Halaman

Sabtu, 21 Februari 2009

ORANG SABAR BANYAK REJEKINYA

Naaa............. ini kelanjutan cerita yang kemarin yaaa.........

Setelah pengalaman tidak kebagian tempat di dalam masjid saat shalat di Masjidil Haram, kami pun tidak mau pengalaman itu terulang lagi.

Haaa........... shalat Jum'at? Wuiiih......... shalat fardhu aja penuh, apalagi Shalat Jum'at......... mesti awal sekali nih datangnya kalau nggak mau kepanasan lagi karena harus shalat di luar masjid.

Saat jam belum lagi berdentang sepuluh kali............ ha ha ha........ kayak novel aja ya? Kamipun berangkat ke masjid. Hmm.......... masih lumayan longgar, tapi sudah mulai banyak jama'ah yang berdatangan. Karena bakalan lama, maka Rafi yang saat itu baru mau 5 tahun memilih ikut aku di barisan perempuan.

Awalnya sih nggak masalah, hepi n menikmati aja dia. Baca Al Qur'an......... saat itu dia sudah hafal banyak surat dari Juz Amma, do'a-do'a dan ayat kursi. Baca tulisan di Al Qur'annya sih memang belum bisa.

Lama-lama..............

"Maaa....... kok laamaaa.......... kapan shalatnya dimulai?"
"Sabaaar............ kan belum waktunya. Ntar sesudah adzan, khutbah, baru deh shalat."
"Iyaa.......... adek (saat itu dia ADEK karena paling kecil) sudah tahu itu. Tapi kapan?"
"Kita baca do'a lagi mau?"
"Bosen Maaa......... kenapa laamaaa............."
"Sabar ya cintaku........... orang sabar banyak rejekinya."

Aku hanya bisa membujuknya dengan berbagai cara yang melintas di kepalaku. Yaaa..... orang dewasa aja belum tentu sabar. Ya aku sih maklum kalau dia mulai bosen.

Laluu.............

"Ma, itu ada nenek panggil adek, boleh nggak ke sana."
"Adek mau?"
"Nggak papa deh kayaknya Ma."

Feelingku sih nenek-nenek Arab yang manggil itu baik, so karena Rafinya juga nggak merasa keberatan ya aku ijinin. Lagian masih dalam pantauanku, nggak jauh dari tempat aku duduk.

Terlihat di sana Rafi dipangku seorang nenek, dan sebentar-sebentar mereka semua (nenek-nenek semua) pada tepuk tangan meriah. Hm.......... ngapain ya?

And then.................. Rafi kembali lagi ke pangkuanku dengan senyum cerah nggak kelihatan bosen. Ceriaaaa............

"Mama bener, orang sabar banyak rejekinya."
"Maksud cinta Mama apaan?"
"Ini........... Mama lihat deh..........."
"Dari mana Adek dapat itu semua? Banyak amat?"
"Dari nenek-nenek di sana tadi. Kata mereka adek pinter banget, mereka mau kasih hadiah tapi nggak tahu aku sukanya apa. Jadi mereka kasih uang biar nanti kita beli sendiri di Bin Daud. Boleh kan Ma nenek-nenek itu kasih hadiah?"

Waduh............ dia mengeluarkan banyak sekali lembaran Real dari saku celana panjangnya sambil menjelaskan asal usul uang itu serta minta ijin menerimanya. Ya sudah, aku nggak mau mengecewakan berlianku maupun nenek-nenek yang bermaksud baik itu. Kulempar senyum sambil mengangguk ke mereka yang mengawasi dengan mata memohon agar aku menerima pemberian mereka untuk berlian cerdasku.

"Maaa......... ini masih khotbah apa sudah do'a ya? Kok bahasa Arab semua ya? Adek jadi bingung deh!"

Ha ha ha......... aku juga bingung wong nggak ngerti bahasa Arab. Ya nggak bisa jawab pertanyaan cerdas dari berlianku ini.

Setelah shalat selesai, kamipun bergabung dengan Mas Mas dan Papanya di luar masjid, di tempat yang sudah kami sepakati. Berjalan kaki ke arah hotelpun harus didahului dengan mampir belanja mainan di swalayan. Yaa......... memang selalu harus melewati swalayan itu sih kalau ke hotel.

Si Adek pun dengan semangat menceritakan pengalamannya di dalam masjid ke Mas Masnya.

"Mas, Mama itu selalu bener ya, kalau aku sabar maka akan banyak rejekinya. Mulai sekarang aku mau sabar."

Tidak ada komentar: