Halaman

Jumat, 21 November 2008

HEII........SATU LAGI IBU YANG BERLIAN

Beberapa waktu lalu, aku mendengar radio tentang anak kecil cerebral palcy yang hebat, DEWA. Eee.....pagi ini dia ada di RCTI, di nuansa pagi.

Hmmm.....anak 5 tahun ini meski cacat otak, nggak banyak bisa beraktifitas (bergerak), nggak bisa bicara, tapi bisa nulis buku, puisi, bahasa Inggris, waah.........hebat ya. Pasti dia diasuh oleh seorang hebat pula. Ya, ibunya berhenti bekerja demi fokus mengasuhnya, mendidiknya, menyiapkan dia untuk menjadi generasi penerus yang hebat. So.............inspiring!

Tapi............kenapa ya menunggu punya anak seperti itu untuk melepaskan sesuatu yang nggak gitu penting (karir, uang) untuk sesuatu yang teramat sangat penting (menyiapkan generasi)? Apakah anak normal tidak memerlukan treatment yang fokus dari seorang Ibu hebat? Apakah anak normal cukup sebagai "sambilan", hanya cukup mendapat sisa-sisa pikiran, tenaga, dan waktu dari orangtuanya, terlebih Ibunya sebagai sekolah pertama dan selamanya? Apakah anak normal tidak berhak mendapat "pengorbanan" sebesar itu? Apakah anak normal hanya berhak diasuh pembantu, baby sitter, dan sejumlah fasilitas materialistis lain? Wow........poor them.

Seandainya setiap anak mendapat treatment yang fokus dari seorang Ibu hebat, Ibu berlian. Andai setiap keluarga mencari segala cara untuk perkembangan buah hatinya. Seandainya masyarakat menghargai yang namanya menyiapkan generasi. Seandainya Ibu yang fokus pada penyiapan generasi mendapat apresiasi yang jauuuh lebih besar dibanding Ibu yang hanya sekedar mencari uang dan karir. Seandainya Ibu yang cerdas, pintar, sekolah tinggi, tapi mau fokus pada pengasuhan anak mendapat berbagai fasilitas negara, beasiswa, dan berbagai pemberdayaan (intelektual). Apa yang akan terjadi? Keuntungan sebesar apa yang akan diraih negara ini?

Akselerasi kemajuan umat manusia pastinya akan sangat mencengangkan. Dunia pastinya akan aman, tenteram, damai. Tidak ada yang namanya "berkhalwat", pergaulan laki-laki dan perempuan yang tidak pantas. Tidak ada "persahabatan" berbahaya karena akan menjerumuskan ke hubungan maksiat. Tidak ada "curhat" terlarang antara laki-laki perempuan dengan dalih rekan sekerja. Tidak ada kedekatan haram dengan dalih diskusi masalah kerjaan, namun akhirnya berbicara yang sangat nggak penting. Tidak ada "pelacur" berkedok wanita karir yang mencari jabatan dan uang dengan cara-cara haram. Tidak ada suami yang selingkuh, dengan dalih rapat, dinas luar, menolong teman sekerja yang pulang larut, makan siang, buka puasa bersama, perayaan kenaikan pangkat, dll alasan yang sebenarnya hanya alasan setan. Alhamdulillah, pacarku tercinta bukan type laki-laki jahat seperti itu. He he he

Banyak rumah tangga lebih bahagia karena suami yang fokus mencari nafkah dengan penuh cinta pada keluarga. Istri yang bahagia karena suami yang hebat, setia, dan penuh cinta, akan mendidik anak dengan hebat pula. Masyarakat yang "sehat" karena terbentuk dari banyak rumah tangga bahagia.

Sehingga.........akan terbentuk generasi hebat, hasil dari asuhan keluarga hebat pula. Akan hadir "berlian-berlian" penerus generasi yang hebat, yang akan membawa keberkahan dunia akhirat.

So........jangan nunggu punya anak "cacat" ya, untuk memberikan kualitas terbaik kita, untuk memilih dan membuat prioritas yang benar, untuk menjadi orangtua yang BERLIAN, sehingga akan mencetak generasi yang BERLIAN juga!

Tidak ada komentar: