Halaman

Jumat, 08 Februari 2008

40. Sindrom Ilmu

Rahasia Bisnis Orang Jepang
Oleh : Ann Wan Seng

Belajar dari :
Langkah Raksasa Sang Nippon Mengusai Dunia

Walaupun Jepang tidak semahir AS
dalam hal penciptaan barang,
namun mereka lebih inovatif.

ADA BANYAK faktor kesuksesan bangsa Jepang dalam bidang ekonomi. Di antaranya adalah kemahiran dalam mengelola sumber terbatas dan mengoptimalkan sepenuhnya kapasitas yang ada untuk menghasilkan daya produktivitas tinggi. Tetapi kesuksesan itu tidak diperoleh dalam waktu singkat. Ini adalah hasil dan kerja keras, disiplin, pengorbanan dan kemauan untuk belajar dan orang lain yang lebih maju. Walaupun Jepang tidak semahir AS dan segi penciptaan barang, tetapi mereka lebih inovatif. Semua kekurangan dan kelemahan diperbaiki dengan cara belajar melihat orang Barat sebelum mereka mempraktikkannya.

Minat dan kecintaan bangsa Jepang terhadap ilmu membuat mereka bisa merendahkan diri untuk belajar. Mereka berusaha menambah ilmu dengan belajar dan memanfaatkan apa yang dipelajari. Mereka menggunakan ilmu yang diperoleh dengan memanfaat. kannya untuk memperbaiki semua ciptaan sehingga nampak seperti hasil ciptaan mereka sendiri. Semua ciptaan orang Barat diperbaiki dan disempurnakan sehingga memenuhi kepentingan pasar dan konsumen yang lebih menakjubkan adalah mereka mampu memakai ciptaan tersebut untuk industri yang mendatangkan keuntungan yang besar. Jika ciptaan Barat itu besar dan berat, maka Jepang mengubahnya menjadi lebih kecil dan lebih ringan tanpa menghilangkan ciri-ciri asalnya.

Sejarah membuktikan bahwa sebuah bangsa besar adalah bangsa yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi berupaya menggunakan dan mewujudkannya dalam bentuk yang nyata. Bangsa Jepang sangat menyanjung tinggi ilmu dan menjadikannya sebagai suatu budaya hidup. Organisasi di Jepang memberikan kebebasan kepada para pekerjanya untuk menuntut ilmu sebagai dasar kesuksesan proses penciptaan dan inovasi. Walaupun banyak orang Jepang, termasuk profesor universitas, tidak menguasai bahasa Inggris dengan balk, tetapi itu tidak menjadi penghalang untuk menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Untuk mengembangkan ilmu dengan baik, bidang penerjemahan digerakkan secara produktif dan inovatif.

Bangsa Jepang memang pintar meniru. Walaupun tidak memiliki tradisi mencipta seperti Barat, tetapi mereka memiliki daya inovasi yang tinggi. Pihak Barat memakai proses logika, rasional, dan kajian empiris untuk menghasilkan sebuah inovasi. Bangsa Jepang melibatkan aspek emosi dan intuisi untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan selera pasar. Jepang sadar kalau meniru dan memajukan produk ciptaan Barat tidak dapat membantu mendongkrak status mereka sebagai penguasa ekonomi dunia yang berpengaruh. Mereka harus memiliki identitas sendiri yang menjadi lambang ke hebatan bangsa mereka.

Dengan menguasai ilmu, bangsa Jepang tidak perlu lagi bergantung pada ahli dan luar untuk terus maju ke depan. Siapa sangka, dan bangsa kecil dan lemah, Jepang mampu menjadi tuan bangsa lain. Sekarang, siapa tidak kenal dengan produk Jepang. Jepang dipandang sebagai bangsa yang hebat dan terhormat. Bangsa Jepang senantiasa peka pada perkembangan dan kemajuan zaman. Mereka tidak sekadar mengikuti tren, tetapi juga menciptakan tren yang diikuti dunia. Contohnya, walkman yang diciptakan perusahaan Sony menimbulkan fenomena dan kegilaan yang luar biasa di kalangan remaja pada era 1980-an. Kejayaan walkman menjadikan Sony sebagai perusahaan terbesar di dunia dengan pekerjanya yang ada di seluruh dunia.

Dunja saat ini bergantung pada kemajuan teknologi. Oleh karena itu, setiap negara harus berusaha dan bekerja keras untuk memperoleh teknologi terkini dalam usaha membangun negara masing-masing. Kebutuhan terhadap teknologi diperlukan seiring dengan peningkatan ilmu di kalangan penduduk demi menjadi sebuah bangsa yang maju. Persoalan yang lebih penting adalah sejauh mana sebuah bangsa mampu memakai ilmu itu untuk memajukan diri dan negaranya.

[ Fakta Menarik ]

Beberapa faktor kesuksesan Jepang :
• Kemahiran mengelola sumber yang terbatas
• Mengoptimalkan kapasitas yang ada
• Kemauan belajar dari orang lain
• Bekerja keras
• Disiplin
_______

Bangsa Jepang melibatkan aspek emosi dan intuisi
untuk menghasilkan inovasi yang sesuai
dengan selera pasar.
_______

Bangsa Jepang tidak sekedar mengikuti tren,
tetapi juga menciptakan tren yang diikuti dunia.
_______

[ besambung ]

Tidak ada komentar: