Halaman

Selasa, 24 Februari 2009

CALON INDEPENDEN

Pulang dari ngedrop pacar n berlianku, wuiiiih........... crowditnya poll! Mesti hati-hati banget nyetirnya. Belum lagi spanduk dan berbagai foto yang makin nggak karuan di mana-mana. Pemilu makin dekat.

Keputusan MK atas calon Presiden independen sudah keluar. He he he.......... kayak hasil ujian aja ya, sudah KELUAR!! Yeee.......... tentu saja para calon independen dan pendukungnua kesel, sebel, kecewa.

Aku?? Bingung! Pegangan........... pegangan.............. ha ha ha.............

Iya tuh, iklim politik yang berubah-ubah nggak jelas ke mana, sistem yang gonta ganti, walaaah........... mbuh deh. Aku memang nggak gitu ngikuti ilmu politik. Eee.......sedikit sih, belum kali ya? Masih sibuk sama ilmu-ilmu lain yang aku perlukan untuk tumbuh kembang berlian indahku. Xi....xi..........xi.............. padahal, berlian sulungku tuh sudah tanya tentang platform calon Presiden saat kelas empat SD. Dan............. dia sudah membuat platformnya saat itu juga jika dia mencalonkan diri jadi Presiden. Hebat kan!!!

Nah, sebagai rakyat yang baik, rasanya aku perlu menyampaikan uneg-uneg ketidak mengertianku tentang politik ini. Mumpung sedang anget-angetnya nih!!! Masih HOT malah.

Gini nih. Setahuku sih, ada yang namanya TRIAS POLITICA adalah pembagian kekuasaan, wewenang, menjadi tiga; legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Kenapa harus begitu? Biar nggak terjadi semua itu ada di tangan satu orang, satu kelompok, satu kepentingan, sehingga akan berpotensi diselewengkan. Tul nggak ya? Secara, aku belajar ini hanya saat SD, SMP, SMA, lebih dari 20 tahun lalu di mata pelajaran PMP.

Nah.......... berarti, nggak boleh donk ketiga kekuasaan itu dipegang oleh satu orang atau satu kelompok yang mempunyai kepentingan yang sama. Trus, saat pemilu legislatif kan sudah terpilih tuh anggotanya yang terdiri dari anggota-anggota partai peserta pemilu yang memenuhi syarat jumlah suara. So, hampir semua partai politik mempunyai wakil di sana. Setahuku sih, meski dari partai politik yang berbeda, mereka akan menjadi satu kelompok kepentingan di DPR atau DPRD. Misalnya satu komisi.

He he he.......... silahkan saja sih mau protes kalau tetep berseberangan kepentingan meski satu komisi dan yakin tetap pegang prinsip. Nyatanya........ saat terjadi korupsi, gratifikasi, atau si si lainnya.......... kok semua anggota komisi kebagian ya meski dari partai yang berbeda? Kok terjadi "bagi-bagi" ya? So, bisa donk disimpulkan jika setelah terpilih menjadi anggota legislatif maka semua dalam satu kepentingan. Dari partai apapun dia.

Kalau gitu, seharusnya pemegang kekuasaan yudikatif dan eksekutifnya jangan lagi dari partai politik. Logis donk!! Kalau dari partai politik juga, dicalonkan oleh partai politik juga, apalagi dia anggota partai politik juga, kader pula, namanya percuma!! Jas bukak iket blangkon sama juga sami mawon. Dia nggak bakalan bisa independent sebagai pemegang kekuasaan eksekutif. Lha pastinya dia berbuat sesuai apa yang diusung, diyakini, dikendalikan oleh partainya donk. Ya nggak sih? Kayaknya iya deh!

Hmmm............ jadinya sih, menurutku calon independenlah yang seharusnya masuk bursa eksekutif mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati. Biar mereka bisa bener-bener independent, bener-bener saling mengawasi antar pemegang kekuasaan itu, tidak terjadi kolusi karena berasal dari kelompok yang mempunyai kesamaan kepentingan.

Kan bisa tuh dari profesional yang sudah terbukti kemampuan managerialnya, yang jujur, dedikasi tinggi, independen, nggak berpihak, dan amanah!

He he he............. awam banget ya analisaku? Tapi aku tuh rakyat lho, aku punya pendapat, yang bisa jadi juga merupakan pendapat banyak rakyat lain.

Intinya sih, rakyat maunya semua bekerja profesional, independen. Kapan ya semua independen beneran, bekerja untuk rakyat beneran, nggak cuma mau menangin partainya, bukan bekerja untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya saja, nggak ngumbar janji tanpa peduli sudah menepati atau belum setelah terpilih, yang tulus bekerja demi kemajuan bangsa dan negara??? Demi rakyat, demi masa depan bangsa? Mimpikah aku???

Tidak ada komentar: