter dan diberi salep
Burnazin
Silver Sulphadiazine

sekarang malah melepuh2 dan muncul gelembung2 air :(

satu algi hal yang kami lupa beritahu ke dokter...
istriku itu alergy sulpha...
apakah Burnazin Sulphadiazine ini berbahaya bagi mereka yang alergy sulpha? :(