Halaman

Kamis, 12 Maret 2009

PRINCESS SANG PENIRU ULUNG

He he he............ Princess lagi.......... Princess lagi! Sorry! Lha di rumahku yang sedang banyak "in action", yang sedang terlihat pesat sekali perkembangannya, yang sedang banyak maunya, ngomongnya, dan tingkahnya so pasti adalah Princess! Hmmmmmmmm......... makanya dialah yang sedang jadi buah bibir kami sekeluarga. Mas Masnya pun sedang hobby banget membicarakan dan mengamati tingkah polah Princess kami.

Ya, sebenarnya setiap anak kecil, batita, seperti juga Princessku ini pastinya suka meniru. Ini tergantung bagaimana kita orang dewasa di sekitarnya, terutama Ibunya..... dan ayahnya (ntar ngiri gak disebut) mengkondisikannya. Jika anak terbiasa diberi kebebasan berekspresi, tentunya dia akan sangaaaat peniru!

Secara, banyak juga orangtua disadari atau tidak sudah mematikan ekspresi anak sejak masih sangat dini. Segala tingkah laku anak dibatasi, dikekang, dipagari, harus sesuai kemauan orangtuanya. Hmm....... just like robot.

"TIDAK BOLEH"
"JANGAN"
"AWAS"

Adalah kata-kata yang sering disampaikan kepada anak yang baru mulai mengeksplore sekitarnya, yang membuat anak takut bergerak, mencoba, dan berekspresi. Naaah..... anak jadinya nggak berani ngapa-ngapain. Takut salah, takut jatuh, takut ini, takut itu, jadinya nggak pinter pinter. Eee...... tapi juga jangan apa-apa boleh ya! Ha ha ha......... Permissivism itu haram. Ha ha ha......... kayak MUI aja pake haram-haraman, kok bikin pusing gitcu sih Dew!!

Naaah......... Princessku tuh peniru ulung! Makanya aku, Mamanya, mesti super duper aware akan tingkah laku dan bicaraku sendiri. Kapoook!!!! Nggak bisa sembarangan. Musti, kudu, harus, baik kalau nggak ingin Vania ikutan jadi jelek. Padahal, kalau nggak biasa baik kan suka reflek keluarnya jelek ya?! He he he......... makanya seperti yang pernah aku tulis, sebelum menjadi Ibu, menjadi orangtua, biasakan lakukan dan katakan hal-hal baik. So, yang keluar secara refleks pun akan baik.

Suatu hari, saat sedang asyik beraktifitas, tanpa aku sadari ternyata sedari tadi Princess cantik nguntit di belakangku, dan............ mengikuti segala tindak tandukku, gerak gerikku, langkah kaki, gerakan tangan, dan berbagai aktifitasku. Waduuuh......... pantesan kok dia sibuk banget tapi aku nggak bisa lihat. Ternyata dia selaluuu.......... di belakangku. Ha ha ha....... luttuuu be'eng deh!

Trus.......... pernah aku lihat dia tak........tok ......... tak.........tok....... pakai sepatuku yang berhak tinggi, jalan kesana kemari sambil senyam senyum mohon keikhlasanku sepatu dia pakai.

"Adek, boleh aja pakai sepatu Mama........ tapi hati-hati, jangan sampai jatuh. Kan kebesaran sepatunya. Rawan jatuh. OK?"

Begitu aku biasa menegurnya. Dia sih hanya mengangguk dan tersenyum sambil melanjutkan gayanya. Namun kadang dia lepas sepatuku dan berganti dengan jalan tanpa sepatu tetapi kaki jinjit, bertumpu pada jari kaki sementara tumit diangkat seolah mengenakan sepatu hak tinggi. Kali ini.......... jalannya lebih gaya karena lenih ringan....tanpa sepatu, lenggang lenggok bak peragawati! Walaaah....... padahal Mamanya kalau jalan gak kayak gitu. Xi....xi........xi............. niru siapa ya? Bingung mode ON. Jangan-jangan.......... aku juga pernah segenit kayak gitu??? Whaaaa......... malunyaaa.......... ON....ON.......ON..........

Mondar mandir sambil memegang sesuatu di telinga dan seolah-olah ngobrol bertelepon dengan seseorang di ujung sana? Biasa tuh dia! Gaya bicaranya pun Ok banget lho! Berdebat, mengiyakan, menolak, sambil tak lupa tangan satunya bergerak-gerak menunjuk, menegaskan, mata ke atas, melotot, mengerling, hhhhhhh............. dasar lucuuuu!!!!!

Shalat di pagi hari namun bukan saat subuh? Dia akan mengatakan jika dia shalat Duha jika ditanya shalat apa. Padahal saat itu akunya nggak shalat lho!

Nyanyiin lagu "Tak Lelo Lelo Ledhung" supaya bonekanya mau bobok, sambil dipeluk sayang. He he he............ padahal seringnya sih dia ketekin karena boneka yang
digendong kebesaran dibanding tubuh mungil Vaniaku.

Lagi........... dia sibuk menekuni kertas yang dia tumpuk-tumpuk, lalu satu persatu kertas dicoret dan dipindah ke sampingnya. Begitu sampai seluruh tumpukan berpindah ke sebelahnya. Heranku, dia hanya mencoret sekedarnya sebelum memindahkan kertas-kertas tersebut. Bukan mencorat coret seperti biasa. Penasaran nggak sih aku, coba?

"Adek........ kok nulisnya cuma sedikit di tiap kertasnya? Kan masih banyak kosong?"
"Iya Mamaaa.......... Adek cuma tanda tangan kok. Kayak Mama di kantor."
"Haaaaaa.............?????!!!!"

Ha ha ha............. rupanya dia menirukan aku jika harus tandatangan di beberapa dokumen sekaligus, yang biasanya memang aku borong sekalian aja!

Kadang dia juga berdiskusi seolah sedang "meeting" dan memperlakukan Mas Rafi or boneka-bonekanya sebagai partner diskusi. Coba saja simak kalimat-kalimat yang meluncur dari bibir cantik nan mungil itu saat "meeting".

"Lalu........ bagaimana menurut Anda?'
"Waaah............... masa sih begitu? Nggak bisa donk!"
"Ok saya setuju, tapi............ bla....bla........bla.........."
"Pendapat Ibu itu bagus, bisa ............."
Kalau diajak ngomong; "Ssssttt........... jangan ganggu Adek dulu ya, lagi meeting! Sabar ya Mamaaa........."

Lalu........... jika masuk suatu ruangan dan melihat ada yang berantakan......... dia akan teriak sambil berkacak pinggang, dan sambil merapikan.

"Allahumma............. ini kok berantakan amat? Masya Allah............ Ck..ck....ck......"

Huaaa..........ha........ ha........... lucuuuu banget tangan kecil berkacak pinggang di pinggang ndut. Geleng-geleng kepalanya lucu juga.

So, kalau anak berkata, berbuat, bertingkah yang tidak kita sukai............ cobalah bercermin dulu!!!

Mau anak jujur? Bapak Ibunya jujur atau tukang bohong?
Mau anak pulang tepat waktu, Bapak Ibunya????
Mau anak rajin ibadah, Bapak Ibunya bagaimana ibadahnya?
Mau anak santun, Bapak Ibunya suka melontarkan sumpah serapah nggak?
Yang anaknya ABG, nggak pengen anak merokok? He he he.......... Bapak Ibunya merokok tidak?
Mau anak pergaulannya baik, bagaimanakah pergaulan Bapak Ibunya?

Bapak Ibu bisa berkelit mengatakan; "Hallaaah........... kan anakku nggak lihat ini."
Bagaimana kalau anak juga akan bilang; "Hallaaah......... Mama Papaku nggak lihat ini."

Mestinya sih jika SETIAP orangtua menyadari itu, lalu melakukan segala sesuatunya yang terbaik, negara ini akan sangaaat maju, aman, tenteram, makmur, jaya, nggak perlu ada KPK karena nggak akan ada korupsi.

Yuk, kita benahi negara dari membenahi keluarga masing2.

Tidak ada komentar: