Oleh : Ann Wan Seng
Belajar dari :
Langkah Raksasa Sang Nippon Mengusai Dunia
Bangsa Jepang percaya pemborosan dan
penyia-nyiaan waktu, tenaga, dan uang
perlu dihindari untuk meningkatkan daya
pengeluaran pada tahap optimal.
PENGELOLAAN JEPANG memberi tekanan pada usaha membangun dan memaksimalkan penggunaan tenaga kerja tanpa mengabaikan aspek kemanusiaan. Para pekerja tidak hanya diberi pelayanan sewajarnya, tetapi juga dianggap sebagai komponen penting dalam sebuah organisasi. Setiap pandangan dan pendapat para pekerja ikut dipertimbangkan. Para pekerja juga dilibatkan dalam proses membuat keputusan.
Bangsa Jepang percaya pemborosan dan penyia-nyiaan waktu, tenaga, dan uang perlu dihindari untuk meningkatkan daya pengeluaran pada tahap optimal dan memastikan setiap pekerjaan dilakukan sebaik-baiknya. Karena itulah, bangsa Jepang sangat menghargai waktu dan jarang mengobrol saat bekerja. Waktu yang digunakan saat menempuh perjalanan ke tempat kerja mereka gunakan untuk membaca. Tidak heran bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang gemar membaca. Di sana, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat.
Pekerja-pekerja Jepang juga merasa memiliki tanggung jawab pada organisasi dan perusahaan. Jadi, seluruh tenaga dan komitmen mereka dicurahkan untuk kemajuan perusahaan mereka. Masa depan, hidup dan mati mereka adalah bersama-sama dengan perusahaan. Aspek kemanusiaan yang ditekankan dalam organisasi Jepang berhasil melahirkan pekerja yang rajin, setia, disiplin, dan tahu menghargai segala hal yang telah diberikan untuk mereka.
Keberhasilan organisasi dan perusahaan Jepang bergantung pada para pekerjanya. Para pekerja memiliki kedudukan istimewa dalam perusahaan. Insentif diberikan pada mereka berdasarkan prestasi, bukan pangkat atau jabatan. Kenaikan pangkat dan jabatan dianggap sebagai suatu pengakuan dan penghargaan bukan sesuatu yang perlu dikejar. Mereka melakukan yang terbaik untuk organisasi dan perusahaan. Hadiah dan bonus berupa kenaikan gaji dan pangkat merupakan perkara kedua.
Satu lagi sifat yang menjadi faktor penting dalam kesuksesan bangsa Jepang adalah sikap mereka yang suka dan pintar menyimpan uang. Dalam hal ini, bangsa Jepang menduduki peringkat kedua setelah bangsa Italia. Menyimpan uang sudah menjadi tradisi bangsa Jepang secara turun menurun. Keadaan geografis negara mereka yang bergunung-gunung dan sering dilanda gempa bumi mengajarkan mereka untuk selalu siap sedia menghadapi segala kemungkinan. Menyimpan uang adalah suatu sifat yang baik dan menjadi salah satu formula penting keberhasilan bangsa yang maju di dunia ini.
Selain Jepang, bangsa Cina juga dikenal sebagai bangsa yang pintar menjaga dan mengatur uang. Kemahiran dan sikap hemat dalam mengurus uang adalah jaminan utama sukses keuangan sebuah bangsa di mana saja.
Walaupun Jepang negara yang maju dengan penduduk berpendapatan per kapita tertinggi di dunia, tetapi kehidupan mereka tidak semudah yang dibayangkan. Biaya hidup di Jepang sangat tinggi. Peningkatan biaya pendidikan, pengobatan, sarana hidup, dan penguburan mendorong mereka untuk menabung dan menyimpan pendapatannya untuk kehidupan di hari tua.
Bangsa Jepang tidak suka hidup dengan berlebihan, meski mereka mampu melakukannya. Namun, sikap ini semakin terkikis di kalangan generasi baru. Mereka senang menghabiskan waktu dan uang mereka dengan mencari hiburan dan melancong ke luar negeri. Situasi ini berbeda dengan generasi lama yang hidup dalam kesusahan dan penderitaan, khususnya setelah Perang Dunia II. Golongan ini memasukkan setiap pendapatan mereka ke dalam tabungan. Hal ini jarang dilakukan bangsa lain.
Menurut sebuah penelitian, sejak sepuluh tahun lalu, jumlah tabungan dan simpanan keluarga di Jepang menunjukkan peningkatan berkelanjutan, sehingga mereka mampu membayar utang dalam waktu singkat. Pengelolaan sumber keuangan yang pintar adalah faktor lain yang mendorong kesuksesan ekonomi Jepang. Tabungan yang dibuat di setiap rumah memungkinkan mereka menikmati taraf hidup yang tinggi dibandingkan peningkatan biaya setiap tahun. Jadi, setiap orang Jepang memiliki saham dan kepentingan dalam kesuksesan yang dicapai negaranya.
Berbeda dengan masyarakat Barat yang suka hidup berlebihan dan bersikap acuh tak acuh pada kualitas tugas dan barang yang dihasilkan. Orang Barat suka berbelanja dan membeli barang yang tidak mereka perlukan. Bangsa Jepang hanya membeli barang yang mereka perlukan dan menjalani kehidupan yang sederhana.
Bangsa Jepang tidak suka berutang karena melibatkan harga diri. Kaum barat menjalankan gaya hidup berutang dan menyebabkan timbulnya berbagai masalah sosial dan ekonomi yang serius dalam masyarakatnya. Contohlah bangsa Jepang yang menyimpan uang dan menghindari utang agar sukses dan bahagia dalam hidupnya. Mungkin, fakta ini menjelaskan mengapa kualitas hidup bangsa Jepang lebih tinggi daripada masyarakat di barat dan selatan.
[ Fakta Menarik ]
Sikap yang tidak dimiliki bangsa Jepang :
• Suka berutang
• Pemborosan dan penyia-nyiaan waktu, tenaga, dan uang
• Mengobrol pada waktu bekerja
_____
Kenaikan pangkat dan jabatan
dipandang sebagai suatu pengakuan
dan penghargaan.
_____
[ bersambung ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar