Anak berbohong? Wah, mungkin bagian dari masa pertumbuhannya? Masa sih?? Akan tetapi kita tetap harus waspada. Kejujuran merupakan harta tak ternilai, dan harus mulai ditanamkan sejak kanak-kanak. Namun dalam keseharian, kita kadang mendapati kebohongan yang dilakukan buah hati kita. Terutama setelah mereka mempunyai teman, mempunyai komunitas, yang sangat mungkin nilai kejujuran bagi teman-temannya tidak mereka dapatkan di rumah masing-masing sehingga berbohong bukanlah barang haram. Padahal, berbohong bagi anak-anak (terutama kepada orangtua) sangat berbahaya. Orangtua akan sulit mengarahkan anak jika anak biasa berbohong kepada orangtua.
Kemampuan tingkat tinggi.
Pendapat sebagian orang, sikap berbohong pada seorang anak bisa disebut sebagai kemampuan tingkat tinggi. Bayangkan anak berimajinasi, yang terkadang membuat kita terheran-heran atas imajinasinya itu bukan? Terdapat 2 kemampuan kognitif yang melibatkan otak kanan (imajinasi) dan otak kiri (logika). Saat berbohong, seorang anak dapat menggunakan atau menggabungkan kedua-duanya. Jika yang keluar adalah berbohong tingkat tinggi, berarti dia sedang menggunakan otak kanannya. Namun, bagi saya, anak berbohong adalah kemubadziran kemampuan. Seharusnya kemampuan ini bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang jauh lebih bermanfaat. Jika kita membiasakan dan mencontohkan agar anak tidak berbohong, maka berbohong akan membuat anak tidak nyaman.
Bagian dari pertumbuhan.
Pendapat orang, kebohongan anak juga berkorelasi dengan tingkat pertumbuhannya. Namun menurut saya, berbohong berkolerasi dengan makin luasnya pengaruh yang sampai kepada anak. Anak tidak lagi hanya mendapat pengaruh dari keluarga tetapi juga dari lingkungan sekitar yang makin luas. Hati-hati, sekali anak berbohong kita harus tahu dan segera meluruskan bahwa berbohong (terutama pada orangtua) sangat berbahaya. Jika tidak segera diluruskan, semakin anak berbohong, semakin pandai dia melakukannya dengan tidak terlalu merasa bersalah. Jangan sampai anak anda merasa nyaman saat berbohong (kepada orangtua)
Orang tua mesti ekstra hati-hati. Ajak anak bicara dari hati ke hati, sediakan waktu lebih banyak untuk menjalin komunikasi dengan anak. Tanamkan pula bahwa Anda sangat mempercayainya, dan sebaiknya kepercayaan ini dapat dipegang oleh anak.
Memberi pengertian kepada anak tentang berbohong, yang baik adalah dengan mengajak mereka melihat sesuatu masalah dari sisi orang lain. Katakan kepada mereka bahwa tindakan bohong tidak dapat diterima apalagi jika dilakukan untuk menyembunyikan suatu kesalahan.
Perlukah menghukum?
Menghukum boleh-boleh saja, tetapi tentu saja harus disesuaikan dengan usia anak. Misalnya pada anak usia sekolah, jika tingkat kebohongannya jelas, hukumlah dia , misalnya dengan tidak boleh menonton televisi. Tetapi ingat, jangan sampai hukuman tersebut justru semakin menekan anak sehingga membuatnya “terpaksa” berbohong demi menutupi kekurangannya. Misalnya saja saat ia tidak mengerjakan pe-er karena terlalu lelah bermain bola, hindari memarahinya. Lebih baik Anda dan anak mencari jalan keluar memecahkan masalah tersebut. Bagaimanapun Anda juga mesti menghargai kejujuran anak.
Memang tiada manusia yang sempurna, dan ini perlu juga diketahui oleh seorang anak. Namun, selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah, dan akan semakin mudah bila itu dilakukan secara bersama-sama, bahu membahu.
“Untuk urusan berbohong, pada prinsipnya, baik untuk anak pra-sekolah, anak usia sekolah atau bahkan remaja sekalipun, penanganannya sama, yakni mengajaknya diskusi. Karena mereka sesungguhnya sedang belajar menapaki hidup. Jangan dimusuhi, melainkan harus terus dibimbing, dirangkul. Jika salah langkah, maka akan muncul apa yang disebut anak nakal, karena orang tua salah menempatkan mereka,” papar Dr. Seto Mulyadi.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mengajak si kecil memahami arti kejujuran. Coba ingat-ingat kembali, tanpa sengaja kita sebagai orang tua seringkali menanamkan pelajaran yang salah. Misalnya saja saat Anda sedang malas menerima telepon, dan meminta si kecil mengangkatnya dan mengatakan “Mama sedang tidak di rumah.” Kelihatannya sepele memang, namun saat itulah pelajaran berbohong sedang dimulai.
Tips menghadapi anak berbohong
* Tempatkan anak di posisi yang terhormat.
* Jadilah pendengar yang baik, untuk mengetahui apa yang terjadi pada anak Anda
* Terapkan metode ”Win win solution”, pemecahan masalah melalui cara yang baik bagi semua
* Kalau Anda tahu bahwa anak sedang berbohong, coba peluklah dia. “Mama tidak marah, tetapi sangaaat sedih kalau anaknya berbohong. Karena Allah juga tidak suka dengan anak yang membohongi mamanya.”
* Jadikan bohong sebagai pembelajaran anak. Anak boleh salah, tetapi jadikan kesalahannnya itu sebagai pelajaran berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar