Halaman

Rabu, 04 Maret 2009

HUKUMAN UNTUK BERLIANKU

Hmmm........... kemarin aku cerita tentang hukuman bagi Princess yang masih ungil, 2 tahun 2 bulan. Yaa.......... sama aja sih dulu Mas-Masnya juga gitu sewaktu masih kecil. Baik mendapat reward, salah dihukum.

Tapi...............
Setelah masuk usia sekolah (TK), yah.......... sekitar 5 tahunan lah. Mereka karena memang sudah terbiasa kami ajak ngobrol, diskusi, dan berbicara, maka mereka sudah tidak mau lagi dihukum ala bayi............ di "naughty spot". Mereka pikir itu terlalu childish, nggak mutu, pasif, buang-buang waktu percuma, kurang produktif, bla.......bla...........bla..........

Ha ha ha........... memang sok banget berlianku itu. Malahan lebih rame menggugat caraku menghukum mereka daripada aku yang akan memberi sangsi atas kesalahan mereka. Anak siapa sih??? Niru siapa ya? He he he..............

Ok, sebagai pemegang tampuk kepemimpinan.......... cieee........... maka aku berusaha mendengar pendapat mereka yang kayaknya boleh juga.

Akhirnya kamipun diskusi, membicarakan apa kesalahan mereka, menyamakan persepsi......... secara, setelah makin tambah usia mereka pun makin susah menerima pendapat Mama Papanya. Nggak mau dianggap salah begitu saja tanpa penjelasan dan tanpa mereka menggunakan hak jawabnya terlebih dulu. So, salah menurutku belum tentu mereka setuju. Lalu baru kami mencari kesepakatan akan hukuman yang akan dikenakan. Alamaaak......repot juga punya anak-anak cerdas kan?! Makanya Ibunya mesti pinter.

Hallah............ hukumannya pun mereka nawar, nego, nggak asal terima! Piye to iki??? Repot.......pot...........pot deh!

Biasanya sih, mereka akan merelakan kenikmatan mereka diambil. Misalnya nggak boleh main game di waktu seharusnya diijinin. Yah......... sekian hari main, gitu! Ha ha ha.......... kayak pegawai juga lho, ada hari main yang perlakuannya mirip hari kerja. Atau........... nggak boleh beli buku padahal yang lain beli. He he he........... berlianku maniak baca buku. So, nggak boleh beli buku........ alamat mereka akan bolak balik baca buku yang sudah ada. Herannya.......... kok masih mau juga baca buku lama............."Daripada nggak baca buku, Ma!" Kata mereka.

Bisa juga kami membuat kesepakatan berupa tugas tambahan seperti menterjemahkan buku berbahasa Inggris, nyuci piring, ngepel, dll. Ha ha ha............. hukuman yang ini sih biasanya sekalian mumpung Mamanya ada kerjaan atau Mamanya nggak punya asisten. Ssssssst......... jangan bilang KomNas perlindungan Anak ya! Aku mempekerjakan anak sendiri. He he he............ jangan jangan Komnas perlindungan anak malah niru kalau baca ini. Sombong mode ON!!!

Hm........... memang cukup produktif kan? Sesuai usulan mereka, complain mereka, dan kesepakatan.

So, hukuman pun tetap melihat minat mereka, memperkaya mereka, mematangkan mereka............... menguntungkan Mamanya.

Ha ha ha..........................

Eh, ngomong-ngomong............ sekarang yang SMA dan SMP sejak kelas 1 sudah dicalonkan oleh kakak2 kelasnya untuk jadi ketua OSIS lho! Apa karena waktu kecil biasa diskusi tentang hukuman sama aku ya?

Tidak ada komentar: